Bursa Asia Dibuka Cerah, Nikkei 225 Melonjak 5%

1 month ago 37

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik dibuka lebih tinggi pada perdagangan Selasa ini, bangkit dari kerugian sesi sebelumnya setelah kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump dan ancaman pungutan yang lebih tinggi terhadap China.

Mengutip CNBC, Selasa (8/4/2025), Indeks saham S&P/ASX 200 Australia naik 0,18% pada pembukaan perdagangan.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 5,34% sementara Topix naik 5,53%.

Kospi Korea Selatan naik 2,26% sementara Kosdaq berkapitalisasi kecil naik 2,35%.

Indeks berjangka Hang Seng Hong Kong berada di 19.653, lebih lemah dari penutupan terakhir HSI di 19.828,3.

Fokus pelaku pasar saham akan tertuju pada saham Tiongkok setelah Presiden AS Donald Trump pada hari Senin mengancam tarif tambahan 50% pada Tiongkok jika Beijing tidak mencabut bea masuknya atas impor AS.

Pasar saham Hong Kong memimpin kerugian di kawasan tersebut pada hari Senin, anjlok lebih dari 13% untuk mencatat penurunan satu hari tertajam sejak 1997.

Donald Trump tetap berpegang pada strategi tarif globalnya yang agresif selama akhir pekan, dengan tarif unilateral awal sebesar 10% mulai berlaku pada hari Sabtu.

Wall Street telah berharap adanya tanda-tanda kemajuan dalam negosiasi antara AS dan negara-negara lain, dengan tarif timbal balik yang akan dimulai pada tanggal 9 April 2025.

"Saham Asia mengalami kekalahan terburuk dalam beberapa tahun, jatuh ke posisi terendah salam beberapa tahun dalam satu hari yang ditandai oleh kepanikan dan ketidakpastian," kata analis perusahaan data dan analitik GlobalData Murthy Grandhi.

"Ketakutan perang dagang yang baru telah menyalakan kembali kekhawatiran akan perlambatan ekonomi global, menghancurkan kepercayaan investor yang sudah rapuh," katanya.

Jalan ke depan bergantung pada kejelasan kebijakan dan keterlibatan diplomatik.

Hari Ketiga Tarif Trump, Indeks Saham Dow Jones Anjlok Lebih dari 300 Poin

Indeks utama bursa saham Amerika Serikat (AS) Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun untuk hari ketiga menyusul penerapan tarif Presiden AS Donald Trump. Bahkan, Donald Trump mengancam tarif yang lebih tinggi terhadap China pada hari Senin setelah negara tersebut menerapkan tarif balasan ke AS.

Dalam sesi perdagangan yang sangat liar di hari Senin karena para pelaku pasar mencoba berspekulasi kapan pasar akan mencapai titik terendah dari kekacauan tarif Trump, Dow Jones mencatatkan perubahan poin intraday terbesar yang pernah tercatat.

Volume perdagangan juga mencapai level tertingginya dalam setidaknya 18 tahun, dengan pasar memperdagangkan sekitar 29 miliar saham. Itu melampaui volume hari Jumat sebesar 26,77 miliar saham, serta volume rata-rata 10 hari sebesar 16,94 miliar saham.

Mengutip CNBC, Selasa (8/4/2025), Dow Jones Industrial Average turun 349,26 poin atau 0,91% dan ditutup pada 37.965,60. Rata-rata harga 30 saham telah turun lebih dari 1.700 poin selama sesi Senin terendahnya. Kemudian, indeks berayun 2.595 poin dari posisi terendah ke tertinggi, dalam pembalikan rekor.

Indeks S&P 500 turun 0,23% dan ditutup pada 5.062,25. Indeks ini sempat memasuki wilayah pasar bearish selama sesi perdagangan Senin tetapi terakhir turun hampir 18% dari posisi tertingginya baru-baru ini.

Nasdaq Composite naik tipis 0,10% hingga ditutup pada 15.603,26. Investor masuk untuk membeli beberapa saham teknologi berkapitalisasi besar seperti Nvidia dan Palantir. Pada posisi terendahnya dalam sesi tersebut, indeks yang sarat teknologi ini turun lebih dari 5%.

Spekulasi

Bursa saham AS mengalami reli jangka pendek pada satu titik yang membawa Dow Industrials ke wilayah positif. Spekulasi tentang semacam jeda tarif beredar di media sosial, yang berkontribusi pada lonjakan tersebut.

Namun, Gedung Putih mengatakan kepada CNBC bahwa setiap pembicaraan tentang jeda 90 hari adalah "berita palsu" dan INdeks utama Wall Street kembali merosot.

S&P 500 telah kehilangan lebih dari 10% dalam tiga sesi perdagangan terakhir dalam rentang terburuknya sejak merebaknya Covid pada tahun 2020.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |