BNI Kantongi Restu Pemegang Saham untuk Buyback

6 days ago 15

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI mendapatkan restu pemegang saham untuk gelar pembelian kembali (buyback) saham yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah maksimal Rp 1,5 triliun.

Hal itu telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung di Menara BNI, Rabu (26/3/2205) seperti dikutip dari Antara.

Selain itu, RUPST BNI juga menyetujui pengalihan saham hasil pembelian kembali yang disimpan sebagai saham treasuri (treasury stock) untuk pelaksanaan program Kepemilikan Saham Pegawai dan/atau Direksi dan Dewan Komisaris yang memenuhi syarat dan/atau pengalihan lain yang sesuai dengan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan perundang-undangan.

RUPST BNI semula dijadwalkan pada 13 Maret 2025, tapi bergeser menjadi 26 Maret 2025. Perubahan jadwal itu selaras dengan bank-bank lain yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggeser jadwal RUPST dari 11 Maret menjadi 24 Maret 2025, Bank Mandiri dari 12 Maret menjadi 25 Maret 2025, dan Bank Tabungan Negara (BTN) dari 14 Maret menjadi 26 Maret 2025.

Penyesuaian ini dilakukan guna memastikan seluruh kebijakan yang diambil sesuai dengan regulasi terbaru dan memberikan waktu yang cukup bagi masing-masing perseroan untuk mempersiapkan agenda rapat dengan lebih matang.

Terkait buyback, BBRI menyetujui rencana untuk melakukan buyback saham dengan jumlah sebesar-besarnya Rp3 triliun, sebagaimana Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Senin, 24 Maret 2025.

Sedangkan BMRI menyetujui rencana untuk melakukan buyback saham dengan jumlah sebesar-besarnya Rp 1,17 triliun, sebagaimana RUPST pada Selasa, 25 Maret 2025.

Promosi 1

Tebar Dividen

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau disebut BNI memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 13,95 triliun untuk tahun buku 2024. Kesepakatan pembagian dividen itu telah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu (26/3/2025).

Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham itu 65 persen dari laba bersih 2024. Perseroan mencatat laba bersih konsolidasi Perseroan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk untuk tahun buku 2024 sebesar Rp 21,46 triliun. Demikian mengutip dari Antara, Rabu pekan ini.

Seiring keputusan pembagian dividen itu, setiap pemegang saham akan menerima dividen sebesar Rp 374,06 per saham. Dari total dividen itu, pemegang saham mayoritas akan menerima sebesar Rp 8,37 triliun yang akan dibayarkan ke rekening yang ditunjuk oleh Menteri BUMN.

Selain itu, sisa sebesar 35 persen dari laba bersih atau sejumlah Rp 7,51 triliun dipakai sebagai saldo laba ditahan untuk memperkuat permodalan perusahaan dan mendukung ekspansi bisnis ke depan.

BNI Cetak Laba Rp 21,5 Triliun pada 2024

Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau disebut BNI berhasil menutup 2024 dengan fundamental yang kuat. BNI mencatat laba Rp 21,5 triliun lebih tinggi dibandingkan perolehan pada tahun sebelumnya sebesar Rp 20,9 triliun. 

Pertumbuhan ini didorong oleh transformasi digital yang berhasil meningkatkan tabungan sebesar 11 persen secara tahunan (Year-on-Year/YoY), dari Rp 232 triliun pada 2023 menjadi Rp 258 triliun pada tahun 2024.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, kemampuan BNI dalam menjaga pertumbuhan tabungan di tengah tantangan likuiditas mencerminkan daya saing perusahaan yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi, baik domestik maupun global.

"Pencapaian yang kami raih pada 2024 menjadi momentum penting untuk menghadapi masa depan. Kami optimis bahwa dengan terus berinovasi dan fokus pada kebutuhan nasabah, BNI akan mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Royke dalam konferensi pers, Rabu (22/1/2025). 

Pencapaian kinerja BNI pada 2024 juga didukung oleh keberhasilan transformasi digital melalui peluncuran aplikasi mobile banking terbaru yaitu wondr by BNI untuk segmen retail dan BNIdirect untuk segmen bisnis dan korporasi. Kedua inovasi digital ini menjadi bagian dari inisiatif strategis Perseroan dalam mendorong peningkatan CASA transaksional terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). 

Pertumbuhan DPK

Total DPK BNI hingga akhir Desember 2024 mencapai Rp 805,5 triliun, dimana terdapat pertumbuhan nilai tabungan hampir dua kali lipat pada semester kedua setelah diluncurkan wondr by BNI.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini mengungkapkan, kinerja intermediasi BNI tumbuh positif dan seimbang, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. 

Kredit tumbuh 11,6 persen YoY menjadi Rp 775,87 triliun dari Rp 695,09 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pertumbuhan kredit ini didukung oleh segmen korporasi yang naik 17,6 persen dan konsumer yang meningkat 14,5 persen. 

“Perusahaan Anak juga mencatatkan pertumbuhan kredit signifikan sebesar 79,7 persen YoY dengan profitabilitas tetap terjaga,” ujar Novita.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |