Bank Mandiri Sebut Opsi Pembagian Dividen Interim Masih Terbuka

1 month ago 30

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memaparkan sejumlah pertimbangan dalam menentukan kebijakan pembagian dividen.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri, Novita Widya Anggraini menegaskan, keputusan pembagian dividen dilakukan dengan memperhatikan berbagai aspek, mulai dari kecukupan modal hingga aspirasi pemegang saham.

"Pada saat kami menentukan jumlah  dividend payout ratio, tentunya kami melakukan berbagai macam pertimbangan, yang pertama, pertimbangan pertama adalah bagaimana kecukupan modal atau kesehatan permodalan Bank Mandiri itu sendiri. Kemudian kami juga pertimbangkan bagaimana ekspansi bisnis ke depan, bagaimana rencana Bank Mandiri ke depan untuk tetap terus tumbuh secara sehat,” kata Novita dalam konferensi pers, Jumat (19/9/2025).

Terkait dengan rencana pembagian dividen interim, Novita menuturkan opsi untuk membagikan dividen interim selalu terbuka. Namun, hingga saat ini belum ada rencana spesifik mengenai hal tersebut. Jika di kemudian hari Bank Mandiri memiliki rencana terkait dividen interim, perusahaan akan menyampaikan secara terbuka.

"Rencana ataupun opsi itu tentunya opsi untuk membagikan dividen interim itu pasti akan selalu terbuka untuk Bank Mandiri. Jadi opsinya ada namun sampai dengan saat ini kami masih belum ada rencana spesifik terkait itu,” ucapnya.

Hal Ini Jadi Pertimbangan

Ia menegaskan, apabila rencana dividen interim sudah ada, Bank Mandiri akan menyampaikannya sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan yang baik.

Novita menjelaskan, selain modal dan ekspansi bisnis, kondisi likuiditas perusahaan dan aspirasi pemegang saham juga menjadi indikator penting. Dia menilai, aspirasi pemegang saham sejalan dengan tujuan Bank Mandiri untuk memberikan hasil optimal bagi para pemegang saham.

"Terkait dengan aspirasi pemegang saham ini, tentunya kami juga sejalan dengan aspirasi pemegang saham bahwa tujuan kami dalam membagikan dividen atau dividen payout policy itu adalah tetap memberikan hasil yang optimal tentunya bagi para shareholder Bank Mandiri,” jelasnya.

Ekspansi Bisnis

Novita menuturkan kombinasi dari pertimbangan-pertimbangan tersebut antara kesehatan ataupun kebutuhan permodalan, kemudian kemungkinan ekspansi bisnis termasuk juga aspirasi dari pemegang saham untuk memberikan imbal hasil yang optimal menghasilkan rencana dividend payout ratio yang secara jangka panjang kami jaga di kisaran 60%.

Novita menambahkan, kebijakan ini masih bergantung pada keputusan rapat umum pemegang saham (RUPS). Usulan maupun rencana mengenai jumlah dividend payout ratio akan mengikuti hasil RUPS yang akan datang.

Ia menegaskan Bank Mandiri akan terus menjaga kebijakan tersebut dan mengkomunikasikan hasilnya jika keputusan telah mendekati final.

Bank Mandiri Cetak Laba Rp 24,4 Triliun pada Semester I 2025

Sebelumnya, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih konsolidasian sebesar Rp 24,45 triliun pada semester I 2025, atau turun 7,5% dibandingkan Rp 26,55 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. 

Bank Mandiri secara konsolidasi berhasil membukukan total aset senilai Rp 2.514,68 triliun, naik 11,4% year on year (yoy) pada kuartal II 202.

Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Novita Widya Anggraini menjelaskan hal ini ditopang oleh penyaluran kredit konsolidasi Bank Mandiri yang mencapai Rp 1.701 triliun, meningkat 11% yoy. Pertumbuhan ini, melampaui rata-rata industri perbankan sebesar 7,03% yoy pada periode Juni 2025 berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Pertumbuhan Kredit

“Pertumbuhan kredit yang kami capai menunjukkan peran aktif Bank Mandiri dalam mendukung pembiayaan produktif di berbagai sektor strategis. Akselerasi kredit difokuskan untuk memperkuat kinerja ekonomi nasional sekaligus memberikan manfaat bagi masyarakat luas. Oleh sebab itu, kami akan terus menjaga pertumbuhan kredit Bank Mandiri di atas rata-rata industri,” ujar Novita dalam keterangan resmi, Jumat (19/9/2025).

Novita menambahkan, pertumbuhan tersebut pun, merata di seluruh wilayah Indonesia. Penyaluran kredit Bank Mandiri menjangkau beberapa sektor prospektif antara lain, sektor konstruksi, infrastruktur, perdagangan, energi, makanan dan minuman, serta industri padat karya. Hal ini lanjut Novita menegaskan bahwa upaya Bank Mandiri dalam menghadirkan akses pembiayaan yang relevan sesuai potensi ekonomi daerah.

“Sinergi dengan pelaku usaha di berbagai sektor berhasil membawa pertumbuhan kredit berjalan lebih inklusif. Ekosistem sektor produktif yang berorientasikan ekspor memperkuat pembiayaan pada segmen bisnis industri dan menjadi landasan bagi UMKM serta ritel untuk terus berkembang,” jelas Novita.

Pertumbuhan Kredit Mikro

Lewat optimalisasi sinergi tersebut, segmen UMKM turut mencatatkan peningkatan signifikan dengan pertumbuhan kredit mikro produktif sebesar 12,6% secara tahunan pada akhir Kuartal II 2025. Realisasi tersebut, memperkuat peran bank berkode emiten BMRI ini, dalam mengoptimalkan ekonomi kerakyatan serta mendorong penciptaan lapangan kerja di berbagai daerah.

Kinerja keuangan Bank Mandiri tetap diiringi dengan prinsip kehati-hatian. Rasio kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL) Gross Bank Mandiri terjaga di level 1,08% secara bank only, lebih baik dibandingkan rata-rata industri sebesar 2,22% bila merujuk data OJK di periode Juni 2025.

Selain itu, rasio pencadangan atau NPL Coverage Ratio Bank Mandiri mencapai 273%, mencerminkan ketahanan finansial yang solid dalam mengantisipasi risiko.

“Komitmen kami adalah memastikan pertumbuhan kredit yang sehat dengan manajemen risiko yang disiplin. Dengan cara ini, profitabilitas dapat terjaga secara konsisten,” tegas Novita.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |