Ayah Tiri di Sukabumi Cabuli Anak, Direkam Lalu Dikirim ke Istri yang Kerja di Luar Negeri

Liputan6.com, Jakarta Seorang pria berinisial DI alias MD (44) ditangkap Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota atas dugaan tindak pidana kekerasan dan pencabulan terhadap anak di bawah umur. Korban ternyata anak tirinya sendiri.

Pelaku, warga Cisaat, Sukabumi, diamankan pada Minggu 23 November 2025. Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan ayah kandung korban pada hari yang sama.  

"Unit PPA Sat Reskrim Polres Sukabumi Kota telah mengamankan terduga pelaku tindak pidana kekerasan terhadap anak di bawah umur dan atau perbuatan cabul terhadap anak di bawah umur," ujar A Kapolres Sukabumi Kota, AKBP Rita Suwadi, Kamis (27/11/2025).  

Polisi juga melakukan penyelidikan terhadap video pengancaman korban menggunakan senjata tajam jenis samurai yang sempat viral di media sosial. Untuk mempercepat penanganan kasus ini, Polres Sukabumi Kota juga bekerjasama dengan Dit Siber Polda Jabar, menyelidiki video tersebut.  

Berdasarkan pemeriksaan, kasus dugaan pencabulan terhadap korban anak perempuan usia usia 10 tahun terjadi pada Minggu, 9 November 2025, di wilayah Kecamatan Cisaat.  

“Pelaku melakukan pencabulan dengan cara merekam aksinya dan mengirimkan video tersebut kepada ibu kandung korban yang bekerja di luar negeri (Arab Saudi),” jelas AKBP Rita menerangkan modus bejat pelaku. 

Tujuannya untuk memeras dan meminta perhatian serta uang dari sang ibu. Pelaku juga tercatat pernah melakukan pengancaman terhadap korban menggunakan senjata tajam.

Polisi mengamankan barang bukti meliputi 1 unit telepon genggam, sebilah senjata tajam jenis Katana, dan 1 potong baju warna hijau. 

Saat diinterogasi Kapolres, tersangka MD mengakui perbuatannya dan mengungkapkan alasan ekonomi di baliknya.  

"Kadang ikut matel ada di jalan, sebulan pendapatan tidak tentu, kadang ada kadang nggak," ujar MD.

Dia juga mengakui bahwa ia dan kedua anaknya masih sering dibiayai oleh istrinya

"Kiriman dari istri? Kadang 800 ratus kadang 1,2 juta. Anak berdua, iya kadang dibiayai istri, anak dua, disekolahin dikasih makan,” tuturnya

Pelaku kini menjalani proses penyidikan dan dijerat dengan pasal berlapis, termasuk Pasal 76C Jo. Pasal 80 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak: Ancaman pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 72.000.000.

Kemudian Pasal 82 Ayat (1) dan Ayat (2) UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak: Ancaman pidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 15 tahun dan denda paling banyak Rp. 5.000.000.000. Pidana ini ditambah 1/3 karena dilakukan oleh orang tua/wali.

Pasal 14 UU TPKS Nomor 12 Tahun 2022: Pidana karena melakukan kekerasan berbasis elektronik, ancaman penjara paling lama 4 tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 200.000.000.