Liputan6.com, Gorontalo - Bulan suci Ramadan, harga kebutuhan pokok di Kabupaten Bone Bolango mengalami lonjakan signifikan. Permintaan yang meningkat tidak sebanding dengan pasokan yang tersedia, menyebabkan harga sejumlah komoditas utama, termasuk cabai rawit, melonjak tajam.
Pantauan Liputan6.com di pasar tradisional Bone Bolango menunjukkan bahwa harga cabai rawit terus melejit sejak tiga hari sebelum Ramadan.
Salah seorang pedagang, Ahmad, mengungkapkan bahwa harga cabai awalnya berada di kisaran Rp70 ribu per kilogram, kemudian naik menjadi Rp85 ribu, dan kini telah mencapai Rp100 ribu per kilogram.
“Setiap Ramadan harga cabai pasti naik. Bagi masyarakat Gorontalo, masakan tanpa cabai terasa kurang nikmat,” ujar Ahmad, pedagang di pasar Bone Bolango, Senin (03/03/2025).
Senada dengan itu, Ajar Pakaya, seorang petani cabai di Gorontalo, membenarkan bahwa harga cabai dari petani kepada pedagang berkisar Rp85 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram. Para pedagang kemudian menjualnya dengan harga yang lebih tinggi di pasar.
“Kami menjual cabai ke pedagang seharga Rp85 ribu sampai Rp90 ribu per kilogram, tergantung pada hubungan langganan,” kata Ajar.
Kenaikan harga ini berdampak langsung pada ibu rumah tangga yang harus menyiasati pengeluaran harian mereka. Salah seorang warga, Suwarni, mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa membeli cabai dalam jumlah yang lebih sedikit untuk menyesuaikan anggaran rumah tangga.
“Terpaksa beli lebih sedikit, yang penting tetap ada untuk kebutuhan sehari-hari,” ujarnya saat ditemui di pasar tradisional Bone Bolango.
Langkah Pengendalian
Menghadapi lonjakan harga ini, Pemerintah Kabupaten Bone Bolango secara intensif melakukan pemantauan harga bahan pokok guna mengantisipasi dampak lebih luas terhadap masyarakat.
Kepala Bagian Perekonomian dan Sumber Daya Alam Setda Bone Bolango, Ichsan Budiman Wantogia, menyatakan bahwa harga cabai rawit telah mengalami kenaikan dari Rp45 ribu menjadi Rp90 ribu per kilogram. Tren kenaikan serupa juga terjadi pada komoditas lain seperti bawang merah, tomat, dan daging ayam.
“Daging ayam yang sebelumnya dijual Rp17 ribu per kilogram kini naik menjadi Rp27 ribu. Sementara itu, harga per ekor yang sebelumnya Rp50 ribu kini menjadi Rp60 ribu. Kenaikan ini didorong oleh meningkatnya permintaan menjelang Ramadan,” kata Ichsan.
Untuk mengendalikan lonjakan harga, Pemerintah Kabupaten Bone Bolango tengah merancang langkah intervensi meskipun dihadapkan pada keterbatasan anggaran akibat kebijakan efisiensi.
Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Bone Bolango, Amir Hamzah Hadju, menegaskan bahwa kenaikan harga bahan pokok dapat berkontribusi pada inflasi daerah. Namun, pemerintah berkomitmen untuk menjaga stabilitas harga agar tidak memberatkan masyarakat.
“Kondisi ini kerap terjadi saat Ramadan dan berpotensi mendorong inflasi. Namun, kami akan mengambil langkah strategis untuk mengendalikan harga dan memastikan masyarakat tetap mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang wajar,” ujar Amir.
Pemerintah juga mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak melakukan panic buying. Pengawasan ketat akan dilakukan untuk memastikan tidak ada spekulan yang memanfaatkan situasi ini.
“Kami akan terus melakukan pemantauan guna mencegah adanya permainan harga oleh spekulan. Pemerintah hadir untuk menjaga stabilitas harga dan memastikan masyarakat mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga yang terjangkau,” tutup Amir.
Menjelang natal dan tahun baru, harga sejumlah bahan pokok seperti cabai rawit melonjak naik hingga 100 persen. Walaupun terjadi kenaikan harga, Wakil Menteri Perdagangan memastikan seluruh harga bahan pokok akan tetap stabil dan pasokannya mencukupi...