Apexindo Kontrak dari PHM Senilai Rp 1,95 Triliun

4 hours ago 3

Liputan6.com, Jakarta - PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX), emiten di bidang pertambangan termasuk minyak, gas dan panas bumi telah mendapatkan kontrak dari PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) untu pekerjaan pengeboran laut di wilayah Delta Mahakam, Kalimantan Timur.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Selasa (18/3/2025), PT Apexindo Pratama Duta Tbk mendapatkan nilai kontrak yang disepakati sebesar USD 119,7 juta atau setara Rp 1,95 triliun (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.373). Durasi pekerjaan itu selama 3,5 tahun.

Direktur PT Apexindo Pratama Duta Tbk, Mahar Atanta Sembiri menuturkan,  perolehan kontrak baru berdampak positif terhadap tingkat utilisasi rig dan pendapatan operasional.

Adapun pada penutupan perdagangan saham Senin, 17 Maret 2025, saham APEX menguat 1 persen ke posisi Rp 101 per saham. Saham APEX dibuka stagnan di posisi Rp 100 per saham. Harga saham APEX berada di level tertinggi Rp 111 dan terendah Rp 99 per saham. Total frekuensi perdagangan 416 kali dengan volume perdagangan 25.764 saham. Nilai transaksi Rp 269,3 juta.

Penutupan IHSG

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona merah pada perdagangan Senin, 17 Maret 2025. Koreksi IHSG terjadi di tengah sektor saham teknologi pimpin koreksi.

Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,67 persen ke posisi 6.471,94. Indeks LQ45 bertambah 0,33 persen ke posisi 729,34. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.557,41 dan level terendah 6.445,97. Sebanyak 308 saham menguat dan angkat IHSG. 279 saham melemah dan 219 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.084.278 kali dengan volume perdagangan 19,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.395.

Promosi 1

Apa Saja Sentimen IHSG

Mengutip Antara, dalam kajian tim riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, dari dalam negeri IHSG alami koreksi, seiring sentimen negatif dari aksi capital outflow.

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI) pada 10- 13 Maret 2025, investor asing tercatat jual neto sebesar Rp10,15 triliun, terdiri dari jual neto Rp1,92 triliun di pasar saham, Rp5,25 triliun di pasar Surat Berharga Negara (SBN), serta Rp2,97 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

“Dengan masih terjadinya capital outflow, tentunya mendorong premi risiko investasi di Indonesia juga meningkat, sehingga dikhawatirka akan berdampak terhadap ketahanan eksternal Indonesia di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan,” demikian seperti dikutip.

Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan posisi neraca perdagangan Indonesia Februari 2025 tercatat surplus sebesar 3,12 miliar dolar AS, yang dapat menopang ketahanan ekonomi dalam negeri dan menopang pertumbuhan perekonomian nasional yang berkelanjutan.

Bursa regional Asia bergerak menguat yang ditopang sikap pasar merespon langkah kebijakan stimulus China dan untuk sementara waktu tidak adanya kebijakan tarif baru dari Trump. Pelaku pasar beraksi positif setelah China menjanjikan langkah-langkah baru untuk meningkatkan konsumsi,

China meluncurkan rencana aksi khusus selama akhir pekan yang ditujukan untuk menghidupkan kembali konsumsi dan menstabilkan pasar saham dan real estat. Rencana itu mencakup langkah-langkah untuk meningkatkan pendapatan penduduk dan pengeluaran rumah tangga, serta meningkatkan angka kelahiran.

Pelaku pasar juga juga mendapatkan dorongan setelah rilis data ekonomi China yang kuat, dengan penjualan ritel China meningkat dan produksi industri melampaui perkiraan.

Apexindo Pratama Duta Private Placement Rp 191,3 Miliar Lewat Konversi OWK

Sebelumnya, PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) berencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Aksi tersebut dilakukan dalam rangka perbaikan posisi keuangan.

Rencana aksi korporasi Apexindo Pratama Duta ini telah mendapat restu pemegang saham lewat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perseroan yang diselenggarakan pada 29 Mei 2023.

Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), private placement dilakukan melalui mekanisme konversi Obligasi Wajib Konversi (OWK) Tranche 1 menjadi saham APEX. Jumlah OWK Tranche 1 sebesar USD 115 juta, senilai dengan Rp 1,64 triliun atau ekuivalen dengan 886.616.666 lembar saham setelah dikonversi.

Nilai nominal saham tambahan adalah Rp 500 per lembar saham. Jumlah saham tambahan yang akan dicatatkan adalah 103.623.569 lembar saham, dengan harga pelaksanaan Rp 1.846,63 per saham.

Rencananya, pelaksanaan PMTHMETD dijadwalkan pada 27 Maret 2024. Esoknya, pada 28 Maret 2024 akan dilakukan pencatatan PMTHMETD. Selanjutnya, pemberitahuan hasil pelaksanaan PMTHMETD dijadwalkan pada 2 April 2024.

Setelah pelaksanaan PMTHMETD, di mana perseroan akan menerbitkan saham tambahan dengan jumlah sebanyak 103.623.569 lembar saham, jumlah modal saham ditempatkan dan modal disetor perseroan akan meningkat dari 2.830.004.997 lembar saham, menjadi sebanyak 2.933.628.566 lembar saham.

PT Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX) saat ini menjalankan usaha pertambangan minyak, gas dan panas bumi baik di daratan maupun perairan laut dan lepas pantai. Termasuk penyemenan (cementing), penelitian (logging), pemboran (drilling), pembelian dan penjualan rig pemboran, menyewa dan menyewakan rig pemboran dan jasa-jasa terkait lainnya serta pertambangan umum seperti bidang batu bara, mineral dan lain sebagainya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |