Adira Umumkan Jadwal Pembagian Dividen, Harga Saham ADMF Melonjak

4 days ago 13
Situs Liputan Sekarang Jitu Non Stop

Liputan6.com, Jakarta - PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) mengumumkan jadwal pembagian dividen untuk tahun buku 2024. Seiring pengumuman tersebut, harga saham ADMF melonjak pada penutupan perdagangan Kamis, 27 Maret 2025.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (28/3/2025), PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk akan membagikan dividen Rp 703 miliar yang telah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 25 Maret 2025. Dividen yang dibagikan itu setara Rp 703 per saham.

Pembagian dividen 2024 ini mempertimbangkan laba bersih Perseroan sebesar Rp 1,4 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya senilai Rp 11,20 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 11,55 triliun.

Berikut jadwal pembagian dividen Adira:

  • Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 11 April 2025
  • Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 14 April 2025
  • Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 15 April 2025
  • Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 16 April 2025
  • Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 15 April 2025
  • Tanggal pembayaran dividen pada 25 April 2025

Pada penutupan perdagangan Kamis, 28 Maret 2025, harga saham ADMF melonjak 3,08 persen ke posisi Rp 9.200 per saham. Harga saham ADMF dibuka naik 75 poin ke posisi Rp 9.000 per saham. Saham ADMF berada di level tertinggi Rp 9.225 dan level terendah Rp 9.000. Total frekuensi perdagangan 186 kali dengan volume perdagangan 1.116 saham. Nilai transaksi Rp 1 miliar.

Promosi 1

Adira Finance Kantongi Pembiayaan Rp 27,8 Triliun hingga Kuartal III 2024

Sebelumnya, PT Adira Finance Tbk (ADMF) mengumumkan capaian kinerja untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2024.

Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan penurunan pembiayaan baru. Hal itu seiring industri otomotif yang sedang lesu. Penjualan ritel mobil baru menurun sebesar 12% yoy menjadi 657 ribu unit. Sementara itu, penjualan sepeda motor baru sedikit meningkat sebesar 5% yoy menjadi 4,7 juta unit.

"Adira Finance membukukan penurunan pada pembiayaan baru sebesar 9% yoy menjadi Rp 27,8 triliun per September 2024, terutama disebabkan oleh penurunan segmen otomotif seiring dengan kondisi industri otomotif yang saat ini sedang melesu," ungkap Direktur Utama Adira Finance, Dewa Made Susila dalam keterangannya, Kamis (31/10/2024).

Namun demikian, Perusahaan berhasil mencatat pertumbuhan positif pembiayaan baru di segmen non- otomotif, mencapai Rp 6,8 triliun, di mana pembiayaan multiguna berkontribusi terbesar dalam pembiayaan non- otomotif. Sementara, piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) tumbuh sebesar 7% yoy menjadi Rp 56,6 triliun.

Selain itu, Perusahaan mencatatkan pembiayaan baru di segmen syariah sebesar Rp 5,9 triliun atau mewakili 21% dari total pembiayaan baru.

Di sisi lain, sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi bersih di Indonesia, Adira Finance juga menyediakan pembiayaan untuk kendaraan listrik (EV), mencakup sepeda motor dan mobil. Pada per September 2024, Adira Finance mencatatkan penyaluran pembiayaan baru EV mencapai Rp 290 miliar.

Pendapatan Perseroan

Dari sisi keuangan, Perusahaan membukukan total pendapatan mencapai Rp 7,5 triliun, naik sebesar 9% jika dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara itu, total beban meningkat sebesar 18% yoy menjadi Rp 6,1 triliun pada per September 2024. Peningkatan pada beban disebabkan naiknya biaya pendanaan dan biaya kredit.

"Dengan demikian, laba bersih Perusahaan setelah pajak dicatatkan sebesar Rp 1,1 triliun atau mengalami penurunan sebesar 17% yoy. Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) Perusahaan masing-masing tercatat menjadi sebesar 5,7% dan 13,5%.” kata Direktur Keuangan Adira Finance, Sylvanus Gani Mendrofa.

Dari sisi pendanaan, Perusahaan terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan baik melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan Perusahaan induknya, Bank Danamon, dan memperoleh pinjaman eksternal dari bank (baik bank dalam negeri maupun luar negeri) dan pasar modal (obligasi lokal dan sukuk mudharabah). Per posisi September 2024, Pembiayaan Bersama mewakili 48% dari piutang yang dikelola.

Sementara itu, total pinjaman Perusahaan pada September 2024 meningkat sebesar 24% yoy menjadi Rp 19,2 triliun, terdiri dari pinjaman bank dalam negeri dan luar negeri, serta obligasi & sukuk masing-masing berkontribusi 66%:34%. Hasilnya, gearing ratio sebesar 1,9 kali pada September 2024.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |