Tari Gantar, Semangat Menjaga Warisan Leluhur dari Hutan Kalimantan Timur

5 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - Di jantung belantara Kalimantan Timur yang lebat dan penuh misteri, terdapat denyut kebudayaan yang tidak kalah megah dibanding bentang alamnya. Salah satu warisan budaya yang mencerminkan semangat, keindahan, dan kedalaman filosofi masyarakat Dayak di wilayah ini adalah Tari Gantar.

Tarian ini bukan hanya sekadar pertunjukan seni, tetapi merupakan bentuk ekspresi sakral yang merepresentasikan kehidupan masyarakat Dayak, khususnya sub-suku Dayak Benuaq dan Tunjung, dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Tari Gantar menjadi simbol kerja keras, kesuburan, dan keharmonisan antara manusia dengan alam sekitarnya. Bambu yang digunakan dalam tari gantar ini bukan sekadar alat, melainkan benda penuh makna yang menyatukan gerak, irama, dan jiwa para penari dengan semesta.

Lewat tarian ini, masyarakat Dayak tidak hanya mempertontonkan keindahan tubuh yang meliuk dalam ritme, tetapi juga mewariskan pesan tentang pentingnya menjaga tradisi, menyatu dengan alam, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kerja sama dan kehormatan yang menjadi fondasi kehidupan suku mereka sejak zaman nenek moyang.

Asal-usul Tari Gantar berkaitan erat dengan tradisi bertani dan menanam padi yang telah dilakukan masyarakat Dayak secara turun-temurun. Dalam setiap gerakan tari ini, tersirat gambaran tentang tahapan proses bercocok tanam mulai dari menyiapkan lahan, menabur benih, hingga memanen hasil.

Properti utama yang digunakan dalam Tari Gantar adalah bambu panjang yang dipegang di tangan kanan penari, serta tongkat pendek atau bambu kecil berisi biji-bijian kering yang digenggam di tangan kiri.

Bambu ini tidak hanya digunakan sebagai simbol alat pertanian, tetapi juga sebagai instrumen perkusi yang menghasilkan suara berirama ketika dibenturkan ke lantai atau tubuh penari lainnya, menciptakan suasana magis yang khas. Penari yang membawakan tarian ini biasanya berjumlah genap, terdiri dari pria dan wanita, dengan mengenakan pakaian adat Dayak yang kaya akan motif alam dan warna-warna tanah.

Simak Video Pilihan Ini:

Warga Antusias Ikuti Program Balik Mudik Gratis Polres Pemalang

Sarat Makna

Gerakan mereka tampak sederhana namun sarat makna, ayunan tangan yang teratur, langkah kaki yang mantap, dan gerakan tubuh yang menyatu dengan suara bambu, semuanya membentuk koreografi kehidupan yang penuh keharmonisan antara manusia, alam, dan roh leluhur yang diyakini senantiasa mengawasi mereka dari alam tak kasatmata.

Yang membuat Tari Gantar semakin menarik adalah perpaduan antara elemen kesenian dan spiritualitas. Tidak seperti banyak tarian modern yang hanya mengejar estetika, Tari Gantar mengedepankan kedalaman pesan dan makna yang tersirat dalam setiap geraknya.

Tari ini diyakini bukan hanya sebagai hiburan, melainkan juga sebagai ritual pemanggilan keberkahan dan ungkapan syukur kepada dewa-dewa dan roh leluhur atas hasil panen yang melimpah. Bahkan dalam beberapa konteks, Tari Gantar menjadi bagian dari upacara adat penting seperti pesta panen (Naik Dango), penyambutan tamu kehormatan, atau pelantikan kepala adat.

Dalam setiap pelaksanaannya, penari harus benar-benar memahami nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam tarian ini, karena Tari Gantar bukan sekadar tentang menari, tetapi tentang bagaimana menghayati hidup yang selaras dengan alam, menghormati leluhur, dan menjaga keseimbangan dalam segala aspek kehidupan.

Oleh sebab itu, setiap gerakan dalam Tari Gantar dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan kesungguhan, mencerminkan kesadaran mendalam terhadap nilai budaya yang diwariskan secara turun-temurun.

Dalam dunia modern yang penuh percepatan dan kemudahan, Tari Gantar tetap berdiri sebagai simbol perlawanan terhadap pelupaan budaya. Pemerintah daerah Kalimantan Timur, bersama para tokoh adat dan budayawan, terus berupaya melestarikan tari ini melalui berbagai ajang seperti festival budaya, pelatihan seni di sekolah, hingga pertunjukan di tingkat nasional dan internasional.

Bahkan, dalam beberapa tahun terakhir, Tari Gantar mulai dipelajari oleh komunitas seni dari luar Kalimantan sebagai bentuk penghormatan terhadap kekayaan budaya Dayak. Namun, upaya pelestarian ini tidak selalu mudah. Ancaman modernisasi, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup membuat generasi muda cenderung menjauh dari akar budayanya.

Oleh karena itu, pelestarian Tari Gantar memerlukan pendekatan yang lebih kreatif dan partisipatif, salah satunya dengan memasukkan narasi tari ke dalam karya-karya visual, film dokumenter, hingga koreografi kontemporer yang bisa menjangkau audiens yang lebih luas.

Selain itu, perlu juga diadakan dialog antarbudaya yang mempertemukan masyarakat Dayak dengan komunitas seni dari berbagai daerah, agar Tari Gantar tidak hanya dipandang sebagai warisan lokal, tetapi juga sebagai bagian dari identitas bangsa Indonesia yang majemuk.

Tari Gantar adalah warisan yang tidak boleh hanya disimpan dalam museum atau dipentaskan saat festival saja, melainkan harus terus dihidupi dalam keseharian masyarakatnya dan diperkenalkan kepada dunia sebagai salah satu mahakarya budaya bangsa.

Karena di balik setiap gerakannya, Tari Gantar mengajarkan kita tentang kesederhanaan yang agung, tentang kekuatan dalam kelembutan, dan tentang bagaimana budaya bisa menjadi jembatan antara manusia dengan alam, sejarah, dan masa depan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |