Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyiapkan berbagai langkah inisiatif untuk mencapai berbagai target di pasar modal Indonesia pada 2025. Salah satunya terkait target jumlah market cap pasar modal terhadap GDP Indonesia pada 2045.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi menjelaskan untuk 2025 OJK telah menyiapkan inisiatif berupa peningkatan kualitas dan kuantitas perusahaan tercatat atau emiten.
"Ini seperti memastikan kredibilitas calon emiten, kredibilitas calon investor, dan sumber dana calon investor melalui penelaahan atau due diligence yang lebih baik,” kata Inarno dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Desember 2024, Selasa, 7 Januari 2025, seperti dikutip Rabu (8/1/2025).
Inarno menambahkan, OJK juga sedang mengkaji kebijakan mengenai peningkatan free float minimum yang diharapkan dapat mendukung peningkatan kapitalisasi pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan likuiditas pasar.
Adapun inisiatif selanjutnya adalah meningkatkan likuiditas dan efisiensi pasar melalui implementasi kebijakan liquidity provider. Selanjutnya adalah penguatan peran dari lembaga dan profesi penunjang.
“Ini juga bertujuan agar perusahaan yang melakukan penawaran umum merupakan perusahaan yang berkualitas, jelas Inarno.
Selain itu inisiatif lainnya adalah OJK akan melakukan review kebijakan terkait dengan realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum.
Pada kesempatan yang sama Inarno menjelaskan terkait kinerja pasar modal Indonesia pada Desember 2024. Inarno menuturkan, di tengah sentimen kondisi ekonomi global pasar saham domestik pada 2024 ditutup melemah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar 0,48 persen dalam sebulan ke level 7.079,91 atau secara tahunan turun 2,65 persen.
Kapitalisasi Pasar
“Nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp 12.336 triliun naik sebesar 2,79 persen secara month to date atau secara year to date naik sebesar 5,74 persen,” kata Inarno dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil RDKB Desember 2024, Selasa pekan ini.
Selain itu penghimpunan dana di pasar modal masih mengalami tren positif tercatat nilai penawaran umum mencapai 259,24 triliun di antaranya merupakan 43 emiten baru yang melakukan fundraising dan penawaran umum nilai mencapai 17,28 triliun melalui IPO saham dan penerbitan Ebus.
OJK Sebut Pasar Modal Penting untuk Ekonomi, Bagaimana Perkembangannya?
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan pasar modal menjadi salah satu indikator pertumbuhan ekonomi di dalam negeri.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mengamini pentingnya pasar modal untuk ekonomi nasional, dan berencana melakukan pengembangan lebih lanjut pada 2025.
Mahendra mencatat, nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp 12.3 triliun atau tumbuh 6% yang apabila dibandingkan dengan ekonomi nasional mencapai 56% dari PDB. Hal tersebut menunjukkan untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan pasar modal yang masih sangat besar, diperlukan perkuatan ekosistem pasar modal.
"Kinerja pasar modal yang positif merupakan modal penting bagi kita mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional," kata Mahendra dalam pembukaan perdagangan perdana Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (2/1/2025).
Berbagai indikator kinerja pasar modal Indonesia 2024 menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik. IHSG pada 2024 per 30 Desember ditutup di level 7.079,91. Meskipun turun 2,6% dari tahun lalu, tetapi di atas level terendah 6.726,92 pada Juni 2024. Terjadi volatilitas yang luar biasa pasar modal global sebagai dampak perekonomian dunia yang mengalami tantangan berat.
Dari aktivitas penghimpunan dana di pasar modal, telah tercatat 199 penawaran umum dengan total nilai penghimpunan dana Rp 259,24 triliun termasuk 43 emiten baru dengan nilai IPO Rp 16,68 triliun dan PUPS senilai Rp 41,77 triliun.
Pada Bursa karbon, hingga 27 Desember 2004 tercatat volume transaksi 908.000 ton CO2 ekvivalent dengan total nilai transaksi akumulasi Rp 50,64 miliar. Jumlah single investor identification mencapai Rp 14,8 juta atau meningkat 22,21% year to date.
"Namun demikian kita juga melihat masih banyak ruang perbaikan yang harus dilakukan," imbuh Mahendra.
Implementasikan Program Strategis Pemerintah
Indeks LQ45 yang berisi saham-saham perusahaan terbesar dan paling liquid serta biasanya menjadi rujukan investasi fund manager global dan domestik justru melemah 15,6%. Kontribusi pasar saham terhadap PDB walaupun tumbuh masih berada di bawah negara kawasan seperti India sebesar 140%, Thailand 101% atau Malaysia 97%.
Untuk itu pada tahun 2025 OJK bersama seluruh pemangku kepentingan termasuk SRO berkomitmen untuk mengimplementasikan berbagai program strategis pemerintah.
Berbagai program tersebut difokuskan pada penguatan dan pengembangan pasar modal. Salah satunya melalui peningkatan pendalaman pasar, antara lain peningkatan kuantitas dan kualitas perusahaan tercatat.
Program strategis ini dilaksanakan melalui berbagai inisiatif termasuk meningkatkan porsi saham free flow dan mendorong perusahaan dengan kapasitas yang sebesar untuk melantai di bursa.
Pengembangan produk, infrastruktur dan layanan baru. Program ini dilaksanakan melalui peningkatan peran investor-institusi pada pasar perdana dan sekunder di pasar modal.
"Dalam konteks ini kami mendorong optimalisasi penggunaan efek beragunan aset untuk mendukung likuiditas pelaksanaan program 3 juta rumah. Untuk itu kami siap mendorong sinergi untuk memperkuat skema dan ekosistem efek beragunan aset itu. Kami juga akan mengembangkan produk baru dan optimalisasi pemanfaatan produk pasar modal yang existing termasuk busa karbon dan produk yang berawasan ESG," kata Mahendra
Penguatan Anggota Bursa
OJK juga akan melakukan penguatan anggota bursa dan manajer investasi. Dalam hal ini penguatan anggota bursa dan MI juga menjadi prioritas melalui peningkatan kapasitas, tata kelola, pengendalian internal, manajemen risiko dan kepatuhan anggota bursa dan MI termasuk keamanan teknologi informasi dan operasional.
Di samping penguatan dan pengembangan pasar modal di atas, penguatan integritas pasar akan terus dilakukan melalui penagakan hukum yang tegas dan konsisten, terutama untuk melindungi investor retail dari saham-saham dengan pergerakan yang tidak wajar.
"Untuk melaksanakan hal itu kami juga memerlukan dukungan pemerintah. Antara lain penyempurnaan kerangka pengaturan di sektor keuangan seperti penyelesaian produk turunan undang-undang P2SK," kata Mahendra.
Adapun aturan yang dimaksud antara lain, peraturan terkait cut loss dan penurunan nilai aset investasi yang dikelola BUMN. Kebijakan terkait implementasi pajak karbon dan regulasi batas atas emisi sektoral untuk mendorong pengembangan bursa karbon.
Dukungan paket kebijakan insentif dan stimulus termasuk kebijakan perpajakan untuk mengembangkan sektor-sektor prioritas serta dukungan kementerian dan lembaga serta seluruh pemangku kepentingan dalam berbagai program pendalaman pasar.