Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas pada perdagangan Senin (5/5/2025). IHSG akan menguji posisi 6.840.
IHSG melonjak 0,72% ke posisi 6.815 dan masih disertai oleh volume pembelian pada perdagangan Jumat, 2 Mei 2025.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana memprediksi, posisi IHSG sedang berada pada akhir wave (a) dari wave B, sehingga penguatan IHSG akan relatif terbatas. Adapun area penguatan IHSG diprediksi menguji 6.840.
“Waspadai, akan adanya potensi pembalikan arah dari IHSG untuk membentuk wave (b), di mana kami perkirakan akan menguji 6.364-6.618,” ujar Herditya dalam catatannya.
Herditya prediksi, IHSG akan berada di level support 6.708-6.585 dan level resistance di 6.818-6.877.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 6.780-6.915 pada awal pekan ini.
Sementara itu, Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman menuturkan, IHSG masih berpotensi mencoba menguat ke posisi 6.850. “Jika gagal break resistance tersebut, rentan koreksi minor,” tulis dia dalam catatannya.
Fanny prediksi, IHSG akan berada di level support 6.750-6.780 dan level resistance 6.830-6.850.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).
Sedangkan PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT PP Tbk (PTPP), dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rilis Data Ekonomi
Riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, sejumlah agenda rilis ekonomi dalam negeri menjadi perhatian pasar. Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan aktivitas manufaktur Indonesia pada April berada di angka 46,7, turun dari 52,4 pada bulan sebelumnya.
“Penurunan ini mencerminkan kontraksi dalam sektor manufaktur, yang dapat menjadi sinyal perlambatan pertumbuhan ekonomi,” demikian seperti dikutip dalam riset tersebut.
Di sisi lain, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi bulanan April sebesar 1,17%, dengan inflasi tahunan mencapai 1,95%. Meskipun masih dalam kisaran target Bank Indonesia sebesar 1,5% hingga 3,5%, angka tersebut menunjukkan tekanan harga yang perlu dicermati, terutama terkait daya beli masyarakat.
“Pasar juga menantikan rilis data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I/2025, di mana prediksi dari kami memperkirakan terjadinya pelambatan pertumbuhan, baik secara kuartalan (QoQ) maupun tahunan (YoY),” demikian seperti dikutip.
PT Pilarmas Investindo Sekuritas menilai, kondisi ini menandakan perekonomian Indonesia mungkin menghadapi tantangan dalam menjaga momentum pertumbuhan yang positif. Penurunan PMI menandakan kontraksi sektor manufaktur, yang berpotensi berdampak negatif pada lapangan kerja dan investasi, serta menurunkan daya saing Indonesia di pasar global.
Sementara itu, kenaikan inflasi, meskipun masih dalam batas wajar, dapat melemahkan daya beli masyarakat dan menekan konsumsi. Jika inflasi terus meningkat, masyarakat mungkin akan mengurangi pengeluaran, yang pada akhirnya memperlambat pertumbuhan ekonomi terutama ditengah situasi dan kondisi yang ada saat ini.
“Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas inflasi,”.
Perlambatan pertumbuhan PDB mencerminkan potensi tantangan yang lebih besar, yang bisa disebabkan oleh penurunan permintaan domestik dan global, serta ketidakpastian ekonomi yang lebih luas.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) - Spec Buy
Saham BUKA menguat 1,38% ke 147 disertai dengan mnunculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi BUKA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [iv] dari wave C, sehingga koreksi saham BUKA akan relatif terbatas,"ujar Herditya.
Spec Buy: 141-144
Target Price: 157, 160
Stoploss: below 135
2.PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) - Buy on Weakness
Saham KLBF terkoreksi 3,66% ke 1.315 dan disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi KLBF saat ini berada pada bagian awal dari wave B dari wave (A), sehingga KLBF masih rawan melanjutkan koreksinya," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 1.135-1.285
Target Price: 1.440, 1.525
Stoploss: below 1.105
3.PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) - Buy on Weakness
Saham TPIA menguat 9,84% ke 8.650 disertai dengan meningkatnya volume pembelian. Herditya mengatakan, pihaknya perkirakan, posisi saham TPIA sedang berada pada awal wave 3 dari wave (C), sehingga saham TPIA masih berpeluang melanjutkan penguatannya.
Buy on Weakness: 8.100-8.450
Target Price: 8.950, 9.400
Stoploss: below 8.000
4.PT United Tractors Tbk (UNTR) - Buy on Weakness
Saham UNTR menguat 0,33% ke 22.775 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi UNTR saat ini sedang berada pada bagian wave [b] dari wave B, sehingga UNTR rawan berbalik terkoreksi dahulu," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 21.350-22.175
Target Price: 23.500, 24.275
Stoploss: below 20.775