Liputan6.com, Jakarta - Dunia koleksi Hot Wheels kembali dibuat heboh dengan kehadiran varian baru Toyota Supra hasil kolaborasi antara Mattel dan jaringan ritel 7-Eleven. Diecast mungil ini langsung memicu "perburuan harta karun" di kalangan kolektor global, meski unitnya sendiri sebenarnya bukan edisi terbatas.
Toyota Supra edisi spesial ini merupakan iterasi ke-30 dari casting karya Jun Imai, desainer legendaris Hot Wheels. Meski tergolong produk non-premium dan bukan bagian dari lini Super Treasure Hunt (STH), antusiasme penggemar justru membludak sejak diumumkan pada Maret lalu.
Sulit Didapat, Harga Melonjak
Sayangnya, distribusi eksklusif di toko 7-Eleven Amerika Serikat membuat kolektor di luar negeri kesulitan mendapatkannya secara langsung. Seorang kolektor mengaku langsung menyerah berburu secara offline karena lokasi 7-Eleven terdekat dari rumahnya berjarak sekitar 7.200 kilometer.
Situasi ini dimanfaatkan sejumlah oknum yang menjual Hot Wheels Supra edisi 7-Eleven dengan harga selangit. Di eBay, satu unit bisa dipatok hingga 45 dolar AS (sekitar Rp730 ribu), bahkan ada yang menjual satu rak berisi 75 unit dengan harga tembus 1.000 dolar AS (sekitar Rp16 juta).
Fenomena FOMO dan Komunitas yang Solid
Fenomena ini memicu dua reaksi: ada yang ikut menjual demi cuan, ada juga yang justru membantu sesama kolektor agar tidak terkena "FOMO tax" alias harga panik karena takut ketinggalan tren. Di Reddit, misalnya, banyak pengguna yang berbagi lokasi penemuan unit secara gratis atau menjualnya dengan harga normal.
Meski diperkirakan Mattel memproduksi lebih dari dua juta unit untuk didistribusikan ke lebih dari 85.000 toko 7-Eleven di AS, permintaan yang tinggi tetap membuatnya terasa langka, terutama di pasar internasional.
Kolaborasi yang Buka Peluang Baru
Kolaborasi ini disebut membuka jalan untuk rilisan-rilisan serupa di masa depan. Dengan basis komunitas penggemar otomotif yang kuat di AS dan Jepang, kerja sama antara 7-Eleven dan Hot Wheels dinilai punya daya tarik tersendiri. Bahkan fotografer otomotif Larry Chen sampai mengangkat fenomena ini dalam videonya.
Bagi kolektor Indonesia, rilisan seperti ini jadi pengingat bahwa hobi mengoleksi diecast bukan cuma soal barang langka, tapi juga soal cerita, komunitas, dan kadang sedikit keberuntungan.