Gunung Ili Lewotolok Erupsi, Ada Dentuman dan Lontaran Pijar ke Segala Arah

13 hours ago 5

Liputan6.com, Bandung - Gunung Ili Lewotolok, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan kembali erupsi pada Senin, 14 Juli 2025. Letusan gunung api itu disertai dentuman yang cukup kuat. 

Badan Geologi melaporkan, erupsi terjadi pada pukul 18.48 dan pada pukul 22.39 WITA. Pada letusan pertama, tinggi kolom abu teramati ± 200 meter di atas puncak. Sementara, pada letusan kedua teramati lebih tinggi, kolom abu mencapai ± 300 meter.

“Letusan disertai dentuman kuat dan lontaran material pijar ke segala arah di dalam kawah,” kata Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam siaran pers tertulis di Bandung, Senin, 14 Juli 2025.

Saat ini, gunung api tersebut berada pada pada Status Level III (Siaga). Kendati terdengar dentuman dan gemuruh, kawa Wafid, masyarakat diimbau agar tidak panik.

Wafid menjelaskan, suara tersebut merupakan ciri aktifitas gunung api yang sedang dalam fase erupsi. Suara dentuman yang keras dapat mengakibatkan getaran yang kuat pada beberapa bagian bangunan terutama jendela kaca dan pintu.

“Masyarakat dihimbau untuk tidak panik jika mendengar suara gemuruh atau dentuman dari kawah Gunung Ili Lewotolok,” katanya.

Imbauan Bada Geologi

Selain itu, masyarakat maupun wisatawan di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 3 kilometer dari pusat aktivitas gunung.

“Waspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dan awan panas dari sektor Selatan dan Tenggara, sektor Barat serta sektor Timur Laut,” ujarnya.

Adapun, pemerintah daerah dan masyarakat diminta aktif berkoordinasi dengan Pos Pengamatan di Desa Laranwutun Kecamatan Ile Ape atau Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau Badan Geologi di Bandung.

“Masyarakat yang bermukim di sekitar lembah atau aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan,” jelasnya.

Rekemondasi lainnya, guna menghindari gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan Iainnya yang disebabkan oleh abu vulkanik maka masyarakat dapat menggunakan masker pelindung mulut dan hidung serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.

Status IV dan III

Sebelumya, merujuk data pada laman Magma Indonesia yang dikelola Badan Geologi, berikut adalah daftar gunung api aktif yang masuk pada kategori aktivitas vulkanik Level III hingga Level IV, per tanggal 12 Juli 2025, sekira pukul 17.00 WIB.

Level IV atau Awas yakni kondisi dengan hasil pengamatan visual dan instrumental teramati mengalami peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi 

Hingga 12 Juli 2025, hanya satu gunung api aktif yang masuk pada level ini:

1. Lewotobi Laki-laki - Nusa Tenggara Timur

Badan Geologi merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung/wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 6 Km dan Sektoral Barat Daya - Timur laut 7 Km dari pusat erupsi G. Lewotobi Laki-laki.

Sementara, Level III (siaga) yakni kondisi dengan hasil pengamatan visual dan instrumental memperlihatkan peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi. 

Per tanggal 25 Juli 2025, Badan Geologi menyatakan, ada dua gunung api yang masuk pada level ini:

1. Ili Lewotolok - Nusa Tenggara Timur

2. Merapi - Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah

Masyarakat di sekitar Ili Lewotolok diimbau tidak tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 3 km dari pusat aktivitas.

Selain itu, mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran atau longsoran lava dan awan panas dari sektor Selatan dan Tenggara, sektor Barat serta sektor Timur Laut.

Sementara, atas Gunung Merapi, disampaikan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |