WIKA Kembali Pangkas Utang Rp 1,47 Triliun

12 hours ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Kondisi ekonomi global dan sektor konstruksi yang menantang memberikan tekanan yang cukup besar terhadap industri konstruksi.

Hal ini tercermin dari perolehan kontrak baru PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) pada kuartal I 2025 yang hanya tercapai sebesar Rp2,16 triliun, menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Namun demikian, Wijaya Karya masih mampu membukukan total penjualan sebesar Rp4,84 triliun, yang berasal dari proyek-proyek non Kerja Sama Operasi (KSO) sebesar Rp3,11 triliun dan proyek-proyek KSO sebesar Rp1,73 triliun.

Adapun kontribusi utama penjualan tersebut mayoritas berasal dari segmen infrastruktur dan gedung, EPC, industri penunjang bisnis konstruksi dan realti properti. Atas penjualan ini, WIKA mencatatkan perolehan laba kotor sebesar Rp393,46 miliar, yang bersumber dari laba proyek non KSO sebesar Rp231,33 miliar dan sisanya dari laba proyek KSO.

Dari sisi neraca, upaya konsisten dalam menjalankan langkah penyehatan ini berhasil membuat WIKA menurunkan jumlah utangnya baik kepada mitra kerja maupun lembaga keuangan sebesar Rp1,47 triliun pada kuartal I-2025 dibandingkan tahun 2024.

"Perseroan menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya atas kepercayaan dan dukungan yang diberikan para stakeholders. Langkah penyehatan yang dilakukan saat ini tidak hanya sekedar memperbaiki struktur keuangan, tetapi juga memperkuat fundamental dan operasional kami agar semakin excellent guna menjaga keberlanjutan bisnis,” ujar Direktur Utama Wijaya Karya Agung BW, seperti dikutip dari keterangan resmi, Kamis (1/5/2025).

Capaian positif tersebut juga diiringi kesepakatan yang telah mencapai kuorum persetujuan dengan para pemegang obligasi khususnya pada Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2022. Hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan para stakeholders terhadap langkah penyehatan yang tengah dilakukan Perseroan.

Atas tercapainya kuorum tersebut, lembaga pemeringkat kredit PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) kembali menaikan rating Obligasi Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2022 Seri A WIKA dari sebelumnya idD menjadi idCCC. Namun Perseroan juga masih membutuhkan dukungan dari para pemegang Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Tahap II Tahun 2022 untuk dapat menyetujui usulan yang diajukan sebagai bagian dari langkah penyehatan Perseroan.

Wijaya Karya Bidik Proyek LPG Tuban Rampung pada 2026

Sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) menargetkan proyek Terminal LPG Refrigerated Tuban di Jawa Timur akan selesai pada semester 2 2026.

Proyek yang dimiliki oleh PT Pertamina Energy Terminal ini telah mencapai progres konstruksi sebesar 44,4%, dan menjadi salah satu upaya mewujudkan swasembada energi nasional melalui percepatan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Perseroan mengungkapkan, proyek ini diharapkan mampu meningkatkan pasokan LPG nasional hingga 40% ke area Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi. Proyek ini juga diharapkan akan menjadi tulang punggung stabilitas energi di kawasan Indonesia Timur.

Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito (BW), menyatakan proyek ini merupakan proyek yang strategis untuk masa depan energi Indonesia. 

"Proyek ini penting dan strategis untuk mewujudkan kemandirian energi dan kesejahteraan masyarakat, khususnya untuk meningkatkan swasembada energi di wilayah Timur Indonesia” ujar Agung dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (14/2/2025).

Dalam pelaksanaannya, pekerjaan konstruksi dilakukan secara onshore dan offshore. Salah satu pekerjaan onshore yang WIKA kerjakan adalah pemasangan pipe rack. Wijaya Karya menggunakan inovasi modular untuk mempercepat dan mempermudah pemasangan pipe rack tersebut. 

Proses pelaksanaan inovasi modul dimulai dengan merakit rangkaian struktur baja dan pipa yang disusun di area fabrikasi. Modul ini kemudian diangkat dan ditempatkan pada posisi yang telah ditentukan. 

Metode ini sejalan dengan inisiatif lean construction Perseroan, karena pembuatan modul ini dapat dilakukan tanpa harus menunggu struktur bangunan selesai dikerjakan sehingga mempercepat proses pelaksanaan.

Manfaat Sosial

Selain berkontribusi pada ketahanan energi, proyek LPG Refrigerated di Tuban juga memiliki manfaat sosial yang besar, karena mampu membuka lapangan kerja lokal serta meningkatkan keterampilan tenaga kerja di wilayah sekitar, ungkap WIKA.

Selain itu, proyek ini juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan melibatkan UMKM lokal.

“WIKA optimistis bahwa proyek ini akan menjadi salah satu tonggak penting dalam penguatan sistem energi nasional, sekaligus memperkokoh posisi Perseroan sebagai champion kontraktor dalam pembangunan proyek-proyek EPCC di Indonesia,” terang perusahaan pelat merah itu.

Foto Pilihan

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |