Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan Jumat, 14 Maret 2025. Lonjakan wall street itu memangkas sebagian koreksi tajam yang terjadi selama sepekan seiring investor terbebas dari berita utama mengenai tarif dagang AS.
Mengutip CNBC, Sabtu (15/3/2025), indeks Dow Jones melambung 674,62 poin atau 1,65 persen ke posisi 41.488,18. Indeks S&P 500 menguat 2,13 persen ke posisi 5.638,94 dan indeks Nasdaq mendaki 2,61 persen ke posisi 17.754,07. Kenaikan indeks saham itu merupakan hari terbaik pada 2025 untuk indeks S&P 500 dan Nasdaq.
Saham teknologi besar yang terguncang pada awal pekan ini mengalami pemulihan tajam pada Jumat pekan ini. Saham Nvidia melonjak lebih dari 5 persen. Saham Tesla naik hampir 4 persen dan Meta Platforms melambung hampir 3 persen. Demikian juga saham Amazon dan Apple menguat.
Saham melambung setelah tidak ada berita utama baru dari Gedung Putih terkait tarif, meredakan kekhawatiran seputar meningkatnya ketegangan untuk sementara waktu.
Investor juga mungkin memborong saham setelah pasar saham merosot pada Kamis pekan ini. Penurunan lebih dari 1 persen pada Kamis menyebabkan indeks S&P 500 terkoreksi.
Penurunan setidaknya 10 persen dari rekor penutupan yang dicapai hanya 16 hari lalu. Aksi jual pada sesi tersebut menyeret Nasdaq lebih jauh ke dalam koreksi, dan membawa Russell 2000 berkapitalisasi kecil mendekati pasar beruang, atau penurunan 20 persen dari titik tertingginya.
Hal itu menandai tonggak sejarah lain dalam kemunduran yang telah mencengkeram investor selama tiga minggu terakhir karena kebijakan tarif Presiden Donald Trump yang naik-turun meningkatkan ketidakpastian dan volatilitas pasar.
Bahkan, reli Jumat tidak dapat menyelamatkan tiga indeks utama dari kerugian mingguan. Indeks Dow Jones turun sekitar 3,1% untuk minggu terburuknya sejak Maret 2023. Indeks S&P 500 dan Nasdaq keduanya turun lebih dari 2% dan membukukan minggu kerugian keempat berturut-turut.
Sentimen positif Jumat bertambah ketika pemimpin minoritas Senat Chuck Schumer, D-N.Y., mengatakan dia tidak akan memblokir RUU pendanaan pemerintah Republik.
Sentimen Konsumen
Namun, data yang dirilis Jumat dari University of Michigan mengonfirmasi kepercayaan konsumen telah menurun akibat ketidakpastian terkait tarif yang sedang berlangsung, kekhawatiran yang telah mendorong pasar turun selama tiga minggu terakhir. Sentimen konsumen turun pada Maret menjadi 57,9, lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 63,2.
"Sentimen konsumen memburuk, ekspektasi inflasi meningkat, imbal hasil Treasury 10 tahun meningkat. Anda mungkin berpikir bahwa pasar akan turun. Jadi banyak orang mengamati untuk melihat apakah reli ini memiliki jangkauan atau pijakan,” kata Manajer Portofolio di Globalt Investments, Thomas Martin.
Investor bersiap untuk pertemuan kebijakan the Federal Reserve (the Fed) yang dijadwalkan minggu depan, di mana dana berjangka Fed memperkirakan kemungkinan 97% suku bunga akan tetap stabil, menurut alat FedWatch CME.
"Yang ingin kami lihat adalah suku bunga tidak naik, karena itu akan menjadi indikasi bahwa Fed kehilangan kendali. Jika Fed mengatakan mereka memangkas dan suku bunga naik, itu berarti kurangnya kepercayaan," imbuh Martin.
Bursa Saham Asia Menguat
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Jumat, 14 Maret 2025. Bursa saham Asia Pasifik yang sebagian menguat terjadi di tengah tiga indeks acuan di wall street melemah selama sesi perdagangan sebelumnya di tengah kekhawatirna rencana tarif dagang Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Mengutip CNBC, indeks CSI 300 menguat 2,43 persen, dan memimpin kenakan di bursa saham Asia Pasifik. Penguatan indeks itu seiring sektor saham perawatan kesehatan, konsumen siklikal dan nonsiklikal yang melesat.
Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 2,12 persen ke posisi 23.959,98. Saham WuXi Biologics menguat 13,95 persen, dan dorong indeks saham acuan.
Saham BYD naik 6,04 persen, saham Meituan mendaki 5,71 persen, dan saham Ping An Insurance menanjak 5,59 persen.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melesat 0,72 persen ke posisi 37.053,10. Indeks Topix mendaki 0,65 persen ke posisi 2.715,85. Indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir 0,28 persen ke posisi 2.566,36. Indeks Kosdaq bertambah 1,59 persen ke posisi 734,26.
Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,52 persen ke posisi 7.789,70.
Pergerakan di bursa saham Asia-Pasifik terjadi setelah eskalasi lain dalam perang dagang yang sedang berkembang, dengan Trump mengancam akan memberlakukan tarif 200% pada semua produk alkohol yang berasal dari Uni Eropa sebagai balasan atas tarif 50% blok tersebut pada wiski. "Saya tidak akan mengalah sama sekali" terkait tarif,” ujar Trump.
Chief Investment Lombard Odier, Michael Strobaek mencatat ketidakpastian seputar kebijakan Trump "berarti risiko pasar."
"Akan ada begitu banyak hal yang harus dicerna pasar, dan menavigasi begitu banyak 'hal yang tidak diketahui'," tulisnya dalam catatan Jumat.
Ia menyarankan agar investor memainkan pasar dengan "menyaring kebisingan." "Fundamental ekonomi makro dan pasar tetap solid, tetapi akan ada banyak ketidakpastian di masa mendatang. Dalam menghadapi volatilitas, diversifikasi tingkat tinggi adalah respons portofolio yang bijaksana," tambah Strobaek.