Saham ANTM Jadi Pilihan di Sektor Mineral, Ini Kata Analis

1 day ago 14

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melesat hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham, Rabu (7/5/2025). Kenaikan harga saham ANTM terjadi usai analis mengerek target harga saham ANTM.

Mengutip data RTI, saham ANTM ditutup melonjak 8,27% ke posisi Rp 2.750 per saham. Harga saham ANTM dibuka naik 20 poin ke posisi Rp 2.560 per saham. Saham ANTM berada di level tertinggi Rp 2.780 dan level terendah Rp 2.550 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 62.667 kali dengan volume perdagangan 4.468.410 saham. Nilai transaksi Rp 1,2 triliun.

Mengutip data stockbit, saham ANTM telah melambung 26,73 persen dalam satu minggu terakhir.

Sementara itu, hingga penutupan perdagangan sesi pertama, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung 0,74% ke posisi 6.948,97. Indeks LQ45 bertambah 0,59% ke posisi 779,30. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Pada sesi pertama, IHSG berada di level tertinggi 6.967,14 dan level terendah 6.909,96. Sebanyak 310 saham menguat sehingga angkat IHSG. 268 saham melemah. 215 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 851.968 kali dengan volume perdagangan 15,8 miliar saham. Nilai transaksi Rp 9,3 triliun.

Analis telah menaikkan target harga saham ANTM. Hal itu didorong pertumbuhan laba bersih Perseroan naik 794% menjadi Rp 2,1 triliun hingga kuartal I 2025.

Mengutip Antara, UBS menaikkan target harga saham ANTM menjadi Rp 2.785 dari sebelumnya Rp 2.430 per saham UBS memakai valuasi berbasis kinerja keuangan 2026. Target harga itu mencerminkan price earning ratio (PER) 2026 sebesar 10,4 kali.

“Kami mempertahankan ANTM sebagai saham pilihan teratas, didorong oleh pertumbuhan struktural yang kuat dari segmen emas, nikel, dan bauksit. Antam juga berpeluang menetapkan rasio dividen 100 persen lebih, karena tidak punya utang,” tulis UBS dalam risetnya, seperti dikutip dari Antara.

UBS mencatat laba bersih Antam kuartal I-2025 mencapai 43% dan 48% dari proyeksi setahun penuh UBS dan konsensus analis, didorong oleh peningkatan margin di semua segmen bisnis yang unggul pada emas, dan logam.

Bisnis Antam

Di segmen emas, margin EBITDA meningkat menjadi 7,6 persen dari sebelumnya 6,4 persen, melampaui proyeksi sebesar 7 persen. Jumlah itu diperkirakan bisa terus bertambah seiring datangnya pasokan emas dari perusahaan terafiliasi PT Freeport Indonesia, dengan jumlah yang disepakati mencapai 30 ton per tahun.

Pada bisnis nikel, harga jual rata-rata bijih nikel Antam cukup resilien dengan nilai USD 45 per ton, naik 31% secara tahunan.

Sementara ASP feronikel kuartal I-2025 mencapai  USD 12 ribu per ton dengan cash cost USD 11 ribu per ton. Dalam pandangan UBS, catatan ini menghapus kekhawatiran bisnis smelter ANTM bakal merugi.

Di bisnis bisnis hilirisasi nikel, UBS mencatat, perusahaan patungan (JV) Antam di sektor baterai EV terus berlanjut. Seiring dengan itu, penjualan bijih nikel Antam bisa bertambah 20 juta ton per tahun mulai 2029.

Penjualan bijih bauksit juga diperkirakan bisa melejit didukung oleh ekspansi kapasitas JV alumina. Terlebih, pemerintah telah melarang ekspor bijih bauksit, yang akan menguntungkan pemasok mineral ini, seperti Antam.

BNI Sekuritas Dongkrak Harga Saham ANTM

BNI Sekuritas juga menaikkan target harga saham ANTM. Sebelumnya, BNI Sekuritas menargetkan harga saham ANTM berada pada level Rp2.000, kemudian naik menjadi Rp3.000.

UBS dan BNI Sekuritas menetapkan ANTM sebagai saham pilihan teratas di sektor mineral.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kinerja Kuartal I 2025

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau ANTAM mencatat kinerja keuangan luar biasa pada Kuartal I 2025 (1Q25). ANTAM berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp2,32 triliun, meningkat tajam sebesar 1.003% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (1Q24) yang hanya mencapai Rp210,59 miliar.

Selain pertumbuhan laba bersih, EBITDA ANTAM juga meningkat signifikan sebesar 518% menjadi Rp3,26 triliun dari sebelumnya Rp527,61 miliar di 1Q24. Kinerja positif ini mencerminkan strategi efisiensi biaya dan penguatan fundamental operasional perusahaan.

Direktur Utama ANTAM, Nicolas D. Kanter, menegaskan bahwa pertumbuhan tersebut merupakan hasil dari strategi pemasaran inovatif, pengendalian struktur biaya, dan adaptasi cepat terhadap kondisi pasar global.

Penjualan Naik 203%

ANTAM mencatat penjualan bersih Rp26,15 triliun pada 1Q25, melonjak 203% dibandingkan Rp8,62 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penjualan emas mendominasi kinerja dengan kontribusi hingga 83% dari total pendapatan, mencapai Rp21,61 triliun—naik 182% dari 1Q24.

"Pertumbuhan ini didorong oleh meningkatnya permintaan global terhadap emas sebagai aset safe haven, serta peluncuran aplikasi digital “ANTAM Logam Mulia” yang mempermudah akses konsumen dalam bertransaksi emas fisik secara aman dan praktis," kata Nico, Jumat (2/5/2025).

Volume penjualan emas mencapai 13.739 kg, naik 93% dari 1Q24. Produksi emas juga tumbuh 39% menjadi 230 kg. Strategi distribusi digital dan kondisi geoekonomi global menjadi pendorong utama peningkatan tersebut.

Produksi dan Penjualan Nikel, Bauksit, dan Alumina Capai Rekor Tertinggi

Selain emas, segmen nikel juga menunjukkan performa positif. Penjualan produk nikel ANTAM mencapai Rp3,77 triliun atau naik 581% dari Rp552,49 miliar di 1Q24. Volume penjualan feronikel mencapai 4.839 TNi, sementara penjualan bijih nikel melonjak 281% menjadi 3,83 juta wmt.

Produksi bijih nikel mencetak rekor tertinggi dengan capaian 4,63 juta wmt, meningkat 221% dari tahun sebelumnya. Untuk segmen bauksit dan alumina, ANTAM membukukan penjualan Rp708,75 miliar, naik 102%, didukung peningkatan produksi bauksit sebesar 328% menjadi 653.781 wmt.

Melalui entitas anak, PT Indonesia Chemical Alumina, ANTAM juga mencatat peningkatan produksi dan penjualan alumina masing-masing sebesar 78% dan 4%.

Dalam mendukung agenda hilirisasi mineral nasional, ANTAM terus mengembangkan infrastruktur dan diversifikasi bisnis. Pada Februari 2025, perusahaan menandatangani perjanjian jual beli lahan dengan JIIPE Gresik untuk membangun pabrik pengolahan logam mulia.

Untuk mendukung ekosistem baterai kendaraan listrik, ANTAM turut aktif dalam proyek pengembangan EV battery bersama mitra strategis. Sementara itu, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Mempawah terus dimatangkan bersama PT INALUM dan PT Borneo Alumina Indonesia.

Melalui langkah-langkah tersebut, ANTAM memperkuat posisi sebagai pelaku utama hilirisasi mineral nasional yang menciptakan nilai tambah dan mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.

Foto Pilihan

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |