Rapor Kinerja Emiten Bank Besar Sepanjang Kuartal I 2025, Ini Juaranya

2 days ago 18

Liputan6.com, Jakarta - Bank-bank besar yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengumumkan kinerja kuartal I 2025 yang berakhir pada 31 Maret 2025.

Bank-bank besar tersebut antara lain, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI).

Dari sisi pertumbuhan laba, BCA memimpin. Hingga Maret 2025, laba BCA dan entitas anak tumbuh 9,8% YoY mencapai Rp 14,1 triliun. Disusul Bank Mandiri yang berhasil mencatat laba bersih konsolidasi sebesar Rp 13,2 triliun hingga Maret 2025, tumbuh 3,9% YoY,

Selanjutnya, Bank BNI membukukan laba bersih sebesar 5,4 triliun atau naik sekitar 1% YoY. Terakhir, BRI dengan raihan laba bersih sebesar Rp 13,80 triliun pada kuartal I 2025, mengalami perubahan dibandingkan raihan pada kuartal I tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 15,98 triliun.

Kredit

Dari sisi penyaluran kredit, pertumbuhan paling tinggi dicatatkan oleh Bank Mandiri dengan total kredit konsolidasi sebesar Rp 1.672 triliun.

Raihan itu tumbuh 16,5% YoY, didorong oleh pertumbuhan positif baik di segmen wholesale maupun retail. Selain menjadi pendorong utama kinerja kredit, segmen wholesale juga menjadi bahan baku pertumbuhan segmen retail melalui ekosistemnya.

Di posisi kedua, ada BCA yang membukukan total kredit sebesar Rp 941 triliun, naik 12,6% YoY. Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh ekspansi pembiayaan di berbagai sektor serta pertumbuhan pendanaan berkelanjutan.

Selanjutnya, ada BNI dengan pertumbuhan kredit 10,1% YoY yang mencapai Rp 765,47 triliun. Sementara penyaluran kredit BRI per Maret 2025 tercatat sebesar Rp 1.373,66 triliun, tumbuh hampir 5 % YoY.

DPK Bank

Dari sisi pendanaan, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) tertinggi dicatatkan oleh Bank Mandiri. Hingga akhir Maret 2025, total DPK Bank Mandiri secara konsolidasi tercatat Rp 1.748 triliun, meningkat 11,2% secara YoY.

Pertumbuhan DPK didorong oleh peningkatan dana murah mencapai 8,89% YoY dengan komposisi dana murah secara bank only mencapai 77,1%.

Selanjutnya, total DPK BCA naik 6,5% YoY menjadi Rp 1.193 triliun pada kuartal I 2025. Dana CASA menjadi kontributor utama pendanaan BCA, seiring meningkatnya volume transaksi. DPK BNI pada kuartal I 2025 naik 5% YoY menjadi Rp 819,6 triliun. Di posisi terakhir, ada BRI dengan raihan DPK Rp 1.421,60 triliun pada kuartal I 2025, tumbuh 0,38% YoY.

OJK: Kredit Bank Tumbuh 10,27%, Likuiditas Terjaga

Sebelumnya, kinerja industri perbankan pada Januari 2025 menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan profil risiko yang tetap terjaga. Kredit perbankan mencatatkan pertumbuhan 10,27% year-on-year, melanjutkan tren double-digit growth dari bulan sebelumnya yang sebesar 10,39%, dengan total kredit mencapai Rp7.782 triliun.

"Kinerja intermediasi perbankan terus menunjukkan tren positif, dengan pertumbuhan kredit yang tetap kuat dan risiko yang terkendali," ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae dalam konferensi pers Hasil RDKB OJK, Selasa (4/3/2025).

Dana pihak ketiga (DPK) juga tumbuh 5,51% year-on-year, meningkat dari 4,48% pada Desember 2024, dengan total dana mencapai Rp8.879,2 triliun. Giro menjadi kontributor terbesar dalam pertumbuhan tersebut.

Likuiditas dan Kualitas Kredit Tetap Terjaga

Likuiditas perbankan tetap memadai, dengan Alat Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing tercatat sebesar 114,86% dan 26,03%, meningkat dari Desember 2024 yang sebesar 112,87% dan 25,59%. Rasio ini tetap berada di atas ambang batas minimal yang ditetapkan, yaitu 50% untuk AL/NCD dan 10% untuk AL/DPK.

Sementara itu, rasio Non-Performing Loan (NPL) gross tercatat sebesar 2,18%, dengan NPL net di level 0,75%. Loan at Risk (LAR) mengalami tren penurunan menjadi 9,72%, dibandingkan dengan Desember 2024 yang sebesar 9,28%.

"Secara umum, kualitas kredit tetap terkendali, meskipun ada sedikit kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya. Namun, dibandingkan Januari 2024, rasio NPL gross dan LAR mengalami penurunan yang cukup signifikan," jelas Dian.

Profitabilitas dan Permodalan Tetap Kuat

Tingkat profitabilitas perbankan yang diukur melalui Return on Assets (ROA) berada di level 2,34%, sedikit menurun dibandingkan 2,69% pada Desember 2024. Namun, rasio permodalan (CAR) terus meningkat, mencapai 27,05% dari sebelumnya 26,69%.

"Rasio permodalan yang tinggi menunjukkan perbankan memiliki bantalan mitigasi risiko yang kuat di tengah ketidakpastian ekonomi," tambah Dian.

Foto Pilihan

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |