Liputan6.com, Jakarta - Puasa Asyura, amalan sunnah yang jatuh pada tanggal 10 Muharram, menyimpan keutamaan besar bagi umat muslim. Amalan ini dilakukan dengan menahan diri dari makan dan minum dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, pertanyaan kunci yang sering muncul adalah bagaimana tata cara niat puasa Asyura yang benar?
Niat puasa Asyura merupakan rukun terpenting. Niat ini dibaca pada malam hari sebelum sahur. Lafadz niat yang umum digunakan adalah:
"Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatil 'asyûrâ lillâhi ta'âlâ" (Saya berniat puasa sunnah Asyura esok hari karena Allah SWT.).
Ada juga lafadz lain yang bisa digunakan: "Nawaitu shauma 'asyura sunnatan lillahi ta'ala" (Saya berniat puasa sunnah Asyura karena Allah Ta'ala.). Yang terpenting adalah keikhlasan niat karena Allah SWT.
Selain niat, memahami keutamaan puasa Asyura juga penting. Puasa ini dipercaya dapat menghapus dosa-dosa setahun yang lalu, asalkan niat dan pelaksanaannya sesuai tuntunan agama. Keutamaan ini menjadi motivasi bagi banyak muslim untuk menjalankan puasa Asyura.
Niat Puasa Asyura dan Puasa Tasu'a
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, niat puasa Asyura dilafadzkan dengan beberapa pilihan kalimat. Perbedaannya terletak pada penekanan pada waktu pelaksanaan puasa, apakah untuk esok hari atau langsung pada hari tersebut. Keduanya sama-sama sah dan diterima di sisi Allah SWT. Yang perlu diingat adalah keikhlasan dalam menjalankan ibadah ini.
Bagi yang ingin menambah pahala, beberapa orang juga melaksanakan puasa Tasu'a, yaitu puasa pada tanggal 9 Muharram. Niat puasa Tasu'a hampir sama dengan niat puasa Asyura, hanya mengganti kata 'Asyura' dengan 'Tasu'a'. Dengan demikian, niat puasa Tasu'a dapat dilafadzkan sebagai berikut:
"Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatil tasu'â lillâhi ta'âlâ" atau "Nawaitu shauma tasu'a sunnatan lillahi ta'ala".
Baik puasa Asyura maupun Tasu'a, keduanya merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan. Pelaksanaan keduanya diharapkan dapat meningkatkan ketakwaan dan kedekatan kita kepada Allah SWT.
Perbedaan Niat Puasa Asyura dan Puasa Ramadan
Meskipun sama-sama puasa, niat puasa Asyura dan puasa Ramadhan memiliki perbedaan. Puasa Ramadhan merupakan ibadah wajib bagi umat muslim yang mampu, sedangkan puasa Asyura adalah ibadah sunnah.
Niat puasa Ramadhan lebih menekankan pada kewajiban menjalankan ibadah tersebut, sedangkan niat puasa Asyura lebih menekankan pada keutamaan dan pahala yang didapatkan.
Niat puasa Ramadhan dibaca pada malam hari sebelum memulai puasa, sedangkan niat puasa Asyura juga dibaca pada malam hari sebelum memulai puasa. Namun, waktu membaca niat puasa Ramadhan lebih fleksibel, dapat dibaca kapan saja sebelum terbit fajar.
Meskipun berbeda, kedua niat tersebut sama-sama harus diiringi dengan keikhlasan dan ketulusan hati dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Disclaimer: Artikel ini dibuat menggunakan teknologi AI.