Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (9/5/2025). IHSG akan menguji posisi 6.859-6.897.
IHSG anjlok 1,42% ke posisi 6.827 disertai dengan munculnya tekanan jual yang tinggi pada Kamis, 8 Mei 2025.
“Kami perkirakan, IHSG sudah berada di akhir wave (a) dari wave (b), sehingga IHSG berpeluang menguat dalam jangka pendek untuk menguji 6.859-6.897,” ujar Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana dalam catatannya.
Ia menuturkan, IHSG hari ini akan berada di level support 6.759,6.682 dan level resistance 6.986,7.075 pada perdagangan Jumat pekan ini.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan level resistance 6.700-6.980.
“Potensi menguat justru kembali terbuka hari ini,” demikian seperti dikutip.
Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman menuturkan, IHSG masih berpotensi teknikal rebound sepanjang masih kuat bertahan di level support 6.800. IHSG akan berada di level support 6.770-6.800 dan level resistance 6.850-6.925.
Rekomendasi Saham
Pada perdagangan saham hari ini, PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).
Sedangkan Herditya memilih saham PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO), PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) - Buy on Weakness
Saham ADRO terkoreksi 0,26% ke 1.895 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi ADRO sedang berada pada bagian dari wave c dari wave (b), sehingga ADRO rawan melanjutkan koreksinya," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 1.765-1.850
Target Price: 1.975, 2.030
Stoploss: below 1.725
2.PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) - Buy on Weakness
Saham AMRT menguat 1,73% ke 2.350 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi AMRT sedang berada bagian dari wave [iii] dari wave C, sehingga meskipun terkoreksi akan relatif terbatas," kata Herditya.
Buy on Weakness: 2.200-2.320
Target Price: 2.480, 2.550
Stoploss: below 2.180
3.PT Barito Pacific Tbk (BRPT) - Spec Buy
Saham BRPT terkoreksi 2,96% ke 820 disertai dengan munculnya tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi BRPT sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [c], sehingga BRPT masih berpeluang berbalik menguat.
Spec Buy: 805-820
Target Price: 895, 935
Stoploss: below 800
4.PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) - Buy on Weakness
Saham ICBP menguat 2,93% ke 11.400 disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi ICBP sedang berada pada bagian dari wave [iv] dari wave A, sehingga ICBP rawan berbalik terkoreksi dahulu," kata dia.
Buy on Weakness: 10.575-11.125
Target Price: 11.650, 11.900
Stoploss: below 10.100
Efek Perang Dagang
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, efek perang tarif dagang dan ketidakpastian pertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Lembaga pemeringkat global Fitch merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2025 menjadi 4,9%, turun dari sebelumnya 5%, serta memproyeksikan pertumbuhan yang lebih rendah lagi pada 2026, yakni sebesar 4,7%.
Revisi ini dilatarbelakangi oleh dampak perang dagang global yang memengaruhi stabilitas ekonomi serta melemahnya belanja konsumen. Proyeksi Fitch tersebut berbeda dengan target pemerintah Indonesia yang menargetkan pertumbuhan sebesar 5,2% pada 2025.
Penurunan proyeksi dari Fitch Ratings mencerminkan tantangan nyata yang dihadapi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Meskipun masih terdapat sisi positif, tekanan terhadap belanja konsumen dan pendapatan negara menuntut perhatian serius dari pemerintah dan para pemangku kepentingan guna menjaga keberlanjutan pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kami juga berharap, berbagai program andalan dapat segera berjalan secara maksimal, untuk dapat memberikan dorongan bagi perekonomian untuk bisa bangkit,"