Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat terbatas pada perdagangan Selasa (6/5/2025). Investor diimbau mencermati posisi 6.889 sebagai area penguatan.
IHSG naik 0,24% ke posisi 6.831 dan masih disertai oleh volume pembelian pada perdagangan Senin, 5 Mei 2025.
"Kami masih memperkirakan posisi IHSG sedang berada pada akhir wave (a) dari wave B sehingga penguatan IHSG akan relatif terbatas, cermati area 6.899 sebagai area penguatan berikutnya,” ujar Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana.
Ia juga mengingatkan waspadai akan ada potensi pembalikan arah dari IHSG untuk membentu wave (b) di mana pihaknya perkirakan menguji 6.364.6.618.
Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.759,6.708 dan level resistance 6.877,6.933.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance di 6.780-6.915.
Sedangkan Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman menuturkan, IHSG masih berpotensi koreksi terbatas pada perdagangan Selasa, 6 Mei 2025. IHSG akan bergerak di level support 6.760-6.800 dan level resistance 6.850-6.900.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Bank Jago Tbk (ARTO), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM).
Sedangkan Fanny memilih saham PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN), PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS), dan PT Siloam Hospital Tbk (SILO).
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) - Buy on Weakness
Saham AADI menguat 3,72% ke 6.975 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi saham AADI saat ini berada pada bagian dari wave B, sehingga AADI rawan terkoreksi terlebih dahulu," ujar Herditya.
Buy on Weakness: 6.350-6.575
Target Price: 7.350, 7.925
Stoploss: below 6.000
2.PT Bank Jago Tbk (ARTO) - Buy on Weakness
Saham ARTO menguat 1,58% ke 1.925 dan masih disertai dengan munculnya volume pembelian. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi ARTO saat ini berada pada bagian dari wave iv dari wave (a) dari wave [iii], sehingga ARTO rawan terkoreksi terlebih dahulu.
Buy on Weakness: 1.710-1.835
Target Price: 2.100, 2.200
Stoploss: below 1.580
3.PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) - Buy on Weakness
Saham BREN menguat 0,82% ke 6.150 dan masih disertai dengan munculnya volume pembelian, tetapi penguatannya masih tertahan oleh MA60. "Pada label hitam, posisi BREN diperkirakan sedang berada pada bagian dari wave (b) dari wave [ii]," ujar dia.
Buy on Weakness: 5.275-5.850
Target Price: 6.650, 7.400
Stoploss: below 5.125
4.PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) - Buy on Weakness
Saham TKIM menguat 9,05% ke 5.725 disertai oleh peningkatan volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi TKIM sedang berada pada bagian dari wave iii dari wave (c), sehinga meskipun terkoreksi akan relatif terbatas," kata Herditya.
Buy on Weakness: 5.475-5.600
Target Price: 5.900, 6.100
Stoploss: below 5.325
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Penutupan IHSG pada 5 Mei 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin sore ini. Penguatan IHSG dipimpin oleh saham-saham sektor barang baku.
Pada Senin (5/6/2025), IHSG ditutup menguat 16,22 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.831,95. Sementara indeks LQ45 naik 3,97 poin atau 0,52 persen ke posisi 767,32.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat sebesar 2,03 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 1,71 persen dan 0,85 persen.
Sedangkan, satu sektor menurun yaitu sektor teknologi yang masing-masing turun sebesar 0,46 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu JATI, SOLA, HELI, OPMS dan SMBR. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni IKAI, TAXI, DADA, KREN dan NINE.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.178.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,04 miliar lembar saham senilai Rp10,51 triliun. Sebanyak 361 saham naik 267 saham menurun, dan 331 tidak bergerak nilainya.
“Para pelaku pasar mengurangi spekulasi mereka atas penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, dengan memperkirakan 79 basis poin (bps) total pemangkasan suku bunga tahun ini, dibandingkan dengan sekitar 90 bps sebelum rilis data NFP," tulis Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dikutip dari Antara.
Perubahan Sikap Pemerintah AS
Pada Jumat (2/4/2025), pemerintah China mengatakan sedang mengevaluasi tawaran yang diajukan pejabat Amerika Serikat (AS) baru-baru ini tentang pembicaraan perdagangan.
Evaluasi ini di ambil untuk menilai seberapa serius perubahan sikap kebijakan pemerintahan AS Presiden Trump.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pintu terbuka lebar, apabila AS setuju untuk menarik kembali tarif timbal balik (reciprocal tariffs), sehingga membuka jalan untuk secara resmi memulai proses negosiasi.
Ekonomi AS menambahkan 177.000 pekerja di April 2025, turun dari penambahan 185.000 pekerja di bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dari penambahan 138.000 pekerja yang diperkirakan oleh para pakar ekonomi. Tingkat Pengangguran bertahan stabil di 4,2 persen.
Data ini memberikan indikasi bank sentral AS Federal Reserve masih belum akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan ini dan bulan depan, karena berkurangnya tekanan atas Federal Reserve untuk mendukung ekonomi.