Prediksi IHSG Hari Ini 27 Mei 2025, Waspadai Koreksi

2 days ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melemah pada perdagangan Selasa (27/5/2025). IHSG berpotensi melemah ke posisi 6.713-7.031.

IHSG turun 0,36% ke posisi 7.188 disertai dengan munculnya tekanan jual pada perdagangan Senin, 26 Mei 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pihaknya perkirakan IHSG hari ini sudah berada di akhir wave (v) dari wave (a) pada label hitam.

“Hal tersebut berarti, IHSG rawan melanjutkan koreksi ke rentang area 6.713-7.031,” kata Herditya dalam catatannya.

Ia mengatakan, IHSG meski menguat diperkirakan relatif terbatas ke posisi 7.197-7.216. Herditya mengatakan, IHSG akan bergerak di level support 7.085,7.009 dan level resistance 7.263,7.324 pada perdagangan Selasa pekan ini.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan level support dan level resistance 7.160-7.330.

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Medco Energi International Tbk (MEDC).

Sedangkan dalam PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Sentimen IHSG

PT Pilarmas Investindo Sekuritas menyebutkan, IHSG akan kembali bangkit pada perdagangan Selasa pekan ini. Hal ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan akan memperpanjang batas waktu bagi Uni Eropa dari sebelumnya 1 Juni menjadi 9 Juli 2025.

Perpanjangan ini setelah Trump dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen berbicara melalui telepon. Bahkan Ursula von der Leyen mengatakan Eropa siap untuk memajukan pembicaraan dengan cepat dan tegas, tetapi kesepakatan yang baik akan membutuhkan waktu hingga 9 Juli. Uni Eropa sebelumnya dijadwalkan untuk dikenakan tarif sebesar 20% berdasarkan ”tarif resiprokal” yang diumumkan pada April, dan batas tenggat waktu hingga 9 Juli untuk membuatnya menjadi 10%.

Namun, Trump pada Jumat kemarin mengancam akan mengenakan tarif yang lebih tinggi, sebesar 50% mulai 1 Juni setelah Trump kesal karena negosiasi dengan Eropa berjalan dengan sangat lambat. Ancaman tarif Trump kepada Eropa sebesar 50%, akan memberikan tekanan kepada perdagangan antara Amerika dan Uni Eropa senilai USD 321 miliar, dan akan menurunkan GDP Amerika hampir 0,6% dan berpotensi menaikkan harga lebih dari 0.3%.

"Tentu saja, penundaan tersebut membuat pasar bergembira, di mana futures S&P 500 naik 1,3%, begitupun dengan Dow Jones yang naik hingga 1,1%,"

Hambatan dari Sisi Perdagangan Nontarif

Uni Eropa sebelumnya sudah menyampaikan Uni Eropa dan Amerika Serikat dapat menurunkan tarif mereka hingga nol pada banyak barang, tetapi dari sisi Amerika Serikat menginginkan hambatan perdagangan non tarif.

“Sedangkan menurut kami, hambatan dari sisi perdagangan non tarif ini rintangannya jauh lebih besar, karena pembicaraannya dengan masing masing negara Eropa sehingga tak kunjung mendapatkan kesepakatan,” demikian seperti dikutip.

Para duta besar Uni Eropa akan mengadakan pada pertemuan pada Senin untuk membahas mengenai negosiasi dan memberi kesempatan kepada komisi untuk memberikan pengarahan kepada negara anggota mereka.

Mereka juga sedang menyiapkan kerangka kerja Uni Eropa yang baru, mencakup hambatan tarif dan non tarif, meningkatkan keamanan ekonomi, investasi bersama, pembelian strategis hingga kerja sama dalam menghadapi tantangan global.

"Kabar gembira ini, tentu saja diharapkan akan menjadi vitamin booster bagi IHSG yang masuk angin kemarin sehingga dapat berbalik menjadi positif hari ini,” demikian seperti dikutip.

Rekomendasi Teknikal

1.PT Adaro Andalan Idonesia Tbk (AADI) - Buy on Weakness

Saham AADI menguat 2,08% ke 7.350 tetapi didominasi oleh tekanan jual yang cenderung meningkat. "Kami perkirakan, posisi AADI saat ini sedang berada pada bagian awal dari wave B, sehingga AADI masih rawan melanjutkan koreksinya pada label hitam," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 6.500-7.075

Target Price: 7.775, 8.400

Stoploss: below 6.350

2.PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) - Buy on Weakness

Saham ADMR terkoreksi 1,39% ke 1.065 dan masih didominasi oleh tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi ADMR saat ini sedang berada pada bagian awal dari wave (ii) dari wave [iii]. Hal tersebut berarti, ADMR rawan melanjutkan koreksinya," kata Herditya.

Buy on Weakness: 970-1.030

Target Price: 1.120, 1.215

Stoploss: below 880

3.PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) - Buy on Weakness

Saham BBRI terkoreksi 0,69% ke 4.320 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Herditya mengatakan, pihaknya  perkirakan, posisi BBRI saat ini  berada pada bagian dari wave [iv] dari wave C, sehingga BBRI masih rawan melanjutkan koreksinya.

Buy on Weakness: 4.060-4.180

Target Price: 4.400, 4.520

Stoploss: below 3.960

4.PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) - Spec Buy

Saham MEDC menguat 4,56% ke 1.260 dan disertai dengan munculnya volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi MEDC sedang berada pada bagian dari wave (iii) dari [c], sehingga MEDC masih berpeluang melanjutkan penguatannya," ujar Herditya.

Spec Buy: 1.220-1.250

Target Price: 1.295, 1.330

Stoploss: below 1.205

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |