Misteri Motif Mahasiswa Bunuh Kakak Beradik dengan Sadis di Lampung, Tersangka Tak Akui Perbuatannya

Liputan6.com, Jakarta Polisi masih terus mendalami motif di balik Eka Stia (19), mahasiswa yang menjadi tersangka pembunuhan sadis sekaligus pemerkosaan terhadap bocah kakak beradik, AT (8) dan KK (4,5) di Kabupaten Pesisir Barat, Lampung. 

Kedua korban ditemukan tewas dalam kondisi berpelukan di area perkebunan Pekon Baturaja, Kecamatan Pesisir Utara, pada Mei 2025 lalu. Kondisinya mengenaskan. Wajahnya hilang dan tempurung kepalanya terbuka.

Kasus itu sempat menemui jalan buntu karena minimnya saksi dan kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang sudah rusak akibat hujan dan proses pencarian korban. Namun, setelah empat bulan penyelidikan, polisi akhirnya mendapatkan bukti kuat untuk menetapkan Eka sebagai tersangka.

Kasat Reskrim Polres Pesisir Barat, Iptu Fabian Yafi Adinata, menjelaskan salah satu bukti penting adalah sepasang anting milik korban yang ditemukan di dalam gubuk milik tersangka, berjarak sekitar 60 meter dari lokasi penemuan jasad kakak beradik tersebut.

"Dari jejak digital di ponsel tersangka, pada jam krusial ia berada di gubuk itu. Kami cocokkan dengan waktu kematian korban, dan datanya sesuai," ujarnya, Selasa (16/9/2025).

Selain itu, hasil visum forensik juga memperkuat dugaan pemerkosaan. "Di kemaluan korban terdapat bakteri yang mengindikasikan adanya tindak pelecehan seksual," ungkapnya. 

Polisi lebih dulu melakukan gelar perkara pada 10 September 2025. Hasilnya, pada 11 September, Eka resmi ditetapkan sebagai tersangka. Keesokan harinya, 12 September, tim kepolisian langsung mengeksekusi penangkapan di rumah tersangka.

"Penangkapan berlangsung tanpa perlawanan karena tersangka saat itu berada di rumah. Dari awal ia kooperatif, meski saat diperiksa masih enggan menjelaskan bagaimana membunuh korban," terangnya.

Sejauh ini, polisi telah memeriksa lima saksi yang sering beraktivitas di sekitar lokasi kejadian, serta meminta keterangan ahli forensik. Meski bukti sudah mengarah kuat ke tersangka, Eka hingga kini belum mengakui perbuatannya.

Fabian bilang, fokus penyelidikan saat ini bukan sekadar pengakuan tersangka, melainkan penguatan alat bukti.

"Sampai sekarang tersangka belum mengakui perbuatannya. Untuk motif masih kami dalami, semoga segera terungkap," tutup Fabian.