Minat Investor Indonesia ke Pasar Saham Global Makin Besar

6 hours ago 8

Liputan6.com, Jakarta Dalam dua tahun terakhir, Gotrade mencatat pertumbuhan rata-rata nilai transaksi investor Indonesia terhadap saham global lebih dari 100% per tahun. Angka ini mencerminkan antusiasme trader Indonesia terhadap pasar saham AS, terutama sebagai strategi diversifikasi di tengah kondisi pasar domestik yang penuh ketidakpastian.

“Melihat pertumbuhan minat yang signifikan ini, kami yakin kemitraan dengan TradingView akan memberikan pengalaman trading yang semakin relevan dan dibutuhkan oleh trader Indonesia,” ungkap Founder h CEO Gotrade Indonesia Norman Wanto dalam keterangan tertulis, Kamis (1/5/2025).

Seiring meningkatnya minat investor Indonesia terhadap saham-saham global, kebutuhan akan platform yang terintegrasi dan efisien semakin tinggi. Selama ini, banyak trader menggunakan TradingView untuk analisa teknikal, namun harus berpindah platform untuk eksekusi. Hal ini tidak hanya menyulitkan, tapi juga memperlambat proses pengambilan keputusan.

Menjawab kebutuhan tersebut, Gotrade kini resmi terintegrasi dengan TradingView Mobile App, memungkinkan pengguna untuk langsung melakukan trading saham AS seperti Apple, Tesla, hingga Nvidia dari aplikasi yang sama yang mereka gunakan untuk menganalisis pasar.

“Selama ini banyak trader Indonesia menggunakan TradingView untuk analisa teknikal. Kini, mereka bisa langsung eksekusi saham global favoritnya di aplikasi yang sama,” ujar Norman.

“Ini adalah bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan pengalaman trading yang lebih efisien dan profesional bagi semua pengguna," lanjut dia.

Saham Meta Melejit 5% Usai Rilis Pendapatan Rp 701,2 Triliun

Ssebelumnya, saham Meta melejit hingga 5% pada Rabu, 30 April 2025 waktu setempat, setelah raksasa teknologi tersebut melaporkan kinerja keuangan yang positif pada kuartal pertama 2025.

Melansir CNBC International, Kamis (1/5/2025) Meta mencatat pendapatan sebesar USD 42,31 miliar (Rp701,2 triliun) dari USD 41,40 miliar (Rp686,1 triliun) yang ditargetkan.

Perusahaan juga mencatat laba per saham sebesar USD 6,43. Penjualan Meta di kuartal pertama 2025 naik 16% secara tahunan sementara laba bersih melonjak 35% menjadi USD 16,64 miliar (Rp275,7 triliun), naik dari USD 12,37 miliar (Rp205 triliun) di tahun sebelumnya.

Kepala keuangan Meta, Susan Li membidik penjualan perusahaan pada kuartal kedua mencapai USD 42,5 miliar (Rp704,3 triliun) hingga USD 45,5 miliar (Rp754,1 triliun).

Namun, Li juga menambahkan, perusahaan telah mulai melihat beberapa pengurangan belanja iklan dari eksportir e-commercenya di kawasan Asia.

"Bisnis kami juga berkinerja sangat baik, dan saya pikir kami berada dalam posisi yang baik untuk menavigasi ketidakpastian ekonomi makro," kata CEO Meta, Mark Zuckerberg kepada para analis dalam panggilan pendapatan pada Rabu (30/4).

Meta mengatakan, pihaknya menurunkan kisaran total pengeluarannya pada tahun 2025, yang sekarang akan berada di antara USD 113 miliar hingga USD 118 miliar (Rp1,9 kuadriliun).

Angka itu sebelumnya adalah USD 114 miliar hingga USD 119 miliar.

Namun, Meta meningkatkan belanja modalnya pada 2025 menjadi di kisaran USD 64 miliar hingga USD 72 miliar, naik dari prospek sebelumnya sebesar USD 60 miliar hingga USD 65 miliar.

"Prospek yang diperbarui ini mencerminkan investasi pusat data tambahan untuk mendukung upaya kecerdasan buatan kami serta peningkatan biaya perangkat keras infrastruktur yang diharapkan," kata perusahaan itu dalam rilis pendapatan.

Wall Street Bergelombang, Indeks S&P 500 Cetak Penguatan Hari Kelima

Awal pekan ini, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat tipis pada penutupan perdagangan hari Senin. Pekan ini, Wall Street bersiap menghadapi minggu yang padat dengan laporan keuangan perusahaan dan data ekonomi.

Investor juga tengah menunggu kemajuan apa pun dalam negosiasi kesepakatan perdagangan antara AS dengan sejumlah negara terutama China.

Mengutip CNBC, Selasa (29/4/2025), indeks saham acuan S&P 500 naik 0,06% hingga ditutup pada 5.528,75, membukukan penguatan kelima berturut-turut. Indeks Nasdaq Composite turun 0,1% dan berakhir pada 17.366,13. Dow Jones Industrial Average naik 114,09 poin atau 0,28% hingga ditutup pada 40.227,59.

Empat dari perusahaan "Magnificent Seven" yaitu Amazon, Apple, Meta Platforms, dan Microsoft sempat tertekan selama sesi perdagangan Senin menjelang laporan triwulanan mereka.

Apple dan Meta Platforms mengakhiri sesi sedikit lebih tinggi, masing-masing naik sekitar 0,4%. Microsoft turun 0,2% sementara Amazon turun 0,7%.

Pada Senin, Menteri Keuangan AS Scott Bessent memberikan sedikit kejelasan tentang arah mencapai kemungkinan perjanjian perdagangan dengan China, tetapi mengatakan bahwa tanggung jawabnya bukan pada AS.

Namun, di sisi positifnya, Bessent mengatakan bahwa mereka membuat kemajuan pada proposal perdagangan lainnya, yang menunjukkan kesepakatan dengan India akan menjadi salah satu yang pertama yang akan datang.

"Saya percaya bahwa terserah China untuk meredakannya, karena mereka menjual lima kali lebih banyak kepada kami daripada yang kami jual kepada mereka, jadi tarif 120%, 145% ini tidak berkelanjutan," kata Bessent di "Squawk Box" CNBC.

Foto Pilihan

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |