MBMA Gelar Penjualan Perdana MHP dari PT ESG

13 hours ago 5

Liputan6.com, Jakarta - PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan perjualan perdana Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), produksi PT ESG New Energy Material (PT ESG), perusahaan patungan HPAL (High-Pressure Acid Leach) dengan GEM Co., Ltd (GEM).

PT ESG menerima Izin Usaha Industri (IUI) pada Februari 2025 dan berhasil menyelesaikan penjualan perdana pada Maret 2025 dengan mengirimkan 6.500 metrik ton nikel dalam bentuk MHP. Pengiriman ini merupakan yang pertama dari serangkaian pengiriman yang direncanakan sepanjang 2025. Demikian mengutip dari keterangan resmi, Sabtu (15/3/2025).

Pabrik HPAL PT ESG dirancang untuk memproduksi 30.000 ton nikel MHP per tahun. Train 1, dengan kapasitas 20.000 ton per tahun, berhasil di-commissioning pada pertengahan Desember 2024 dan telah berproduksi dengan mencapai atau melampaui kapasitas rancangannya.

Train 2, dengan kapasitas 10.000 ton per tahun, saat ini dalam tahap commissioning dan dijadwalkan mencapai produksi pertama pada kuartal kedua 2025.

Untuk memastikan pasokan bahan baku yang kontinu dan berbiaya rendah, Tambang PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM) milik Merdeka Battery Materialsakan menyediakan sumber bijih limonit yang stabil dalam jangka panjang bagi PT ESG.

Pembangunan pabrik persiapan bijih atau Feed Preparation Plant (FPP) di Tambang SCM sedang dilaksanakan sesuai jadwal untuk mendukung transportasi bijih limonit melalui pipa bubur ke pabrik PT ESG di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mulai paruh kedua 2025.

“Keberhasilan penjualan perdana MHP merupakan tonggak penting bagi MBMA dan PT ESG, mencerminkan kemampuan kami dalam proyek sesuai jadwal dan mengirimkan bahan baterai berkualitas tinggi ke pasar global. Dengan permintaan bahan baterai yang terus meningkat, MBMA berada pada posisi yang kuat untuk memanfaatkan transisi energi global dan memperkuat posisi kami sebagai pemasok utama bagi industri baterai kendaraan listrik,” Presiden Direktur MBMA, Teddy Oetomo.

Promosi 1

Mulai Produksi Pabrik HPAL Kedua

Selain di pabrik HPAL PT ESG, perusahaan sedang dalam proses memulai produksi pabrik HPAL kedua, yang dioperasikan oleh PT Meiming New Energy Material (PT Meiming) dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 25.000 ton nikel MHP. Sementara pabrik HPAL ketiga di bawah PT Sulawesi Nickel Cobalt (SLNC) dengan kapasitas 90.000 ton nikel MHP per tahun sedang dalam tahap konstruksi dan ditargetkan beroperasi pada pertengahan 2026.

MBMA terus memperkuat posisinya dalam rantai pasok global untuk industri baterai sesuai dengan misi perusahaan dalam mendukung transformasi energi global. “Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan, MBMA selalu mengutamakan kesehatan dan keselamatan karyawan, kesejahteraan masyarakat, serta pengelolaan lingkungan yang bertanggung jawab,” ujar Teddy.

Pendapatan MBMA Tumbuh 58 Persen hingga Kuartal III 2024

Sebelumnya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) membukukan pertumbuhan kinerja positif sepanjang Januari-September 2024, yang ditopang oleh ekspansi produksi dan inisiatif peningkatan efisiensi.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, pendapatan MBMA tercatat mencapai USD 1,38 miliar atau tumbuh signifikan sebesar 58% secara tahunan (year-on-year) dan laba bersih sebesar USD 60 juta atau meroket 123% secara tahunan.

Adapun, EBITDA (Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization) dan laba bersih sebesar USD 114 juta dan USD 60 juta atau masing-masing melonjak 78% dan 124% secara tahunan.

Corporate Secretary PT Merdeka Battery Materials Tbk, Deny Greviartana Wijaya menuturkan, pendorong lonjakan kinerja tersebut adalah kenaikan produksi limonit dari tambang nikel PT Sulawesi Cahaya Mineral (PT SCM) serta produksi nickel pig iron (NPI) dan high-grade nickel matte (HGNM).

Sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, tambang SCM memproduksi limonit sebesar 6,7 juta wet metric tonnes (WMT), 176% lebih tinggi dari produksi 9 bulan pertama 2023.

Pada periode yang sama, SCM memproduksi 1,9 juta WMT saprolit, atau 113% lebih tinggi dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Selain itu, smelter RKEF (Rotary Kiln-Electric Furnace) menghasilkan 63.338 ton nikel dalam NPI, sedangkan pabrik nickel matte memproduksi 38.422 ton nikel dalam HGNM.

Deny mengatakan, pada kuartal III/2024, seiring dengan upaya optimalisasi dan mobilisasi kontraktor tambang baru, volume produksi bijih limonit dan saprolit melonjak sebesar 130% dan 360% di bandingkan kuartal III/2023.

"Hal ini menetapkan landasan yang kuat untuk pertumbuhan volume produksi signifikan di 2025 untuk memenuhi kebutuhan operasi RKEF dan HPAL kami,” kata dia.

EBITDA Perseroan

Ia menuturkan, Proyek Acid, Iron, Metals (AIM) serta pabrik HPAL (High Pressure Acid Leach) telah dalam tahap commissioning dan siap untuk berproduksi penuh pada 2025.

"Berlandaskan portofolio aset dengan biaya rendah dan berkualitas tinggi dikombinasikan dengan permodalan yang kuat, MBMA kini pada posisi kuat untuk menciptakan nilai lebih bagi pemegang saham, didukung prospek pertumbuhan jangka panjang yang kuat,” tutur Deny.

Dari sisi EBITDA, Deny mengatakan, kenaikan EBITDA terutama ditopang oleh bisnis pengolahan nikel, yaitu NPI senilai USD 76 juta, HGNM senilai USD 28 juta, dan limonit senilai USD 29 juta, dikurangi dengan biaya lainnya senilai USD18 juta, termasuk biaya korporasi.

Selain kenaikan produksi dan penjualan, kinerja positif MBMA sepanjang 9 bulan pertama tahun ini juga didukung oleh upaya Perseroan untuk menurunkan biaya produksi, meningkatkan infrastruktur pendukung, dan melakukan perawatan rutin smelter untuk meningkatkan efisiensi dan tingkat keamanan operasional.

Sebagai contoh, cash cost tambang SCM dapat diturunkan dari USD 7 per WMT pada kuartal kedua menjadi USD 6 per WMT pada kuartal ketiga 2024. Penurunan biaya ini didukung oleh mobilisasi kontraktor tambang baru. Cash cost diyakini dapat terus diturunkan seiring dengan kenaikan volume produksi dan optimisasi infrastruktur.

Selain itu, sepanjang 9 bulan pertama tahun ini, cash cost untuk NPI turun menjadi USD 10.387 per ton dari USD 12.775 per ton pada 9 bulan pertama 2023, menempatkan cash cost di posisi bawah target rentang USD 10.000-USD 11.000 untuk 2024.

Bangun Haul Road

Jika MBMA dapat memasok bijih saprolit untuk RKEF dari sumber internal dan pasokan energi dari pembangkit listrik internal, maka biaya tunai NPI kami cukup jauh dibawah USD 9.000 per ton. Pada 9 bulan pertama 2024, HGNM mencatatkan cash cost sebesar USD 13.310 per ton pada posisi bawah rentang target USD 13.000-USD 15.000 untuk 2024.

“Saat ini, kami sedang menyelesaikan pembangunan haul road baru dari tambang SCM ke Indonesia Morowali Industrial Park (“IMIP”),” ujar dia.

Ia menambahkan, kehadiran haul road ini sangat penting karena dapat mengurangi biaya transportasi, menambah kapasitas pengiriman bijih saprolit dan menyediakan koridor untuk transmisi listrik dan jaringan pipa yang menyalurkan bahan baku ke pabrik HPAL kami di IMIP.

Perseroan optimistis target penjualan nikel 2024 akan tercapai, yaitu sebanyak 4–5 juta WMT saprolit dan 9,5–10,5 juta WMT limonit. Produksi diperkirakan akan meningkat pada 2025 seiring dengan rencana commissioning fasilitas feed preparation plant (FPP) kedua yang ditargetkan pada pertengahan 2025.

Sementara itu, Perseroan masih sesuai rencana dalam memenuhi target produksi smelter RKEF 2024 antara 80.000 hingga 85.000 ton nikel dalam NPI serta produksi nikel matte antara 50.000 hingga 55.000 ton nikel dalam HGNM.

Bangun Kemitraan Strategis

Sebagai bagian dari strategi pertumbuhannya, MBMA bermitra dengan GEM Co., Ltd (GEM) mengembangkan dua pabrik HPAL berlokasi di IMIP dengan kapasitas 30.000 ton per tahun (PT ESG New Energy Material) dan 25.000 ton per tahun (PT Meiming New Energy Material).

Kedua proyek HPAL ini tengah melaksanakan commissioning dan diperkirakan akan berproduksi sesuai kapasitas pada 2025. MBMA terus membangun kemitraan strategis untuk mengembangkan HPAL tambahan untuk memaksimalkan nilai sumber daya nikel limonitnya.

Proyek-proyek strategis lain juga memperlihatkan kemajuan yang positif. Pada kuartal III/2024, proses commissioning pabrik asam sulfat di proyek AIM yang dioperasikan oleh PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) berjalan dengan sukses.

Train 1 mencatatkan hasil commissioning sebesar 77.555 ton asam sulfat, sementara Train 2 berhasil melakukan commissioning pada September 2024 dan menghasilkan 5.119 ton asam sulfat. Selain itu, pembangunan pabrik katoda tembaga juga memasuki tahap akhir. Beberapa bagian dan peralatan produksi telah mulai memasuki fase commissioning selama kuartal IV/2024.

"Capaian positif pada 9 bulan pertama tahun ini membuktikan komitmen Perusahaan untuk meningkatkan kinerja melalui efisiensi dan optimalisasi aset-aset kami yang terintegrasi secara vertical,” kata Deny.

Ia menambahkan, pertumbuhan ini sekaligus meletakkan landasan yang kuat menuju visi MBMA menjadi pemimpin dalam transformasi energi global dan menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |