Laporan Liputan6.com dari Cina: Masih Ragu Beli Mobil Listrik? PHEV Jadi Solusinya!

Liputan6.com, Jakarta - CEO Omoda & Jaecoo International, Shawn Xu, menilai bahwa mobil berteknologi PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) dapat menjadi solusi bagi masyarakat Indonesia yang masih ragu untuk beralih ke mobil listrik murni.

“Masih banyak orang yang khawatir soal pengisian daya mobil listrik, terutama ketika harus menempuh perjalanan jauh. Jika daya habis di tengah jalan, tentu akan merepotkan,” ujar Shawn dalam wawancara khusus yang dihadiri jurnalis Liputan6.com, Jonathan Pandapotan Purba, di OJ Building, Wuhu, Anhui, Selasa (21/10/2025).

Menurut Shawn, mobil PHEV mampu memberikan pengalaman berkendara layaknya mobil listrik, namun tanpa kekhawatiran soal jarak tempuh.

Ia menjelaskan, PHEV menawarkan keseimbangan yang ideal. Di satu sisi, pengemudi bisa merasakan sensasi berkendara seperti EV, dapat melakukan pengisian daya di rumah maupun di stasiun pengisian. Bisa digunakan untuk bepergian, berbelanja, dan rasanya mirip dengan mobil listrik. Apalagi di Indonesia, biaya listrik jauh lebih hemat dibanding bahan bakar bensin.

“Namun jika tidak sempat mengisi daya, mobil tetap bisa digunakan seperti kendaraan biasa. Jadi, inilah solusi terbaik,” tambahnya.

Dengan keunggulan tersebut, Shawn yakin permintaan mobil PHEV di Indonesia akan terus meningkat. Meski begitu, Omoda & Jaecoo tetap berkomitmen mendukung pengembangan mobil listrik di Tanah Air.

“Kami percaya, ke depan mobil PHEV akan semakin diminati,” pungkas Shawn.

PHEV (Plug-in Hybrid Electric Vehicle) adalah jenis mobil hibrida yang menggabungkan dua sumber tenaga: mesin bensin dan motor listrik dengan baterai yang bisa diisi ulang dari luar (melalui colokan listrik).

Berbeda dengan mobil hybrid biasa (HEV) yang hanya mengandalkan sistem regeneratif dari pengereman untuk mengisi daya, PHEV bisa dicas langsung menggunakan listrik rumah atau stasiun pengisian (charging station).

Dengan teknologi ini, PHEV dapat berjalan dalam mode listrik penuh (EV mode) untuk jarak pendek, sebelum mesin bensin otomatis aktif saat baterai mulai habis atau dibutuhkan tenaga tambahan

Pada ajang OMODA & JAECOO International User Summit 2025 yang berlangsung di Wuhu, Cina, 16–22 Oktober 2025, OMODA kembali menarik perhatian dengan peluncuran OMODA O4—sebuah langkah besar menuju era mobilitas cerdas.

Dalam acara yang turut dihadiri jurnalis Liputan6.com, Jonathan Pandapotan Purba, OMODA memperkenalkan OMODA O4 sebagai evolusi dari desain khas 'Cyber Mecha'. Model ini bukan hanya sekadar penyegaran tampilan, tetapi juga menjadi wujud kolaborasi erat antara OMODA dan penggunanya di berbagai belahan dunia.

OMODA O4 merepresentasikan peningkatan standar dan ekspektasi dalam dunia otomotif. Umpan balik dari komunitas global menjadi landasan utama pengembangannya, mencerminkan komitmen OMODA untuk terus tumbuh bersama para penggunanya.

Menurut Richard Koo, Design Director OMODA, desain O4 lahir dari keberanian menantang batas-batas konvensional. “Desain lintas batas bukan hanya soal menggabungkan gaya, tetapi cara baru dalam memaknai bentuk dan fungsi kendaraan modern,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa generasi muda kini menginginkan kendaraan yang tidak hanya unik secara visual, tetapi juga fungsional dan bermakna secara emosional. OMODA O4 hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut.

Secara desain, OMODA O4 menonjol melalui kombinasi garis tegas dan proporsi dinamis, mencerminkan semangat eksplorasi dan mobilitas masa depan. Tim desain dan teknik telah melakukan ratusan penyempurnaan pada struktur rangka untuk menghadirkan keseimbangan ideal antara estetika futuristik dan kenyamanan berkendara.

“Orang bisa tertarik karena desainnya, tapi mereka akan bertahan karena fungsinya,” tegas Richard, merangkum filosofi di balik desain OMODA O4.

Konsep 'Cyber Mecha' menjadi fondasi desain OMODA & JAECOO. OMODA tampil dengan warna-warna berani dan elemen mecha yang agresif, sementara JAECOO menekankan pada material premium serta presisi dalam proporsi untuk menghadirkan kesan elegan dan percaya diri.

Setiap aspek desain dikembangkan berdasarkan pengamatan terhadap perilaku pengguna—mulai dari kebiasaan parkir, aktivitas luar ruangan, hingga gaya hidup modern yang semakin fleksibel.