Liputan6.com, Jakarta Dalam laporan Induk Perusahaan Unilever (Unilever PLC), manajemen mengakui bahwa Unilever Indonesia termasuk dalam jajaran pasar prioritas yang menunjukkan tren perbaikan.
Optimisme terhadap prospek di Indonesia didorong oleh penguatan distribusi, stabilisasi harga, serta peningkatan eksekusi di pasar. Manajemen juga menekankan Indonesia dan Tiongkok berhasil menata ulang bisnisnya dengan baik, dan akan menunjukan perbaikan yang progresif di sepanjang tahun.
PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan laba bersih sebesar Rp1,24 triliun pada kuartal pertama 2025. Meski secara tahunan (YoY) masih mengalami penurunan 15%, laba tersebut melonjak 245% dibandingkan kuartal sebelumnya (QoQ), menandai awal pemulihan kinerja yang kuat setelah periode tekanan operasional. Hasil ini setara dengan sekitar sepertiga dari proyeksi laba tahun penuh 2025 menurut konsensus analis.
Peningkatan kuat secara kuartalan ditopang oleh perbaikan margin usaha dan stabilisasi margin kotor. Disiplin pengelolaan biaya dan efisiensi operasional yang berkelanjutan menjadi faktor kunci yang mendorong peningkatan profitabilitas. Belanja iklan tetap dikelola secara optimal untuk menjaga kekuatan merek.
“Meskipun hasil kuartal pertama kami masih terkoreksi dibandingkan tahun sebelumnya, kami berhasil mencatatkan peningkatan kuartal ke kuartal dalam pertumbuhan dan profitabilitas," kata Presiden Direktur Unilever Indonesia, Benjie Yap dikutip Senin (28/4/2025).
"Kemajuan ini merupakan hasil dari langkah tegas kami dalam menurunkan stok pelanggan, menstabilkan harga, serta meningkatkan layanan dan profitabilitas mitra. Ini menjadi fondasi yang kuat untuk mendorong pertumbuhan selanjutnya," lanjut dia.
Unilever Indonesia mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp9,47 triliun. Meskipun volume penjualan domestik masih menghadapi tekanan, terutama di segmen Home and Personal Care, segmen Foods and Refreshment menunjukkan ketahanan yang lebih baik. Efisiensi operasional di seluruh lini bisnis berkontribusi dalam memperbaiki struktur biaya dan margin.
Melihat tren positif ini, Unilever Indonesia optimistis bahwa momentum pemulihan akan berlanjut pada paruh kedua tahun 2025, memperkuat peluang pertumbuhan yang lebih solid dan berkelanjutan ke depan.
Laba Bersih Unilever Indonesia Lampaui Ekspektasi, Gimana Prospek Saham UNVR?
Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mencatat laba bersih sebesar Rp 1,24 triliun pada kuartal I 2025. Angka ini turun 15% dibandingkan tahun lalu, tetapi melonjak 245% dibandingkan kuartal sebelumnya. Pencapaian Unilever Indonesia tersebut melampaui perkiraan analis, mencapai 32% dari target laba sepanjang 2025.
Menyusul pengumuman kinerja tersebut, saham UNVR tampak berlayar di zona hijau pada perdagangan Jumat, 25 April 2025. Saham UNVR naiak 17,06% ke posisi 1.750 saat berita ditulis. Dalam sepekan, UNVR naik 32,58% meski masih mencatatkan penurunan 7,43% sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).
Program pembenahan yang dilakukan mulai menunjukkan hasil positif dari sisi efisiensi biaya. Margin laba kotor meningkat ke 48,2% setelah sebelumnya sempat tertekan pada dua kuartal terakhir di kisaran 45%. Sementara itu, margin laba usaha naik signifikan ke 17,1%, jauh lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya sekitar 7–9%.
Peningkatan ini didorong oleh penurunan biaya gaji yang turun 45% dibandingkan tahun lalu akibat tidak adanya lagi biaya terkait pengurangan karyawan. Biaya iklan relatif stabil di level 9,2% dari pendapatan.
Pendapatan Masih Tertekan
Di sisi lain, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp9,47 triliun, turun 6% secara tahunan meski naik 23% dibandingkan kuartal sebelumnya. Penurunan ini dipengaruhi oleh turunnya volume penjualan domestik sebesar 8% YoY, sementara rata-rata harga jual justru naik tipis 1,3% YoY.
Secara segmen, produk perawatan rumah tangga dan personal care mengalami penurunan pendapatan paling besar, yakni 9% YoY. Sementara itu, segmen makanan dan minuman lebih tahan dengan penurunan hanya 1% YoY. Meski pendapatan melemah, margin laba kotor segmen perawatan rumah tangga dan personal care berhasil pulih ke 50,2%, menunjukkan efisiensi biaya paling terasa pada segmen ini.F
"Kinerja terburuk UNVR kemungkinan telah terlewati," kata Investment Analyst Lead Stockbit, Edi Chandren dalam risetnya, dikutip Jumat (25/4/2025). Edi menjabarkan tren pertumbuhan laba bersih UNVR pada 2024. Pada kuartal I tahun lalu, laba perseroan naik 3% YoY. Pada kuartal II turun 25% YoY.
Penurunan berlanjut pada kuartal III 2024 sebesar 62% YoY, dan penurunan di kauartal IV 2024 tercatat sebesar 41% YoY. Sedangan pada kuartal I 2025, penurunannya lebih kecil yakni 15% YoY. Manajemen UNVR dalam earnings call pada Kamis (24/4) juga masih mempertahankan guidance bahwa hasil positif dari pembenahan akan terlihat lebih signifikan pada 2H25.
"Setelah pembenahan pada sisi biaya, kami menilai UNVR perlu menunjukkan progres pada sisi pendapatan, yang kami nilai berpotensi mendorong pemulihan harga saham secara lebih signifikan. Dalam 1 bulan terakhir, UNVR telah pulih dengan kenaikan 19,6%, lebih tinggi dibandingkan pemulihan IHSG yang sebesar 7,3%," ulas Edi.