Liputan6.com, Jakarta Hasil kinerja kuartal I-2025 Bank Jago menunjukkan posisi fundamental yang kuat. Sebagai salah satu bank yang baru hadir di tengah perkembangan digitalisasi perbankan awal 2020-an, Bank Jago berhasil mencatatkan pertumbuhan tahun ke tahun (year-on-year) yang signifikan berkat fokusnya pada kemitraan dan manajemen risiko yang baik.
Fundamental bank yang kuat terlihat dari pertumbuhan signifikan dalam kegiatan bisnis utamanya, yaitu dana pihak ketiga (DPK) tumbuh sebesar 62% menjadi Rp 21,4 triliun per Maret 2025 dan kredit sebesar 42% yoy, atau mencapai Rp 20,3 triliun.
Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178 persen dari akhir Maret 2024 sebesar Rp 22 miliar.
Menurut Analis Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta, kondisi ini menunjukkan strategi (akuisisi nasabah) Bank Jago dan Strategi kolaborasi dengan ekosistem digital, seperti GoTo dan Bibit, berjalan dengan baik sehingga berhasil meningkatkan DPK dan adopsi penggunaan Aplikasi Jago secara bersamaan.
“Saya pikir Bank Jago (ARTO) telah berhasil mengembangkan bisnis dengan fokus penguatan fundamental secara berkelanjutan didukung oleh ekosistem GoTo dan Bibit,” ujar Nafan Aji dikutip Senin (28/4/2025).
Menariknya, strategi kolaborasi dalam penyaluran kredit juga diikuti dengan manajemen risiko yang baik. Ini terbukti dari rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross sebesar 0,3%, tergolong sangat rendah di bawah rata-rata industri perbankan.
Capaian itu menunjukkan pendekatan yang dilakukan Bank Jago sangat hati-hati terhadap bisnis pinjaman di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu. Namun di sisi lain rendahnya NPL memberikan ruang ekspansi yang terbuka lebar terhadap pertumbuhan kredit.
Alhasil dengan pertumbuhan yang mengesankan tersebut, Bank Jago berhasil mendorong kenaikan asetnya hingga sebesar 44% YoY atau mencapai Rp 32,5 triliun. Selain itu, profitabilitas bank juga mengalami peningkatan yang signifikan dengan laba bersih setelah pajak melonjak sebesar 178% yoy menjadi Rp 60 miliar di kuartal pertama 2025 ini.
Posisi Keuangan
Manajemen Bank Jago yang diisi bankir pengalaman juga berperan dalam menjaga posisi keuangan yang kuat dan stabil dalam waktu yang cukup lama. Sebagai bank pendatang relatif baru, Bank Jago merupakan pemain yang mampu bertahan secara sustain terlihat dari pertumbuhan laba yang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Hal tersebut pun diakui oleh Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee. Menurutnya, pencapaian yang telah diraih Bank Jago hingga saat ini sangat baik. Khususnya dalam meraih profitabilitas. “Apalagi dengan konsep digital dan tanpa kantor cabang, membuat Bank Jago memiliki tingkat efisiensi yang sangat baik dibandingkan bank-bank lain,” jelasnya.
Dengan semakin baiknya inovasi dan program-program yang disematkan dalam aplikasi Jago-nya, Ia pun optimis ke depan Bank Jago bisa tumbuh semakin baik.
“Saya kira dengan pertumbuhan laba (178%) itu sudah sangat baik. Tandanya Bank telah berhasil jalankan program-programnya. Prospek ke depan dan fokus menciptakan laba bisa terus dilakukan dengan selektif memilih segmen tertentu, mengingat ekonomi sedang tidak bagus,” pungkasnya.
Kinerja Bank Jago
PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil menjaga momentum kinerja yang positif pada kuartal pertama 2025. Sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem digital, Bank Jago berhasil mencatatkan pertumbuhan pada jumlah nasabah, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK), serta penyaluran kredit.
Hingga kuartal I 2025, Bank Jago telah melayani 16,3 juta nasabah, termasuk 13 juta nasabah funding melalui aplikasi Jago. Jumlah pengguna Aplikasi Jago bertambah 4 juta nasabah dibandingkan posisi akhir kuartal I-2024 yang sebanyak 9 juta nasabah.
Kenaikan jumlah nasabah funding sejalan dengan pertumbuhan DPK yang mencapai 62 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy). Per Maret 2025, total DPK Bank Jago mencapai Rp 21,4 triliun, naik dari Rp 13,2 triliun per Maret 2024. Dari jumlah tersebut, komposisi current account and savings account (CASA) mencapai 54 persen atau Rp 11,5 triliun, sedangkan komposisi term deposit (TD) mencapai 46 persen atau Rp 9,9 triliun.
“Dengan situasi perekonomian global yang mengalami ketidakpastian, kami berusaha menjaga kinerja bank tetap positif dan tumbuh secara sehat dengan tetap mengamati potensi risiko dari gejolak yang ada,” ungkap Direktur Utama Bank Jago Arief Harris Tandjung dalam keterangan resmi, Jumat (25/4/2025).
Dari sisi penyaluran kredit, Bank Jago mencatatkan pertumbuhan sebesar 42 persen yoy. Penyaluran kredit pada akhir kuartal I 2025 mencapai Rp 20,3 triliun, meningkat dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu yang sebesar Rp 14,3 triliun. Pertumbuhan penyaluran kredit tercapai berkat strategi kolaborasi dengan berbagai mitra (partner), seperti ekosistem dan platform digital, perusahaan pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya.
Bank Jago menyalurkan kredit secara berkualitas dengan mengutamakan prinsip kehati-hatian. Ini terlihat dari rendahnya rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross yang sebesar 0,3 persen atau di bawah rata-rata NPL perbankan nasional.
Laba Kuartal I 2025 Naik 178 Persen
Pertumbuhan kredit mendorong naik aset Bank Jago menjadi Rp 32,5 triliun atau tumbuh 44 persen dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 22,5 triliun. Sementara Bank Jago juga membukukan laba bersih setelah pajak (net profit after tax) sebesar Rp 60 miliar per akhir Maret 2025 atau tumbuh 178 persen dari akhir Maret 2024 sebesar Rp 22 miliar.
Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) mencapai 36,4 persen, menunjukkan kuatnya tingkat permodalan untuk mendukung ekspansi bisnis ke depan. Di sisi lain rasio kredit terhadap simpanan atau loan to deposit ratio berada pada 94 persen, mencerminkan tingkat likuiditas yang sehat.
“Pencapaian ini merupakan bukti Bank Jago tetap fokus untuk bertumbuh sebagai bank berbasis teknologi yang mengedepankan inovasi dan kolaborasi serta fundamental dan manajemen risiko yang baik. Dengan situasi yang menantang, kami selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian sambil melihat peluang untuk tumbuh secara berkelanjutan,” pungkas Arief.
Pada perdagangan hari ini, Jumat 25 April 2025, saham ARTO naik 5,90 persen ke posisi 1.885 pada penutupan sesi I. Dalam sepekan, saham ARTO naik 17,81 persen meski masih mencatatkan penurunan 22,43 persen sejak awal tahun atau secara year to date (YTD).