Investor Lulusan SMA Mayoritas di Pasar Modal, Segini Total Asetnya

1 day ago 17

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah investor individu lulusan SMA mendominasi di pasar modal Indonesia hingga Maret 2025. Total aset dari investor tersebut mencapa Rp 153,32 triliun di C-Best dan Rp 25,86 triliun di S-Invest.

Jumlah investor lulusan SMA itu berkurang dari periode Februari 2025 yang mencapai 48,54%. Setelah investor lulusan SMA, investor di pasar modal yang mendominasi lulusan SI yang mencapai 23,01%. Disusul lainnya yang mencapai 21,29%, lulusan D3 sebesar 5,58% dan S2 sebesar 2,16%. Demikian dari data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, Senin (28/4/2025).

Adapun total investor di pasar modal mencapai 15.774.512 investor hingga Maret 2025 dari periode Februari 2025 sebesar 15.500.292.

Bila dilihat dari pekerjaan, investor yang mendominasi di pasar modal merupakan pegawai negeri, swasta dan guru yang mencapai 35,11% hingga Maret 2025. Lalu disusul pelajar sebesar 21,49%, lainnya sebesar 17,86% dan ibu rumah tangga sebesar 5,83%.

Meski demikian, jika melihat berdasarkan aset, investor yang berprofesi sebagai pengusaha mendominasi dengan nilai aset Rp 528,81 triliun. Kemudian disusul pegawai negeri, swasta dan guru sebesar Rp 439,47 triliun dan lainnya sebesar Rp 476,5 triliun. Selanjutnya investor yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mencatatkan aset Rp 70,47 triliun dan pelajar sebesar Rp 17,79 triliun hingga Maret 2025.

Data KSEI terkait demografi investor individu jika melihat dari jenis kelamin, investor laki-laki masih mendominasi mencapai 62,54% dan perempuan sebesar 37,46% hingga Maret 2025.

Aset yang dimiliki oleh investor laki-laki mencapai Rp 1.078,76 triliun dan perempuan sebesar Rp 433,24 triliun.

Jika dilihat dari investor berdasarkan usia, investasi di pasar modal diminati generasi muda. Ini ditunjukkan dari investor yang berusia kurang dari 30 tahun mencapai 54,47%. Disusul investor berusia 31-40 tahun yang mencapai 24,71% dan investor berusia 41-50 tahun mencapai 12,13%. Sedangkan investor yang berusia 51-60 tahun mencapai 5,72% dan investor di atas usia 60 tahun mencapai 2,97%.

Melihat dari Sisi Penghasilan

Bila dilihat dari penghasilan, investor yang memiliki penghasilan di atas Rp 10 juta-Rp 100 juta mendominasi hingga Maret 2025. Tercatat investor yang berpenghasilan Rp 10 juta-Rp 100 juta mencapai 46,11%.

Disusul investor berpenghasilan kurang dari Rp 10 juta sebesar 37,63%, investor yang berpengahasilan Rp 100 juta-Rp 500 juta mencapai 12,91% dan investor dengan penghasilan di atas Rp 500 juta mencapai 3,36%.

Investor yang berpenghasilan di atas Rp 500 juta mencapai Rp 512,23 triliun. Lalu investor yang berpenghasilan Rp 100 juta-Rp 500 juta memiliki aset Rp 294,23 triliun. Kemudian investor dengan penghasilan Rp 10 juta-Rp 100 juta memiliki aset Rp 165,27 triliun dan kurang dari Rp 10 juta tercatat Rp 144,89 triliun.

59% Kapitalisasi Pasar Indonesia Didominasi Saham Syariah, BEI Beberkan Prospeknya

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menegaskan komitmennya untuk memajukan pasar modal syariah melalui acara HERSHARE 2025 yang berlangsung di Kota Makassar.

Acara yang bertemakan Brain, Beauty, Wealthy ini juga menjadi ajang untuk memperingati Hari Kartini dan mempromosikan inklusi keuangan syariah, dengan fokus pada partisipasi perempuan dalam pasar modal.

Dalam sambutannya, Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menyoroti perkembangan pesat pasar modal syariah Indonesia yang telah menjadi daya tarik utama bagi investor domestik dan internasional. "Pasar modal syariah Indonesia telah berkembang dengan pesat dan semakin menarik di mata investor," ungkap Jeffrey, Jumat (25/4/2025).

Pengakuan global terhadap pasar modal syariah Indonesia, di antaranya seperti penghargaan the best Islamic capital market dari Global Islamic Finance Award selama empat tahun berturut-turut. Menurut Jeffrey, ini adalah bukti nyata kemajuan pasar modal syariah Indonesia.

Pertumbuhan Signifikan

Sejak dimulainya inisiatif pasar modal syariah, BEI telah mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam jumlah saham syariah yang terdaftar.

"Dalam lima tahun terakhir, jumlah saham syariah yang tercatat di BEI meningkat 55,71%, dari 429 saham menjadi 668 saham syariah. Ini menunjukkan antusiasme yang besar terhadap investasi berbasis syariah di Indonesia," jelas Jeffrey.

Pasar modal syariah Indonesia juga berhasil mencatatkan kontribusi signifikan terhadap kapitalisasi pasar secara keseluruhan. Saat ini, saham syariah menyumbang 59% dari total kapitalisasi pasar yang mencapai lebih dari 11.000 triliun rupiah.

Bahkan, kontribusi saham syariah terhadap transaksi harian di pasar modal Indonesia mencapai 52% dalam hal nilai transaksi, 72% dalam frekuensi transaksi, dan 58% dalam volume transaksi. Salah satu inovasi besar yang menjadi kebanggaan Indonesia adalah pengembangan online trading system syariah yang pertama di dunia.

"Beberapa tahun lalu, CEO Abu Dhabi Stock Exchange datang ke Indonesia untuk belajar tentang sistem ini, yang memungkinkan investor di seluruh Indonesia, termasuk di daerah seperti Sulawesi Selatan, untuk bertransaksi saham syariah dengan mudah dan terjangkau," tambah Jeffrey.

Kemajuan Pasar Modal Indonesia

Kemajuan pasar modal syariah Indonesia juga mencakup aspek lain, seperti mekanisme transaksi yang telah memenuhi prinsip syariah, dari proses di bursa hingga penyelesaian transaksi.

BEI juga memperkenalkan program-program yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi investor, termasuk program Invest Troopers, IDX Islamic Challenge, dan IDX Islamic Dare to Invest.

Dengan berbagai pencapaian tersebut, Jeffrey optimis bahwa pasar modal syariah Indonesia akan terus berkembang, memberikan peluang bagi lebih banyak investor, terutama perempuan, untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi syariah di Indonesia.

"Kami berharap melalui program-program ini, lebih banyak perempuan, terutama di Sulawesi Selatan, dapat berinvestasi dan menjadi bagian dari pertumbuhan pasar modal syariah yang berkelanjutan," ujar dia.

Foto Pilihan

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |