Liputan6.com, NTB - Mendukung potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, GoTo Impact Foundation akan membangun ekosistem pariwisata hijau di Lombok Tengah dengan tema 'Lombok Eco Kriya'.
Pariwisata hijau melalui pengelolaan limbah, pelatihan dan lokakarya, dan perluasan akses pasar.
Monica Oudang, Ketua GoTo Impact Foundation menyebut, mereka telah mendukung 138 changemakers terdiri dari startup, organisasi nirlaba, akademisi di enam wilayah Indonesia.
Menurutnya meningkatnya pariwisata yang tidak disertai dengan prinsip berkelanjutan, dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan, penurunan kualitas hidup masyarakat, hingga penurunan daya tarik wisata.
Simak Video Pilihan Ini:
Hii... Jijiknya, Tikus Pesta Ayam Crispy di Etalase
Libatkan Warga Lokal
"Melalui CCE 3.0, kami mengedepankan prinsip kreasi bersama dengan menjadikan masyarakat lokal sebagai aktor utama. Dari awal proses berinovasi, tahap ideasi dan eksperimentasi di Catalyst Changemakers Lab (CCLab)," katanya, di Lombok, Sabtu ((26/4/2025).
Monica mengaku, tak hanya memberikan edukasi ataupun teknologi, prinsip kreasi tersebut memastikan bahwa setiap inovasi yang tercipta bukan sekedar bantuan sesaat.
Di sisi lain, Bupati Lombok Tengah, Lalu Pathul Bahri, menyampaikan dukungan terhadap pariwisata hijau.
"Inisiatif Lombok Eco Kriya sejalan dengan visi kami untuk menjadikan Lombok Tengah sebagai pusat inovasi pengelolaan sampah," kata Bupati Lalu Pathul Bahri.
Lombo Eco Kriya dijalankan oleh berbagai pihak. kolaborasi pengelolaan limbah plastik dari TPS dan bank sampah. Melalui pelatihan dan Lokakarya, memberdayakan masyarakat, termasuk perajin, tukang kayu, dan para penjahit untuk memproduksi souvenir dan produk bernilai lainnya dari limbah.
Limbah Jadi Nilai Ekonomi Tinggi
Sementara itu, Joshua Christopher Chandra, Perwakilan Konsorsium Lombok Eco Kriya, menjelaskan pendekatan Community-Based Business, pihaknya membekali masyarakat dengan keterampilan yang disesuaikan dengan potensi daerah.
"Target kami, 80% peserta pelatihan mampu menciptakan produk bernilai ekonomi, dan jumlah masyarakat yang terlibat dalam aktivitas bisnis bisa meningkat 25%," ujarnya.
Joshua menambahkan hal itu diharapkan bisa menunjang roda perekonomian daerah. Sementara Lombok Eco Kriya dapat menjadi ekosistem pariwisata hijau melibatkan 10 institusi dari sektor pariwisata.
"Sudah saatnya kita Berani untuk Berdaya, terbebas dari cara penyelesaian lama sehingga mampu untuk berkreasi dan maju bersama," pungkasnya.