Jaguar Tunda Debut EV Grand Tourer ke 2026, Fokus Sempurnakan Mobil Listrik Premium

1 day ago 11

Liputan6.com, Jakarta - Jaguar kembali menarik perhatian di dunia otomotif setelah mengumumkan tentang penundaan peluncuran mobil listrik mewah andalan miliknya, EV Grand Tourer, dari jadwal awal yang sudah di tentukan pada akhir 2025 tetapi mengalami perubahan menjadi tahun 2026.

Dilansir caranddriver.com, keputusan ini diambil setelah pabrikan mobil asal Inggris mengalami serangan siber besar-besaran yang mengacaukan sistem internal dan menghambat pada proses produksi selama hampir satu bulan penuh. Situasi ini memaksa Jaguar untuk menata ulang jadwal proyek elektrifikasi mereka, termasuk pada model Grand Tourer yang diharapkan menjadi simbol kebangkitan merek tersebut.

Managing Director Jaguar, Rawdon Glover, menegaskan bahwa penundaan ini bukan karena masalah teknis pada desain ataupun mesin, melainkan langkah strategis untuk tetap bisa menjaga standar kualitas tinggi khas Jaguar. “Kami ingin memastikan kendaraan ini menjadi representasi sempurna dari arah baru Jaguar sebagai merek modern dan sepenuhnya elektrik,” ujarnya seperti dikutip dari caranddriver.com.

Bukan hanya Jaguar EV Grand Tourer yang terdampak, model Range Rover listrik juga ikut terdampak akan hal ini, yang kini ikut tertunda akibat adanya gangguan siber tersebut. Meski begitu, ada kabar baik untuk para calon pembeli. Jaguar telah mengkonfirmasi harga awal EV Grand Tourer yang akan lebih kompetitif dari perkiraan sebelumnya, yakni sekitar USD 130.000 atau setara Rp 2,1 miliar. Dengan harga itu, sedan listrik ini akan bersaing langsung dengan Porsche Taycan, Audi e-tron GT, dan Mercedes-AMG GT EV.

Desain Futuristik dengan Sentuhan Klasik Jaguar

Jaguar EV Grand Tourer dikembangkan dari model konsep Type 00, yang pertama kali diperkenalkan sebagai wujud visi masa depan merek asal Inggris tersebut. Mobil ini memadukan siluet klasik Grand Tourer dengan garis-garis tegas modern, menghadirkan karakter elegan dan futuristik khas Jaguar.

Jaguar melakukan rebranding besar-besaran, juga dilakukan bersamaan dengan proyek ini. Jaguar kini menggunakan logo baru dengan tipografi minimalis dan emblem melingkar bertuliskan “Jr”. Meski sempat menimbulkan pro dan kontra di kalangan penggemar, pabrikan memastikan elemen desain baru itu akan tetap dipertahankan di versi produksi.

Bagian interior disebut akan menampilkan material daur ulang yang berkualitas tinggi tanpa harus mengurangi nuansa mewah yang sudah menjadi ciri khas Jaguar. Setiap detail dikembangkan untuk mengedepankan kenyamanan berkendara jarak jauh, sesuai dengan filosofi Grand Tourer sejati.

Langkah Strategis, Teknologi dan Performa Andal di Era Listrik

Jaguar membangun EV Grand Tourer di atas platform baru bernama JEA (Jaguar Electrified Architecture). Platform ini dirancang untuk mendukung baterai bertegangan tinggi 800 volt, dengan jarak tempuh lebih dari 600 km dalam sekali pengisian penuh.

Kemampuan akselerasinya tak kalah impresif. Mobil ini diklaim mampu melesat dari 0–100 km/jam hanya dalam waktu di bawah 4 detik, menjadikannya salah satu Grand Tourer listrik tercepat di kelasnya. Dengan sistem pengisian cepatnya memungkinkan baterai terisi 10–80 persen hanya membutuhkan dalam waktu sekitar 20 menit.

Penundaan peluncuran ini dinilai sebagai langkah hati-hati Jaguar dalam memastikan transformasi menuju era listrik berjalan dengan mulus. Rawdon Glover menegaskan bahwa perusahaan ingin menghadirkan produk yang benar-benar matang dan siap bersaing di pasar global.

“Jaguar tidak sekadar membuat mobil listrik, kami sedang membangun ulang jati diri merek ini,” ujarnya. Jaguar sudah menargetkan seluruh lini produk miliknya akan sepenuhnya listrik pada tahun 2030, menjadikan Grand Tourer sebagai langkah awal menuju era baru tersebut.

Meskipun untuk para penggemar harus menunggu waktu sedikit lebih lama, penundaan ini memberi waktu bagi Jaguar untuk memastikan kualitas, desain, dan performa benar-benar sesuai dengan reputasi mereka sebagai simbol kemewahan otomotif asal Inggris.

Jaguar Siapkan Strategi Pemasaran Eksklusif

Sebagai bagian dari kebangkitan mereknya, Jaguar tengah menyiapkan strategi pemasaran yang lebih eksklusif dan terfokus pada segmen premium. Glover menjelaskan bahwa model EV Grand Tourer tidak akan menjadi kendaraan massal, melainkan produk yang mencerminkan nilai desain, performa, dan kemewahan khas Jaguar.

“Produksi Grand Tourer akan dilakukan dalam jumlah terbatas untuk memastikan eksklusivitas tetap terjaga,” ungkap Glover seperti dikutip dari CarandDriver.com, Jaguar juga akan memperkenalkan pengalaman kepemilikan yang berbeda, termasuk layanan personalisasi desain eksterior dan interior bagi para pelanggan yang menginginkan sentuhan unik pada kendaraannya.

Selain itu, jaringan dealer Jaguar di Eropa dan Amerika Utara tengah disiapkan dengan fasilitas pengisian cepat serta program perawatan khusus kendaraan listrik. Langkah ini sejalan dengan target Jaguar untuk memperluas ekosistem EV di pasar global, termasuk Asia.

Persaingan Ketat di Pasar EV Premium

Kehadiran Jaguar EV Grand Tourer akan menempatkannya dalam kompetisi langsung dengan Porsche Taycan, Audi e-tron GT, dan Mercedes-AMG GT EV, yang sudah lebih dulu mendominasi pada pasar sedan listrik premium. Namun, dengan karakter desain yang lebih klasik dan DNA sport khas Inggris, Jaguar memiliki potensi untuk menarik pelanggan yang menginginkan perpaduan antara kemewahan tradisional dan teknologi modern.

Grand Tourer ini akan menjadi ujian penting bagi masa depan Jaguar. Jika berhasil diterima pasar, model ini dapat membuka jalan bagi ekspansi Jaguar di segmen EV lain seperti SUV dan crossover listrik.

Penundaan peluncuran Jaguar EV Grand Tourer mungkin mengecewakan bagi sebagian penggemar, tetapi langkah ini menunjukkan keseriusan Jaguar untuk tampil sempurna di tengah transisi besar industri otomotif menuju elektrifikasi.

Dengan desain yang menawan, performa tinggi, serta komitmen terhadap keberlanjutan, Grand Tourer diharapkan mampu menjadi simbol kebangkitan baru Jaguar, bukan hanya sebagai produsen mobil mewah saja, tetapi sebagai ikon inovasi masa depan.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |