Liputan6.com, Jakarta - PT Indosat Tbk (ISAT) telah merealisasikan belanja modal hingga Rp 2,62 triliun pada kuartal I 2025.
Pengeluaran belanja modal pada kuartal I 2025 sebesar Rp 2,62 triliun, tidak termasuk Rp 1,25 triliun Aset Hak Guna). Sekitar 90,4% dari pengeluaran modal ini dialokasikan untuk bisnis selular untuk mendukung permintaan layanan data dan sisanya dialokasikan pada pengeluaran modal untuk MIDI dan TI.
Selain itu, pada kuartal I 2025, basis pelanggan Indosat mengalami penurunan sebesar 5,4 juta pelanggan menjadi 95,4 juta dibandingkan dengan kuartal I 2024 karena konsolidasi SIM di pasar. ARPU untuk pelanggan seluler meningkat pada kuartal I 2025 menjadi Rp 39,2 ribu, naik 4.6% atau Rp 1,7 ribu lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I 2024.
Rata-rata menit pemakaian (MOU) per pelanggan turun menjadi 5,2 menit atau turun 15,4% dibandingkan kuartal I 2024, seiring dengan tren di industri atas penurunan layanan suara. Pada 31 Maret 2025, Perusahaan mengoperasikan secara total ~202 ribu BTS 4G (bertambah sebesar ~18 ribu BTS 4G pada kuartal I 2025) dan 107 5G BTS. Kinerja keuangan
Pendapatan tercatat sebesar Rp 13,58 triliun pada kuartal I 2025, menurun sebesar Rp 257,4 miliar atau setara 1,9% dibandingkan kuartal I 2024. Layanan Selular, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap milik Perusahaan masing-masing memberikan kontribusi sebesar 84,1%, 14,5%, dan 1,4% terhadap pendapatan usaha konsolidasian untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2025.
Pendapatan selular menurun sebesar 2,0% dibandingkan kuartal I 2024, terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan data, telepon dan SMS yang diimbangi kenaikan jasa nilai tambah dan jasa interkoneksi. Pendapatan MIDI menurun sebesar 0,5% dibandingkan kuartal I 2024, disebabkan oleh penurunan pendapatan konektivitas tetap yang diimbangi kenaikan layanan IT dan internet tetap.
"Sementara pendapatan Telekomunikasi Tetap menurun sebesar 6,0% dibandingkan kuartal I 2024 dikontribusi oleh penurunan pendapatan telepon internasional yang dimbangi oleh kenaikan telepon jaringan tetap," jelas Corporate Secretary PT Indosat Tbk, Reski Damayanti dalam keterbukaan informasi Bursa, Jumat (2/5/2025).
Catat Pertumbuhan Laba
Beban pada kuartal I 2025 tercatat sebesar Rp 10,79 triliun pada kuartal I 2025. Turun sebesar Rp 281,0 miliar atau 2,5% lebih rendah dibandingkan kuartal I 2024. Sehingga perseroan membukukan laba usaha Rp 2,79 triliun pada kuartal I 2025, naik 0,9% dibandingkan laba usaha kuartal I 2024 yang tercatat sebesar Rp 2,77 triliun.
Setelah mmeperhitungkan beban lain-lain, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 1,31 triliun. Angka itu meningkat sebesar Rp 16,3 miliar atau 1,3% dibandingkan raihan laba pada kuartal I 2024 yang tercatat sebesar Rp 1,29 triliun.
"Pertumbuhan laba terutama disebabkan penurunan beban karyawan, beban pemasaran, beban umum dan administrasi dan kenaikan penghasilan (beban) operasional lain-lain yang diimbangi oleh kenaikan beban penyelenggaraan jasa, beban penyusutan dan amortisasi dan penurunan penghasilan bunga," jelas Reski.
Aset lancar menurun sebesar 2,9% menjadi Rp 14.44 triliun hingga Maret 2025 dibanidng posisi kahir tahun lalu. Hal ini terutama karena penurunan bagian lancar dari beban frekuensi dan lisensi dibayar dimuka yang diimbangi oleh kenaikan piutang usaha. Aset tidak lancar menurun sebesar 0,5% menjadi Rp 99,02 triliun, terutama diakibatkan penurunan aset tetap dan asset tak berwujud lain.
Liabilitas jangka pendek menurun sebesar 1,7% menjadi Rp 30,49 triliun, utamanya disebabkan oleh penurunan utang pengadaan jangka pendek, pendapatan diterima dimuka, kewajiban imbalan kerja jangka pendek dan pinjaman yang diimbangi oleh kenaikan utang usaha, utang pajak, uang muka pelanggan dan liabilitas sewa.
Liabilitas jangka panjang menurun sebesar 3,5% menjadi Rp 45,07 triliun, diakibatkan penurunan pinjaman dan liabilitas sewa. Sementara ekuitas sampai dengan Maret 2025 naik 3,4% menjadi Rp 37,9 triliun pada kuartal I 2025. Adapun pada akhir tahun lalu, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 36,65 triliun.
Bos Indosat Borong 1,1 Juta Saham ISAT Senilai Rp 2 Miliar, untuk Apa?
Sebelumnya, PT Indosat Tbk (ISAT) mengumumkan perubahan kepemilikan saham oleh direksi. Direktur Utama Indosat, Vikram Sinha dilaporkan melakukan pembelian 1.163.200 lembar saham ISAT senilai Rp 2 miliar.
"Transaksi dilakukan dengan tujuan investasi jangka panjang dengan status kepemilikan saham langsung," ungkap Corporate Secretary Indosat, Reski Damayanti dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (19/2/2025).
Pembelian saham dilakukan pada 13 Februari 2025 dengan harga bervariasi. Rinciannya, sebanyak 200.000 saham dibeli pada harga Rp 1.700 per lembar atau total senilai Rp 340 juta. Kemudian 200.000 juta lembar dibeli pada harga Rp 1.705 atau total senilai Rp 341 juta.
Kemudian sebanyak 92.200 kembar dibeli pada harga Rp 1.725 per saham atau total senilai Rp 159,05 juta. Sebanyak 434.800 lemar dibeli pada harga Rp 1.730 per lembar atau setara Rp 752,2 juta. Sisanya sebanyak 236.200 lembar dibeli pada harga Rp 1.735 per lembar atau setara Rp 409,8 juta.
Setelah transaksi, Vikram Sinha kini memiliki 4.158.900 lembar saham ISAT atau setara 0,0129% dari seluruh saham ISAT yang beredar. Sebelumnya, Vikram Sinha tercatat memiliki 2.995.700 lembar saham ISAT atau setara 0,0093% dari total saham ISAT.