Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Jumat (14/3/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang memerah.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,98 persen ke posisi 6.515,63. Indeks saham LQ45 merosot 1,53 persen ke posisi 726,97. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.653,32 dan level terendah 6.514,69. Sebanyak 384 saham melemah sehingga menekan IHSG. 205 saham menguat dan 218 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.034.117 kali dengan volume perdagangan 15, 7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.344.
Harga saham NISP terpangkas 0,77 persen ke posisi Rp 1.285 per saham. Harga saham NISP dibuka turun lima poin ke posisi Rp 1.290 per saham. Saham NISP berada di level tertinggi Rp 1.300 dan level terendah Rp 1.280 per saham. Total frekuensi perdagangan 543 kali dengan volume perdagangan 31.060 saham. Nilai transaksi Rp 3,7 miliar.
Saham HGII terpangkas 1,69 persen ke posisi Rp 174 per saham. Harga saham HGII dibuka stagnan di posisi Rp 177 per saham. Harga saham HGII berada di level tertinggi Rp 177 dan terendah Rp 171 per saham. Total frekuensi perdagangan 732 kali dengan volume perdagangan 172.085 saham. Nilai transaksi Rp 3,2 miliar.
Saham ACES terpangkas 6,98 persen ke posisi Rp 600 per saham. Harga saham ACES dibuka stagnan di posisi Rp 645 per saham. Saham ACES berada di level tertinggi Rp 645 dan level terendah Rp 590 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.653 kali dengan volume perdagangan 410.419 saham. Nilai transaksi Rp 25 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham consumer naik 0,67 persen. Sektor saham teknologi terpangkas 12,71 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi melemah 1,04 persen, sektor saham basic susut 1,05 persen, sektor saham industri susut 0,38 persen.
Selain itu, sektor saham consumer nonsiklikal melemah 1,13 persen, sektor saham kesehatan merosot 1,16 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,90 persen, sektor saham properti terperosok 0,91 persen.
Lalu sektor saham infrastruktur terpangkas 0,95 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,70 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG diprediksi seiring meningkatnya kekhawatiran investor akan perang dagang yang terjadi ditambah dengan ada potensi resesi.
“Kemudian investor juga akan menanti ada rilis data suku bunga the Federal Reserve (the Fed),” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com
Ia menambahkan, dari domestik, ada defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mengindikasikan ada perlambatan ekonomi domestik. “Pergerakan IHSG dibebani koreksi DCII hingga menyentuh ARB,” kata dia.
Top Gainers-Losers
Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:
- Saham KICI melonjak 34,51 persen
- Saham SMIL melonjak 24,86 persen
- Saham MSIN melonjak 24,50 persen
- Saham BTEK melonjak 14,29 persen
- Saham DADA melonjak 14,29 persen
Saham-saham yang masuk top losers antara lain:
- Saham DCII merosot 20 persen
- Saham INET merosot 18,18 persen
- Saham SMDM merosot 17,28 persen
- Saham MINA merosot 14,57 persen
- Saham FORU merosot 13,16 persen
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai antara lain:
- Saham BBCA senilai Rp 981,3 miliar
- Saham BMRI senilai Rp 728,3 miliar
- Saham PTRO senilai Rp 637,1 miliar
- Saham BBRI senilai Rp 589,5 miliar
- Saham TLKM senilai Rp 262,6 miliar
Saham-saham teraktif berdasarkan frekuensi antara lain:
- Saham MINE tercatat 161.423 kali
- Saham AWAN tercatat 31.487 kali
- Saham BBRI tercatat 31.152 kali
- Saham BBCA tercatat 30.915 kali
- Saham WIFI tercatat 29.015 kali
Bursa Saham Asia Melesat
Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada perdagangan Jumat, 14 Maret 2025. Bursa saham Asia Pasifik yang sebagian menguat terjadi di tengah tiga indeks acuan di wall street melemah selama sesi perdagangan sebelumnya di tengah kekhawatirna rencana tarif dagang Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Mengutip CNBC, indeks CSI 300 menguat 2,43 persen, dan memimpin kenakan di bursa saham Asia Pasifik. Penguatan indeks itu seiring sektor saham perawatan kesehatan, konsumen siklikal dan nonsiklikal yang melesat.
Indeks Hang Seng di Hong Kong naik 2,12 persen ke posisi 23.959,98. Saham WuXi Biologics menguat 13,95 persen, dan dorong indeks saham acuan.
Saham BYD naik 6,04 persen, saham Meituan mendaki 5,71 persen, dan saham Ping An Insurance menanjak 5,59 persen.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 melesat 0,72 persen ke posisi 37.053,10. Indeks Topix mendaki 0,65 persen ke posisi 2.715,85. Indeks Kospi di Korea Selatan tergelincir 0,28 persen ke posisi 2.566,36. Indeks Kosdaq bertambah 1,59 persen ke posisi 734,26.
Indeks ASX 200 di Australia menguat 0,52 persen ke posisi 7.789,70.
Pergerakan di bursa saham Asia-Pasifik terjadi setelah eskalasi lain dalam perang dagang yang sedang berkembang, dengan Trump mengancam akan memberlakukan tarif 200% pada semua produk alkohol yang berasal dari Uni Eropa sebagai balasan atas tarif 50% blok tersebut pada wiski. "Saya tidak akan mengalah sama sekali" terkait tarif,” ujar Trump.
Chief Investment Lombard Odier, Michael Strobaek mencatat ketidakpastian seputar kebijakan Trump "berarti risiko pasar."
"Akan ada begitu banyak hal yang harus dicerna pasar, dan menavigasi begitu banyak 'hal yang tidak diketahui'," tulisnya dalam catatan Jumat.
Ia menyarankan agar investor memainkan pasar dengan "menyaring kebisingan." "Fundamental ekonomi makro dan pasar tetap solid, tetapi akan ada banyak ketidakpastian di masa mendatang. Dalam menghadapi volatilitas, diversifikasi tingkat tinggi adalah respons portofolio yang bijaksana," tambah Strobaek.