Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis, 22 Mei 2025 ditutup menguat sebesar 24,52 poin atau 0,34% ke level 7.166. IHSG berada di level tertinggi 7.190,66 dan level terendah 7.136,78.
Sebanyak 306 saham melemah sehingga tahan penguatan IHSG. 294 saham menguat dan 207 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.394.399 kali dengan volume perdagangan 22,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.330.
Investor asing melakukan aksi beli saham yang mencapai Rp 621,92 miliar. Namun, sepanjang 2025, investor asing masih melakukan jual saham senilai Rp 47,25 triliun. Sektor saham cenderung beragam pada Kamis pekan ini.
Sektor saham basic naik 2,12% dan catat penguatan terbesar. Disusul sektor saham transportasi yang menguat 2,05% dan sektor saham consumer siklikal bertambah 1,26%. Selain itu, sektor saham teknologi mendaki 0,82% dan sektor saham energi menanjak 0,37%.
Sementara itu, sektor saham kesehatan turun 0,71% dan catat koreksi terbesar. Sektor saham industri susut 0,34%, sektor saham consumer nonsiklikal tergelincir 0,02%, sektor saham keuangan turun 0,08%. Lalu sektor saham properti melemah 0,33% dan sektor saham infrastruktur susut 0,29 persen.
Berdasarkan data Stockbit, berikut 10 saham yang paling banyak dibeli dan dijual asing pada Kamis 22 Mei 2025:
Aksi Beli dan Jual Saham
Net Foreign Buy:
1. Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Rp 462,47 miliar
2. Aneka Tambang (ANTM), Rp 85,44 miliar
3. Bank Mandiri (BMRI), Rp 85,39 miliar
4. Bumi Resources Minerals (BRMS), Rp 76,84 miliar
5. GoTo Gojek Tokopedia (GOTO), Rp 72,97 miliar
6. Bank Central Asia (BBCA), Rp 63,94 miliar
7. Bank Syariah Indonesia (BRIS), Rp 47,89 miliar
8. Erajaya Swasembada (ERAA), Rp 36,58 miliar
9. Raharja Energi Cemerlang (RATU), Rp 27,54 miliar
10. Barito Pacific (BRPT), Rp 24,60 miliar
11. Dian Swastatika Sentosa (DSSA), Rp 14,00 miliar
Net Foreign Sell:
1. Astra International (ASII), Rp 77,92 miliar
2. Adaro Energy Indonesia (ADRO), Rp 47,56 miliar
3. Sumber Alfaria Trijaya (AMRT), Rp 44,73 miliar
4. Bank Negara Indonesia (BBNI), Rp 44,56 miliar
5. Amman Mineral Internasional (AMMN), Rp 44,50 miliar
6. Vale Indonesia (INCO), Rp 44,46 miliar
7. Pertamina Geothermal Energy (PGEO), Rp 34,31 miliar
8. Unilever Indonesia (UNVR), Rp 25,47 miliar
9. Petrindo Jaya Kreasi (CUAN), Rp 22,96 miliar
10. AKR Corporindo (AKRA), Rp 21,96 miliar
Sentimen IHSG
Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan menuturkan, secara teknikal, IHSG mampu bertahan di atas moving average (MA200) tetapi histogram MACD cenderung bergerak sideways.
“Sehingga kami memperkirakan IHSG berpotensi bergerak dalam rentang level 7.100 sampai 7.200 pada perdagangan Jumat, 23 Mei," ujar di Jakarta, Kamis, seperti dikutip dari Antara.
Dari Amerika Serikat (AS), pasar mengantisipasi rilis data New Home Sales April 2025 pada 23 Mei 2025 yang diperkirakan turun menjadi minus 4,7 persen month to month (mtm) dari sebelumnya naik 7,4 persen (mtm) pada Maret 2025.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa permintaan di sektor perumahan baru di AS mengalami pelemahan.
Dari kawasan Eropa, pasar mengantisipasi rilis data retail sales bulan April 2025 di Inggris yang diperkirakan tumbuh 4,5 persen (yoy) dari sebelumnya 2,6 persen (yoy) pada Maret 2025, yang mengindikasikan bahwa konsumsi domestik cenderung meningkat.
Dari regional Asia, pasar mengantisipasi rilis data inflation rate April 2025 di Jepang pada 23 Mei 2025 yang diperkirakan sedikit mengalami peningkatan ke level 3 7 persen (yoy) dari sebelumnya 3,6 persen (yoy) di Maret 2025, yang mengindikasikan bahwa inflasi yang terjadi di Jepang relatif terjaga.
Dari dalam negeri, pasar menantikan rilis data M2 Money Supply pada April 2025 sebagai acuan untuk mengukur likuiditas uang yang beredar.