IHSG Berpeluang Menguat, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini 14 Mei 2025

1 day ago 7

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) rawan koreksi pada perdagangan saham Rabu (14/5/2025). Namun, ada peluang IHSG naik terbatas. IHSG akan menguji rentang area 6.713,6.759.

IHSG naik 0,07% ke posisi 6.382 dan disertai dengan munculnya volume pembelian pada perdagangan Jumat, 9 Mei 2025.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG sedang berada pada bagian awal dari wave b dari wave B, sehingga IHSG rawan melanjutkan koreksi.

“Kami perkirakan koreksi terdekat IHSG akan menguji rentang area 6.713-6.759,” kata dia.

Herditya menuturkan, IHSG akan berada di level support 6.759,6.682 dan level resistance 6.986,7.075.

Sementara itu, Head of Research Kiwoom Sekuritas Indonesia, Liza Camelia Suryanata menuturkan, kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China dapat mengangkat IHSG dalam jangka pendek.

Namun, karena kesepakatan ini belum menyelesaikan masalah struktural, penguatan IHSG kemungkinan bersifat terbatas dan masih rawan koreksi teknikal terutama di area resistance previous High kemarin sekitar 6.970 sampai angka bulat 7.000 yang berfungsi sebagai resistance psikologis.

“Apabila level krusial ini mampu ditembus, maka mungkin terbuka jalan menuju IHSG  sekitar  dengan target 7.100-7.150,” ujar dia.

Dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas prediksi, IHSG menguat terbatas dengan level support dan resistance di 6.800-7.000.

Sentimen yang lain datang dari inflasi Amerika Serikat yang bergerak bervariasi dengan kecenderungan menurun, di mana US CPI MoM naik dari sebelumnya -0.1% menjadi 0.2% namun YoY mengalami penurunan dari sebelumnya 2.4% menjadi 2.3%.

Begitupun dengan inflasi inti di mana MoM mengalami kenaikkan dari sebelumnya 0.1% menjadi 0.2%, sedangkan untuk YoY tidak berubah di 2.8%.

Inflasi dan Obligasi Berpeluang Menguat

Inflasi yang mengalami penurunan ini, disebabkan oleh adanya penurunan harga mobil dan pakaian yang di mana sebelumnya diproyeksikan akan mengalami kenaikkan akibat adanya kenaikkan tarif.

Hal ini memberikan gambaran perusahaan masih menanggung sebagian biaya kenaikkan tarif tersebut. Selain itu, barang yang sebelumnya di pesan sebelum kenaikkan tarif juga sudah tiba dan dapat digunakan untuk menjaga harga sebelum kesepakatan antara Amerika dan Tiongkok dapat tercapai.

Selain itu, kebutuhan sehari hari juga mengalami penurunan bahkan terbesar sejak 2020, tetapi harga furnitur dan peralatan lainnya mengalami kenaikkan. Hal ini tentu memberikan sentimen positive bagi pelaku pasar dan investor, di tengah tingginya potensi kenaikkan inflasi ternyata malah tidak terjadi.

Bahkan saat ini, kalau diperhatikan justru bola telah bergulir kepada The Federal Reserve (the Fed) yang diharapkan dapat menurunkan tingkat suku bunga pada pertemuan Juni dan Juli mendatang karena rendahnya inflasi.

"Meskipun kami yakin, The Fed masih akan terus mengamati apakah inflasi benar - benar akan turun, sebelum memastikan dengan menurunkan tingkat suku bunga. Terlebih lagi, kesepakatan antara Amerika Serikat dengan Tiongkok pun, masih jauh dari kata selesai terutama tensi kedua negara yang memang sangat tinggi. Namun setidaknya, dari sisi inflasi tidak terlalu mengkhawatirkan seperti yang diproyeksikan sebelumnya,” demikian seperti dikutip.

“IHSG dan pasar obligasi mungkin akan menguat hari ini, meskipun sudah libur selama dua hari. Akankah IHSG menyentuh 7.000?,”

Rekomendasi Saham

Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Indosat Tbk (ISAT), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA).

Sedangkan dalam riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas memilih saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Selamat Sampurna Tbk (SMSM), dan PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI).

Rekomendasi Teknikal dari MNC Sekuritas

Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:

1.PT Indosat Tbk (ISAT) - Buy on Weakness

Saham ISAT terkoreksi 2,41% ke 1.820 dan masih didominasi tekanan jual. "Kami perkirakan, posisi ISAT sedang berada pada bagian dari wave [b] dari wave B, sehingga ISAT masih rawan melanjutkan koreksinya terlebih dahulu," ujar Herditya.

Buy on Weakness: 1.640-1.765

Target Price: 1.975, 2.130

Stoploss: below 1.535

2.PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) - Buy on Weakness

Saham INDF menguat 2,57% ke 7.975 dan masih didominasi oleh volume pembelian. "Kami perkirakan, posisi INDF sedang berada di awal wave v dari wave (iii) dari wave [c]. Hal tersebut berarti, INDF masih berpeluang melanjutkan penguatannya," kata dia.

Buy on Weakness: 7.775-7.875

Target Price: 8.075, 8.250

Stoploss: below 7.675

3.PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) - Buy on Weakness

Saham MBMA terkoreksi 1,73% ke 340 dan masih didominasi oleh tekanan jual. Herditya menuturkan, pihaknya perkirakan, posisi MBMA sedang berada pada bagian awal dari wave [ii] dari wave C, sehingga MBMA masih rawan melanjutkan koreksinya.

Buy on Weakness: 300-332

Target Price: 366, 404

Stoploss: below 272

4.PT Bukit Asam Tbk (PTBA) - Buy on Weakness

Saham PTBA terkoreksi 0,37% ke 2.710 dan masih didominasi oleh tekanan jual, pergerakannya pun sudah berada di bawah MA20. "Kami perkirakan, posisi PTBA saat ini sedang berada pada bagian awal dari wave [b] dari wave Y, sehingga PTBA rawan melanjutkan koreksinya," kata dia.

Buy on Weakness: 2.480-2.620

Target Price: 2.850, 2.990

Stoploss: below 2.450

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Foto Pilihan

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |