Liputan6.com, Jakarta - Di pusat Kota Manado, berdiri tegak sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan jejak perjuangan rakyat Minahasa di masa kolonial Belanda.
Gedung tersebut adalah Minahasa Raad, sebuah bangunan yang pada masanya menjadi pusat pemerintahan lokal Minahasa dan saksi bisu berbagai dinamika sosial, politik, serta perjuangan menuju kemerdekaan.
Letaknya yang bersebelahan dengan Gedung Juang 45 semakin menegaskan peran historis kawasan ini dalam perjalanan bangsa Indonesia. Meski telah mengalami berbagai perubahan fungsi dan renovasi, Gedung Minahasa Raad tetap mempertahankan nilai sejarahnya dan kini ditetapkan sebagai cagar budaya Manado.
Minahasa Raad, yang berarti Dewan Minahasa dalam bahasa Belanda, adalah lembaga yang didirikan oleh pemerintah kolonial sebagai bagian dari sistem pemerintahan lokal di Minahasa. Sejak didirikannya pada akhir abad ke-19, gedung ini menjadi pusat pertemuan dan pengambilan keputusan yang melibatkan para pemimpin adat dan tokoh masyarakat Minahasa.
Sistem dewan ini awalnya dibuat untuk mengakomodasi kepentingan Belanda dalam mengelola wilayah Minahasa, yang saat itu dikenal sebagai salah satu daerah strategis di Hindia Belanda karena peranannya dalam penyediaan tenaga militer dan hasil bumi.
Namun, seiring berjalannya waktu, Gedung Minahasa Raad tidak hanya menjadi simbol pemerintahan kolonial, tetapi juga tempat pergerakan dan aspirasi kebangsaan. Para pemimpin lokal mulai menggunakan dewan ini sebagai wadah untuk menyuarakan kepentingan rakyat Minahasa, termasuk tuntutan atas hak-hak sosial dan ekonomi yang sering diabaikan oleh pemerintah kolonial.
Pada masa menjelang kemerdekaan Indonesia, bangunan ini menjadi saksi dari berbagai diskusi dan pertemuan yang melibatkan tokoh-tokoh nasionalis Minahasa, yang berjuang agar wilayah ini mendapatkan tempat dalam pemerintahan Republik Indonesia yang baru lahir.
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, peran Gedung Minahasa Raad mengalami transformasi. Pasca pengakuan kedaulatan Republik Indonesia pada tahun 1949, bangunan ini digunakan sebagai gedung dewan, yang berfungsi sebagai pusat pemerintahan lokal di Manado dan Minahasa.
Dalam periode ini, berbagai kebijakan daerah dirumuskan dan diputuskan di dalam gedung ini, menjadikannya tempat penting dalam pembangunan daerah Sulawesi Utara pasca-kolonial.
Simak Video Pilihan Ini:
Beragam Citarasa Getuk Goreng Sokaraja
Peristiwa Bersejarah
Pada era 1950-an hingga 1970-an, Gedung Minahasa Raad menjadi salah satu titik penting dalam perkembangan pemerintahan lokal di Manado.
Di dalamnya, berbagai tokoh politik, birokrat, dan pemimpin adat berkumpul untuk membahas kebijakan yang berkaitan dengan pembangunan ekonomi, sosial, serta budaya di wilayah Minahasa.
Namun, seiring dengan perkembangan zaman dan perubahan struktur pemerintahan daerah, peran Gedung Minahasa Raad dalam politik lokal mulai berkurang, dan bangunan ini perlahan mengalami penurunan fungsi. Menyadari nilai sejarah dan pentingnya menjaga warisan budaya, pemerintah Kota Manado akhirnya menetapkan Gedung Minahasa Raad sebagai cagar budaya.
Penetapan ini tidak hanya bertujuan untuk melestarikan bangunan secara fisik, tetapi juga untuk menjaga agar sejarah perjuangan rakyat Manado dan Minahasa tetap dikenang oleh generasi muda. Sebagai bagian dari upaya pelestarian, Gedung Minahasa Raad telah mengalami beberapa kali renovasi.
Proses ini dilakukan dengan tetap mempertahankan bentuk arsitektur aslinya yang khas dengan gaya kolonial Belanda. Beberapa bagian bangunan yang mengalami kerusakan akibat usia diperbaiki, sementara bagian-bagian yang masih bisa dipertahankan tetap dibiarkan dalam kondisi aslinya agar tetap mencerminkan nilai historisnya.
Saat ini, Gedung Minahasa Raad tidak hanya menjadi simbol sejarah, tetapi juga tempat edukasi bagi masyarakat. Beberapa bagian dari bangunan ini kini difungsikan sebagai ruang pameran yang menampilkan sejarah Minahasa dan peran gedung dalam perjalanan politik dan sosial daerah ini.
Dengan adanya upaya pelestarian ini, diharapkan generasi muda dapat lebih memahami sejarah perjuangan nenek moyang mereka dan menghargai nilai-nilai kebangsaan yang telah diperjuangkan oleh para pendahulu. Gedung Minahasa Raad adalah salah satu peninggalan sejarah yang memiliki nilai penting bagi masyarakat Manado dan Minahasa.
Dari masa kolonial Belanda hingga era kemerdekaan Indonesia, gedung ini telah menjadi saksi berbagai peristiwa bersejarah, mulai dari perjuangan politik hingga pengambilan kebijakan daerah. Meskipun sempat mengalami perubahan fungsi, statusnya sebagai cagar budaya memastikan bahwa bangunan ini tetap terjaga sebagai bagian dari warisan sejarah yang tak ternilai.
Keberadaan Gedung Minahasa Raad di Kota Manado bukan sekadar sebagai bangunan tua, melainkan sebagai simbol perjuangan, ketahanan, dan identitas masyarakat Minahasa. Dengan terus dilestarikan dan dikenalkan kepada generasi muda, gedung ini akan terus menjadi pengingat tentang pentingnya sejarah dalam membentuk masa depan.
Penulis: Belvana Fasya Saad