Emiten TUGU Gelar RUPST 29 April 2025, Ini Agendanya

2 days ago 19

Liputan6.com, Jakarta - Emiten asuransi PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Selasa, 29 April 2025.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI) ditulis Minggu (27/4/2025), ada tujuh agenda dalam RUPST. Agenda itu antara lain:

1. Persetujuan Laporan Tahunan Perseroan Tahun Buku 2024 disertai Pemberian Pelunasan dan Pembebasan Tanggung Jawab Sepenuhnya (volledig acquit et de-charge) kepada Direksi dan Dewan Komisaris.

2. Penetapan Penggunaan Laba Bersih Perseroan Tahun Buku 2024.

3. Penunjukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk Mengaudit Laporan Keuangan Tahun Buku 2025.

4. Penetapan Penghargaan atas Kinerja (Tantiem/Insentif Kinerja/Insentif Khusus) Tahun Buku 2024 kepada Direksi dan Dewan Komisaris, serta Penetapan Remunerasi Tahun 2025 kepada Direksi, Dewan Komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS).

5. Persetujuan Laporan Pertanggungjawaban Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum.

6. Persetujuan Perubahan Penggunaan Sisa Dana Hasil Penawaran Umum Perdana (Initial Public Offering) Perseroan.

 7. Persetujuan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan

Dari tujuh agenda yang termasuk penetapan penggunaan laba bersih tahun buku 2024 atau potensi pembagian dividen. Pada 2023, TUGU membagikan dividen dengan rasio pembayaran 40% yang setara dengan Rp123,26 per saham. Dividen itu memiliki yield 12,7%.   

Mengutip keterangan resmi, emiten ini masih membagikan dividen yang cukup besar. Pada buku 2022, Tugu membagikan dividen Rp138,86 miliar atau 40% dan tahun buku 2021, dividen yang dibagikan mencapai Rp126,59 miliar atau 40% dari laba. Imbal hasil dividen untuk 2022 mencapai 4% dan 2021 mencapai 5%. 

Kata Analis

Analis Phintraco Sekuritas, Nurwachidah mengatakan sejak go public pada 2018, emiten ini membagikan dividen dengan rasio pembayaran minimal 30% dari laba bersih. Adapun pada tiga tahun terakhir, rasio pembayaran naik menjadi 40% dari laba bersih.

"Kalau pakai asumsi payout ratio sekitar 40% maka dividen berada di kisaran Rp280 miliar atau Rp78,75 per saham. Dividen yield masih di atas 7,6% jadi masih cukup menarik," kata dia seperti dikutip dari keterangan resmi.

Menurut dia, saham yang konsisten membagikan dividen dengan yield menarik cocok untuk dijadikan salah satu pilihan investasi jangka panjang. Apalagi emiten tersebut masih memiliki valuasi yang menarik alias murah. Beberapa faktor yang jadi sorotan adalah rasio price to book value (PBV) TUGU masih di bawah 0,4% dengan price to earning ratio (PER) masih di bawah 0,6x.

PBV adalah metode valuasi yang membandingkan nilai buku suatu emiten dengan harga pasarnya. Adapun PER merupakan metode valuasi yang membandingkan laba bersih per saham dengan harga pasarnya. Semakin rendah PBV dan PER mencerminkan saham tersebut relatif lebih murah, dan begitu pula sebaliknya.

"Umumnya emiten dengan dividen yield tinggi akan mengalami koreksi sebentar. Namun, dengan valuasi saham yang cukup rendah, koreksi ini tidak sebanding dengan potensi kenaikan," ujarnya.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Kinerja IHSG Sepekan

 Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung signifikan pada 21-25 April 2025. Penguatan IHSG tersebut didorong sentimen global dan domestik.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (26/4/2025), IHSG melonjak 3,74% ke posisi 6.678,91 pada 21-25 April 2025. Penguatan IHSG pekan ini lebih besar dari pekan lalu yang hanya naik 2,8% ke posisi 6.438,26.

Kapitalisasi pasar BEI catat peningkatan tertinggi pada pekan ini. Kapitalisasi pasar BEI meroket 3,97% menjadi Rp 11.561 triliun dari pekan lalu Rp 11.120 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG menguat 3,74% dan disertai oleh meningkatnya volume pembelian.

Herditya mengatakan, pergerakan IHSG tersebut dipengaruhi sejumlah faktor. Pertama, Presiden AS Donald Trump yang melunak terhadap perang tarif  yang sedang berlangsung sehingga membuat investor kembali ke pasar saham. Di sisi lain, Herditya mengatakan, dari sisi Gedung Putih sudah mengkonfirmasi kalau Donald Trump tidak akan memecat Jerome Powell sebagai ketua the Federal Reserve (the Fed).

"Hal ini menurunkan kekhawatiran investor akan lembaga independen tersebut,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Faktor Kedua Lainnya

Faktor kedua, penguatan dari komoditas emas dunia, menurut Herditya juga mendorong pergerakan emiten yang berbasis emas di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

“Ketiga, ada kenaikan rating menjadi overweight dari UBS, di mana dinilai kondisi valuasi saham Indonesia sudah mendekati level terendah saat pandemi dan adanya dukungan buyback dari emiten termasuk pelat merah,” kata dia.

Sementara itu, rata-rata frekuensi transaksi harian pekan ini susut 4,88%, menjadi 1,11 juta kali transaksi dari 1,17 juta kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata nilai transaksi harian BEI selama sepekan, anjlok 24,02% menjadi Rp11,06 triliun dari Rp14,56 triliun pada pekan sebelumnya.

Kemudian rata-rata volume transaksi harian Bursa pekan ini terperosok 19,09% menjadi 18,23 miliar lembar saham dari 22,54 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Di sisi lain, tekanan jual saham oleh investor asing juga mereda. Aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 1,15 triliun selama sepekan. Pada pekan lalu, aksi jual oleh investor asing mencapai Rp 13,68 triliun. Dengan demikian, aksi jual saham oleh investor asing mencapai Rp 50,70 triliun sepanjang 2025.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |