Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Multi Artha Guna Tbk (AMAG) akan membagikan dividen Rp 198,07 miliar untuk tahun buku 2024. Dividen yang dibagikan setara Rp 40 per saham.
Perseroan telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk membagikan dividen itu dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 30 April 2025.
Pembagian dividen tersebut berdasarkan data keuangan per 31 Desember 2024 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 228,59 miliar, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 57 miliar dan total ekuitas sebesar Rp 1,81 triliun.
Jadwal Dividen
Berikut jadwal pembagian dividen Perseroan:
- Tanggal efektif pada 30 April 2025
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 9 Mei 2025
- Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 14 Mei 2025
- Tanggal cum dividen di pasar tunai 15 Mei 2025
- Tanggal ex dividen di pasar tunao pada 16 Mei 2025
- Tanggal daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai pada 15 Mei 2025, waktu 16:00
- Tanggal pembayaran dividen pada 27 Mei 2025
Pada penutupan perdagangan Senin, 5 Mei 2025, harga saham AMAG stagnan di posisi Rp 374 per saham. Saham AMAG dibuka naik dua poin ke posisi Rp 376 per saham. Total frekuensi perdagangan 107 kali dengan volume perdagangan 1.046 saham. Nilai transaksi Rp 39 juta.
Penutupan IHSG pada 5 Mei 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Senin sore ini. Penguatan IHSG dipimpin oleh saham-saham sektor barang baku.
Pada Senin (5/6/2025), IHSG ditutup menguat 16,22 poin atau 0,24 persen ke posisi 6.831,95. Sementara indeks LQ45 naik 3,97 poin atau 0,52 persen ke posisi 767,32.
Dibuka menguat, IHSG betah di teritori positif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor menguat yaitu dipimpin sektor barang baku yang menguat sebesar 2,03 persen, diikuti oleh sektor barang konsumen non primer dan sektor properti yang masing-masing naik sebesar 1,71 persen dan 0,85 persen.
Sedangkan, satu sektor menurun yaitu sektor teknologi yang masing-masing turun sebesar 0,46 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu JATI, SOLA, HELI, OPMS dan SMBR. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni IKAI, TAXI, DADA, KREN dan NINE.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.178.000 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 21,04 miliar lembar saham senilai Rp10,51 triliun. Sebanyak 361 saham naik 267 saham menurun, dan 331 tidak bergerak nilainya.
“Para pelaku pasar mengurangi spekulasi mereka atas penurunan suku bunga oleh Federal Reserve, dengan memperkirakan 79 basis poin (bps) total pemangkasan suku bunga tahun ini, dibandingkan dengan sekitar 90 bps sebelum rilis data NFP," tulis Tim Riset Phillips Sekuritas Indonesia dikutip dari Antara.
Perubahan Sikap Pemerintahan AS
Pada Jumat (2/4/2025), pemerintah China mengatakan sedang mengevaluasi tawaran yang diajukan pejabat Amerika Serikat (AS) baru-baru ini tentang pembicaraan perdagangan.
Evaluasi ini di ambil untuk menilai seberapa serius perubahan sikap kebijakan pemerintahan AS Presiden Trump.
Kementerian Perdagangan China mengatakan pintu terbuka lebar, apabila AS setuju untuk menarik kembali tarif timbal balik (reciprocal tariffs), sehingga membuka jalan untuk secara resmi memulai proses negosiasi.
Ekonomi AS menambahkan 177.000 pekerja di April 2025, turun dari penambahan 185.000 pekerja di bulan sebelumnya, namun lebih tinggi dari penambahan 138.000 pekerja yang diperkirakan oleh para pakar ekonomi. Tingkat Pengangguran bertahan stabil di 4,2 persen.
Data ini memberikan indikasi bank sentral AS Federal Reserve masih belum akan memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan ini dan bulan depan, karena berkurangnya tekanan atas Federal Reserve untuk mendukung ekonomi.