Dana Asing Keluar dari Pasar Saham Indonesia Sentuh Rp 50,72 Triliun

2 days ago 15

Liputan6.com, Jakarta - Dana asing yang keluar bersih dari pasar saham Indonesia hingga April 2025 mencapai Rp 50,72 triliun secara year to date (ytd).

Demikian disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi seperti dikutip dari Antara, Sabtu (10/5/2025).

"Non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp20,79 triliun month-to-date, di mana secara year-to-date masih terdapat net sell sebesar Rp50,72 triliun,” tutur Inarno.

Sementara itu nilai kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp11.705 triliun atau naik 5,20 persen month-to-date (mtd), tetapi secara year-to-date masih turun sebesar 5,11 persen.

Di tengah pasar keuangan global yang sempat tertekan pasca pengumuman tarif dagang Amerika Serikat (AS), pasar saham domestik secara month-to-date ditutup menguat sebesar 3,93 persen pada 30 April 2025 ke level 6.766,8, namun secara year-to-date melemah sebesar 4,42 persen.

Inarno menyampaikan koordinasi seluruh pemangku kepentingan dilakukan untuk meredam volatilitas di pasar saham.

Koordinasi termasuk oleh OJK dan pemerintah, serta seluruh lembaga atau instansi terkait seperti forum Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Self-Regulatory Organization​​​​​​​ (SRO) dan pelaku pasar.

Adapun di pasar obligasi, indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,61 persen month-to-date atau naik secara year-to-date sebesar 3,39 persen ke level 405,99.

Investor non-residen mencatatkan net sell sebesar Rp0,01 triliun secara month-to-date atau secara year-to-date masih terdapat net sell sebesar Rp1,42 triliun.

Di industri pengelolaan investasi, per 30 April 2025 nilai asset under management (AUM) tercatat sebesar Rp821 triliun atau naik sebesar 1,01 persen month-to-date atau secara year-to-date masih terdapat penurunan sebesar 1,96 persen.

Reksa dana tercatat net subscription sebesar Rp6,24 triliun secara month-to-date dan secara year-to-date masih terdapat net redemption sebesar Rp4,88 triliun.

Penghimpunan Dana di Pasar Modal

Sementara itu, penghimpunan dana di pasar modal masih dalam tren yang positif. Tercatat nilai penawaran umum mencapai Rp56,06 triliun dengan Rp3,31 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 6 emiten baru.

Adapun untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding (SCF), sejak pemberlakuan ketentuan SCF hingga 30 April 2025, telah terdapat 18 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 805 penerbit efek dari 510 penerbit dan 179.363 pemodal dengan total dana SCF yang dihimpun dan teradministrasi di KSEI mencapai Rp1,53 triliun.

Pada pasar derivatif keuangan, sejak 10 Januari hingga 30 April 2025, tercatat 56 pelaku dan 6 penyelenggara yang telah mendapatkan izin prinsip OJK.

Total volume transaksi derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa efek yaitu sebesar 1,13 juta lot dan akumulasi nilai sebesar Rp1.050,58 triliun sejak 2 Januari 2025 hingga 30 April 2025.

Sedangkan mengenai perkembangan di bursa karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 30 April 2025, tercatat 112 pengguna jasa yang mendapatkan izin dengan total volume sebesar 1.598.750 ton CO2 ekuivalen dan akumulasi nilai sebesar Rp77,92 miliar.

Kinerja IHSG pada 5-9 Mei 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tips pada perdagangan 5-9 Mei 2025. Analis menilai, penguatan IHSG didorong sejumlah sentimen internal dan eksternal.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (10/5/2025), IHSG naik 0,25% ke posisi 6.832,80. Pada pekan lalu, IHSG naik 2,05% ke posisi 6.815,73.

Kapitalisasi pasar juga bertambah 0,29% menjadi Rp 11.865 triliun. Pada pekan lalu, kapitalisasi pasar BEI tercatat Rp 11.831 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG naik 0,25% dipengaruhi sejumlah sentimen. Pertama, kondisi geopolitik yang cenderung memanas antara India-Pakistan meski ada gencatan senjata antara Rusia-Ukraina.

Kedua, the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) masih cenderung mempertahankan suku bunga acuan sembari mencermati perkembangan ekonomi AS.

“Ketiga, kondisi perang dagang AS dengan China yang diperkirakan masih cenderung mereda,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Keempat, penguatan harga komoditas dunia seperti minyak mentah dan emas yang mempengaruhi emiten di IHSG. Kelima, aksi ambil untung dari investor setelah IHSG mencatatkan penguatan sejak April 2025.

Selain IHSG dan kapitalisasi pasar yang menguat, rata-rata frekuensi transaksi harian bertambah 6,63% menjadi 1,29 juta kali transaksi dari pekan lalu 1,21 juta kali transaksi.

Nilai Transaksi Harian

Rata-rata nilai transaksi harian BEI melonjak 14,77% menjadi Rp 13,33 triliun dari Rp 11,61 triliun pada pekan lalu. Selain itu, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata volume transaksi harian bursa yang mencapai 17,49% menjadi 24,52 miliar saham dari 20,87 miliar saham pada pekan lalu.

IHSG meski menguat tetapi investor asing melakukan aksi jual saham yang signifikan. Pada pekan ini, investor asing menjual saham Rp 3,26 triliun. Pada pekan lalu, investor asing beli saham Rp 118,43 miliar.

Selama sepekan, mayoritas sektor saham beragam. Sektor saham basic materials mencatat kenaikan terbesar dengan menguat 4,91%. Sektor saham perawatan kesehatan mendaki 2,64%, sektor saham energi bertambah 2,07%.

Lalu sektor saham consumer nonsiklikal naik 0,72%, sektor saham transportasi dan logistik menguat 0,07%. Sementara itu, sektor saham industri susut 1,47%, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham keuangan melemah 0,32%, sektor saham properti dan real estate tergelincir 0,88%. Selanjutnya sektor saham teknologi terpangkas 1,85% dan sektor saham infrastruktur terpangkas 1,3%.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |