Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin (17/3/2025). Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi di tengah investor teurs mencermati bursa saham China.
Mengutip CNBC, Senin (17/3/2025), pemerintah China pada Minggu, 16 Maret 2025 mengumumkan akan mengambil langkah-langkah untuk menghidupkan kembali konsumsi dengan meningkatkan pendapatan masyarakat, demikian disampaikan dari Dewan Negara.
Langkah-langkah lain termasuk rencana untuk menstabilkan pasar saham dan real estate serta meningkatkan angka kelahiran di China. Adapun investor akan mencermati rencana serangkaian data dari China pada Senin, termasuk produksi industri, investasi perkotaan, penjualan eceran dan tingkat pengangguran perkotaan.
Sebuah jajak pendapat Reuters perkirakan pertumbuhan 3,6 persen year on year (YoY) ke dalam tingkat investasi perkotaan negara itu pada Januari dan Februari, naik dari 3,2 persen pada bulan sebelumnya. Sebuah jajak pendapat terpisah memperkirkaan ekspansi 4 persen dalam penjualan eceran pada Februari, dari 3,7 persen pada Januari.
Di Jepang, indeks acuan Nikkei 225 naik 0,99 persen. Sedangkan indeks Topix bertambah 1,1 persen. Indeks Kospi di Korea Selatan menguat 1,23 persen. Indeks Kosdaq menguat 0,32 persen.
Indeks ASX 200 di Australia mendaki 0,62 persen. Indeks Hang Seng di Hong Kong berada di posisi 24.217 menunjukkan pembukaan lebih kuat dibandingkan dengan penutupan di posisi 23.959,98.
Di wall street, tiga indeks acuan menguat dan berhasil bangkit dari koreksi selama sepekan. Hal ini seiring kabar mengenai tarif dagang.
Indeks Dow Jones menguat 674,62 poin atau 1,65 persen ke posisi 41.488,19. Indeks S&P500 melonjak 2,13 persen ke posisi 5.638,94. Indeks Nasdaq bertambah 2,61 persen ke posisi 17.754,09.
Saham teknologi besar yang terguncang pada awal pekan ini mengalami pemulihan tajam pada Jumat pekan ini. Saham Nvidia melonjak lebih dari 5 persen. Saham Tesla menguat hampir 4 persen. Saham Meta Platforms mendaki hampir 3 persen. Saham Amazon dan Apple juga menguat.
Penutupan IHSG pada 14 Maret 2025
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok pada perdagangan Jumat (14/3/2025). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang memerah.
Mengutip data RTI, IHSG anjlok 1,98 persen ke posisi 6.515,63. Indeks saham LQ45 merosot 1,53 persen ke posisi 726,97. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan. Pada perdagangan Jumat pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.653,32 dan level terendah 6.514,69. Sebanyak 384 saham melemah sehingga menekan IHSG. 205 saham menguat dan 218 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.034.117 kali dengan volume perdagangan 15, 7 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,1 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.344.
Harga saham NISP terpangkas 0,77 persen ke posisi Rp 1.285 per saham. Harga saham NISP dibuka turun lima poin ke posisi Rp 1.290 per saham. Saham NISP berada di level tertinggi Rp 1.300 dan level terendah Rp 1.280 per saham. Total frekuensi perdagangan 543 kali dengan volume perdagangan 31.060 saham. Nilai transaksi Rp 3,7 miliar.
Saham HGII terpangkas 1,69 persen ke posisi Rp 174 per saham. Harga saham HGII dibuka stagnan di posisi Rp 177 per saham. Harga saham HGII berada di level tertinggi Rp 177 dan terendah Rp 171 per saham. Total frekuensi perdagangan 732 kali dengan volume perdagangan 172.085 saham. Nilai transaksi Rp 3,2 miliar.
Saham ACES terpangkas 6,98 persen ke posisi Rp 600 per saham. Harga saham ACES dibuka stagnan di posisi Rp 645 per saham. Saham ACES berada di level tertinggi Rp 645 dan level terendah Rp 590 per saham. Total frekuensi perdagangan 4.653 kali dengan volume perdagangan 410.419 saham. Nilai transaksi Rp 25 miliar.
Apa Saja Sentimen IHSG?
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali sektor saham consumer naik 0,67 persen. Sektor saham teknologi terpangkas 12,71 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham energi melemah 1,04 persen, sektor saham basic susut 1,05 persen, sektor saham industri susut 0,38 persen.
Selain itu, sektor saham consumer nonsiklikal melemah 1,13 persen, sektor saham kesehatan merosot 1,16 persen, sektor saham keuangan terpangkas 0,90 persen, sektor saham properti terperosok 0,91 persen.
Lalu sektor saham infrastruktur terpangkas 0,95 persen dan sektor saham transportasi merosot 0,70 persen.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG diprediksi seiring meningkatnya kekhawatiran investor akan perang dagang yang terjadi ditambah dengan ada potensi resesi.
“Kemudian investor juga akan menanti ada rilis data suku bunga the Federal Reserve (the Fed),” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com
Ia menambahkan, dari domestik, ada defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 mengindikasikan ada perlambatan ekonomi domestik. “Pergerakan IHSG dibebani koreksi DCII hingga menyentuh ARB,” kata dia.