Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sebagian besar menguat pada Rabu (14/5/2025). Penguatan bursa saham Asia Pasifik terjadi setelah indeks acuan utama di wall stret melesat karena meredanya ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS)-China.
Mengutip CNBC, indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,37% pada pembukaan perdagangan, memperpanjang kenaikan setelah empat sesi perdagangan positif berturut-turut. Indeks Kospi di Korea Selatan melesat 0,78%. Indeks acuan di Australia yakni indeks ASX 200 mendatar.
Sementara itu, indeks berjangka Hang Seng di Hong Kong berada di level 23.288, lebih tinggi dari penutupan terakhirnya di level 23.108,27.
Wall street kembali bangkit setelah Amerika Serikat dan China mencapai gencatan senjata dagang sementara terkait tarif awal pekan ini. Perkembangan tersebut menyebabkan saham melonjak dengan indeks Dow Jones naik lebih dari 1.000 poin pada Senin pekan ini.
Namun, pada level saat ini, Strategist Julius Baer tetap berhati-hati. Ia mengatakan, pihaknya tidak memiliki optimisme yang berlaku mengenai penyelesaian cepat konflik perdagangan.
“Bahkan jika kesepakatan baru diumumkan, kesepakatan tersebut kemungkinan akan melibatkan kondisi yang rumit, dan jangka waktu implementasi yang berlarut-larut, sehingga tidak mungkin sepenuhnya mencabut tarif ke level sebelum konflik,”
Investor akan mengawasi saham chip Asia setelah saham Nvidia melonjak menyusul pernyataan CEO Jensen Huang kalau perusahaan akan menjual lebih dari 18.000 chip kecerdasan buatan terbarunya kepada perusahaan Saudi Humain, perusahaan rintisan AI baru yang dimiliki oleh Dana Investasi Publik negara tersebut.
Semalam di wall street, tiga indeks acuan ditutup beragam. Indeks S&P 500 menguat kembali ke wilayah positif pada 2025 seiring investor melanjutkan kenaikan tajam yang terlihat pada sesi sebelumnya. Indeks S&P 500 bertambah 0,72% ke posisi 5.886,55. Indeks Nasdaq menguat 1,61% ke posisi 19.010,08. Indeks Dow Jones melemah 269,67 poin atau 0,64% seiring penurunan hampir 185 pada saham UnitedHealth.
Penutupan IHSG pada 9 Mei 2025
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat tipis 0,07% ke posisi 6.832,80 pada perdagangan Jumat, 9 Mei 2025. Penguatan IHSG tersebut terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI). Rabu (15/5/2025), IHSG naik 0,07% ke posisi 6.832,80. Volume perdagangan saham tercatat 18,47 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 8,99 triliun. Sedangkan total frekuensi perdagangan 1,07 juta kali transaksi.
Pada perdagangan Jumat pekan lalu, IHSG berada di level tertinggi 6.882,31 dan level terendah 6.811,77. Sebanyak 341 saham melemah sehingga bebani IHSG. 247 saham menguat dan 217 saham diam di tempat.
Mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham consumer siklikal dan transportasi memimpin koreksi dengan turun 0,80%. Sektor saham basic susut 0,46%, sektor saham industri susut 0,53%, sektor saham consumer nonsiklikal melemah tipis 0,10%. Sektor saham infrastruktur turun 0,06%.
Di sisi lain, sektor saham kesehatan naik 1,63%, dan catat penguatan terbesar. Sektor saham properti mendaki 0,33%, sektor saham teknologi melesat 0,08%, sektor saham keuangan bertambah 0,07%, sektor saham energi menguat terbatas 0,01%.
Adapun investor asing melakukan aksi jual saham mencapai Rp 563,17 miliar. Dengan demikian, investor asing melepas saham Rp 53,84 triliun sepanjang 2025.
Bursa Saham Eropa Melesat Setelah Perundingan Dagang AS-China
Sebelumnya, bursa saham Eropa bergerak menguat pada perdagangan Selasa, (13/5/2025). Penguatan bursa saham Eropa terjadi di tengah ketidakpastian prospek perdagangan global meski ada jeda 90 hari dalam perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Mengutip CNBC, indeks Stoxx 600 Eropa menguat 0,2% pukul 09.51, Selasa pagi waktu London. Indeks FTSE 100 Inggris sedikit berubah. Sedangkan indeks CAC 40 di Prancis menguat 0,1%. Indeks DAX Jerman di bawah garis mendatar.
Bursa saham global menguat pada Senin, 12 Mei 2025 setelah berita AS dan China sepakat memangkas tarif tinggi selama 90 hari, meningkatkan harapan perang dagang yang sedang berkembang dapat dihindari.
Di sisi lain, saham Bayer melonjak 9% setelah rilis kinerja. Saham reasuransi Munich Re turun 3,6% setelah perusahaan mengatakan klaim yang timbul dari kebakaran hutan Los Angeles pada Januari diprediksi mencapai 1,1 miliar euro atau USD 1,2 miliar. Jumlah itu sekitar Rp 19,99 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.665).
Sementara itu, bursa saham Asia Pasifik bervariasi. Namun, memberikan nada lebih pesimistis terhadap pasar Eropa seiring masih ada pertanyaan mengenai apa yang dapat terjadi setelah jeda 90 hari.
Sementara itu, saham berjangka AS melemah seiring investor menanti data inflasi AS terbaru menjelang data indeks harga produsen pada Kamis pekan ini.
Bursa saham Eropa juga akan dibayangi rilis kinerja keuangan dari SoftBank, Tata Motors, Nissan, Honda, Metro Bank dan Bayer. Rilis data termasuk penjualan ritel Inggris dan angka pengangguran. Survei sentimen ekonomi ZEW Jerman juga akan dirilis.