Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway meningkatkan kepemilikan saham di lima perusahaan dagang Jepang. Hal itu berdasarkan dokumen yang diajukan pada Senin, 17 Maret 2025 dalam investasi terbaru miliarder Amerika Serikat itu di perusahaan komoditas terkemuka Jepang yang dimulai hampir lima tahun lalu.
Mengutip Channel News Asia, Senin (17/3/2025), kepemilikan saham Berkshire Hathaway di Mitsui & Co naik menjadi 9,82 persen dari 8,09 persen, sementara kepemilikannya di Mitsubishi Corp, Sumitomo Corp, Itochu, dan Marubeni juga naik, menurut dokumen yang diajukan kepada pengawas sekuritas Jepang oleh unitnya National Indemnity Company.
Pengajuan itu menyusul surat tahunan Buffett kepada pemegang saham Berkshire bulan lalu. Ia mengatakan, lima perusahaan dagang itu setuju untuk “sedikit melonggarkan” batasan yang membatasi kepemilikan Berkshire di bawah 10 persen.
"Seiring berjalannya waktu, Anda mungkin akan melihat kepemilikan Berkshire atas kelima perusahaan tersebut sedikit meningkat," tulis Buffett.
Dikenal sebagai “sogo shosha”, rumah dagang itu bertransaksi dalam berbagai bahan, produk dan makanan yang sering kali bertindak sebagai perantara dan menyediakan dukungan logistik. Mereka juga terlibat dalam bisnis pengiriman, energi dan logam.
Perusahaan Investasi Warren Buffett Genggam Kas Rp 5.438 Triliun
Sebelumnya, perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett, Berkshire Hathaway mengumumkan lonjakan besar dalam laba kuartal keempat dari bisnisnya. Laba itu sebagian besar disumbangkan dari asuransi. Di sisi lain, Berkshire Hathaway juga mencatat kas hingga sentuh rekor.
Mengutip CNBC, Berkshire Hathaway memegang kas sebesar USD 334,2 miliar atau sekitar Rp 5.438,15 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.272). Kas perusahaan investasi Warren Buffett tersebut naik dari akhir kuartal ketiga sebesar USD 325,2 miliar.
Alasan Pegang Kas Jumbo
Dalam surat tahunannya, Warren Buffett menyampaikan alasan memegang uang tunai jumbo. “Terlepas dari apa yang saat ini dipandang oleh beberapa komentator sebagai posisi uang tunai yang luar biasa di Berkshire, sebagian besar uang Anda tetap dalam bentuk saham. Preferensi itu tidak akan berubah,” ujar Buffett.
“Sementara kepemilikan kami dalam ekuitas yang dapat dipasarkan turun tahun lalu dari USD 354 miliar menjadi USD 272 miliar, nilai ekuitas terkendali,” ia menambahkan.
Ia menuturkan, pemegang saham Berkshire dapat yakin kalau pihaknya memakai sebagian besar dana dalam bentuk ekuitas.
Berkshire Hathaway juga mencatat laba operasi yang mencakup laba dari bisnis yang sepenuhnya dimiliki perusahaan naik 71 persen menjadi USD 14,52 miliar selama tiga bulan terakhir 2024.
Laba operasi dipimpin lonjakan dalam penjaminan asuransi dari periode tahun sebelumnya menjadi USD 3,40 miliar. Pendapatan investasi asuransi juga naik hampir 50 persen menjadi USD 4,08 miliar. Laba operasi melonjak 27 persen selama setahun penuh menjadi USD 47,43 milair.
"Pada 2024, Berkshire melakukannya lebih baik dari yang saya harapkan meskipun 53 persen dari 189 bisnis operasi kami melaporkan penurunan laba,” ujar dia.
Kinerja Keuangan
Ia mengatakan, pihaknya terbantu oleh keuntungan besar yang dapat diprediksi dalam pendapatan investasi. Hal ini seiring membaiknya imbal hasil surat berharga. “Kami secara substansial meningkatkan kepemilikan atas sekuritas jangka pendek yang sangat likuid ini,” ujar CEO Berkshire Hathaway Warren Buffett.
Warren Buffett mengatakan, bisnis asuransinya juga hasilkan peningkatan besar dalam pendapatan yang dipimpin kinerja GEICO.
Di sisi lain, Berkshire Hathaway memperingatkan kebakaran hutan yang terjadi di California Selatan akan menyebabkan kerugian sebelum pajak sekitar USD 1,3 miliar untuk bisnis asuransinya.
Keuntungan investasi melambat tajam pada kuartal keempat menjadi USD 5,16 miliar dari USD 29,09 miliar pada tahun sebelumnya. Berkshire memangkas investasi saham selama tahun tersebut tertuama menjual sebagian saham Apple hingga 2024.
Total laba Berskhire untuk kuartal tersebut mencapai USD 19,69 miliar, turun 47 persen dari periode tahun sebelumnya sebesar USD 37,57 miliar. Pada 2024, laba bersih perusahaan mencapai USD 88,99 miliar, turun 7,5 persen dari USD 96,22 miliar pada 2023.
Miliarder Warren Buffett Kembali Jual Saham Bank of America, Segini Nilainya
Sebelumnya, perusahaan investasi milik miliarder Warren Buffett yakni Berkshire Hathaway telah menjual hampir 25 juta saham Bank of America senilai hampir USD 1 miliar selama sepekan terakhir.
Mengutip Yahoo Finance, ditulis Kamis (29/8/2024), Berkshire Hathaway telah menjual 116 juta saham Bank of America sejak Juli 2024. Namun, Berkshire Hathaway masih kuasai hampir 12 persen saham di bank yang berkantor pusat di Charlotte, North Carolina.
Setelah penjualan itu, saham kelas A Berkshire yang sudah menjadi saham termahal di wall street naik USD 7.184,62 pada Rabu, dan dijual seharga USD 698.534,62.
Hal itu mengangkat Berkshire Hathaway masuk dalam klub perusahaan yang kapitalisasi pasarnya lebih dari USD 1 triliun. Namun, kapitalisasi pasar perusahaan yang berkantor pusat di Omaha, Nebraska itu masih jauh di bawah raksasa pasar Nvidia dan Microsoft yang saat ini senilai lebih dari USD 3 triliun.
Saham Bank of America tetap menjadi salah satu investasi terbesar Berkshire Hathaway, setelah Apple dan American Express.
Sebelumnya Buffett telah membuat banyak orang heran awal bulan ini saat ia mengungkapkan telah mengurangi investasi Apple hingga setengahnya. Dalam proses penjualan itu, ia mengumpulkan uang tunai senilai USD 277 miliar hingga 30 Juni 2024.
Kas Berkshire terus bertambah sejak saat itu dengan penjualan saham Bank of America dan semua laba dari berbagai perusahaan yang dimilikinya termasuk perusahaan kereta api BNSF, asuransi Geico, sejumlah perusahaan utilitas, dan sejumlah bisnis ritel dan manufaktur.