BEI Suspensi 42 Saham Imbas Belum Penuhi Ketentuan Free Float

4 hours ago 6

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan (suspensi) efek 42 perusahaan tercatat atau emiten karena belum memenuhi ketentuan saham free float atau yang beredar di publik per 31 Maret 2025.

BEI mencatat hingga 29 April 2025 terdapat 42 perusahaan tercatat atau emiten yang belum memenuhi ketentuan V.1.1 dan atau V.1.2 Peraturan Bursa Nomor I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (Peraturan Bursa Nomor I-A). Demikian mengutip dari laman BEI, Kamis (1/5/2025).

Bursa telah mengenakan peringatan tertulis III dan denda sebesar Rp 50 juta kepada Perusahaan Tercatat yang tidak memenuhi ketentuan V.1.1. dan/atau V.1.2. Peraturan Bursa Nomor I-A.

“Sehubungan dengan hal tersebut, maka Bursa akan mengenakan sanksi Suspensi Efek kepada Perusahaan Tercatat atas belum dipenuhinya ketentuan V.1.1. dan/atau V.1.2. Peraturan Bursa Nomor I-A sampai dengan periode pemantauan berikutnya,”

Terbaru, BEI melakukan suspensi efek terhadap PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) di pasar regular dan pasar tunai mulai 30 April 2025.

Selain itu, BEI telah suspensi 41 perusahaan tercatat, antara lain:

1.PT Alumindo Light Metal Industry Tbk (ALMI)

2.PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC)

3.PT Cahaya Bintang Medan Tbk (CBMF)

4.PT Cowell Development Tbk (COWL)

5.PT Capri Nusa Satu Properti Tbk (CPRI)

6.PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK)

7. PT Fajar Surya Wisesa Tbk (FASW)

8. PT FKS Multi Agro Tbk (FISH)

9. PT Forza Land Indonesia Tbk (FORZ)

10. PT Aksara Global Development Tbk (GAMA)

11. PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP)

12. PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX)

13. PT HK Metals Utama Tbk (HKMU)

14. PT Sky Energy Indonesia Tbk (JSKY)

15. PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk (KBRI)

Emiten Lainnya

16. PT Steadfast Marine Tbk (KPAL)

17. PT Cottonindo Ariesta Tbk (KPAS)

18. PT Grand Kartech Tbk (KRAH)

19. PT Eureka Prima Jakarta Tbk (LCGP)

20. PT Lionmesh Prima Tbk (LMSH)

21. PT Marga Abhinaya Abadi Tbk (MABA)

22. PT Mas Murni Indonesia Tbk (MAMI)

23. PT Multifiling Mitra Indonesia Tbk (MFMI)

24.PT Mitra Pemuda Tbk (MTRA)

25. PT Metro Realty Tbk (MTSM)

26. PT Hanson International Tbk (MYRX)

27. PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX)

28. PT Sinergi Megah Internusa Tbk (NUSA)

29. PT Polaris Investama Tbk (PLAS)

30. PT Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN)

31. PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS)

32. PT Rimo International Lestari Tbk (RIMO)

33. PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK)

34. PT Siwani Makmur Tbk (SIMA)

35. PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk (SKYB)

36. PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)

37. PT Sugih Energy Tbk (SUGI)

38. PT Indosterling Technomedia Tbk (TECH)

39. PT Sunindo Adipersada Tbk (TOYS)

40. PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO)

41. PT Wicaksana Overseas International Tbk (WICO)

Penutupan IHSG pada 30 April 2025

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu sore ini. Penguatan IHSG ini mengikuti kenaikan bursa saham kawasan Asia. Pada Rabu (30/4/2025), IHSG ditutup menguat 17,73 poin atau 0,26 persen ke posisi 6.766,80. Sementara indeks LQ45 naik 4,32 poin atau 0,57 persen ke posisi 761,51.

"Sentimen eksternal dan internal menopang penguatan indeks IHSG," ujar Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus dikutip dari Antara.

Dari mancanegara, bursa regional Asia bergerak menguat dibayangi progres proses negosiasi tarif dagang dan juga aktivitas manufaktur dan nonmanufaktur China yang mengecewakan.

Pelaku pasar tetap berhati-hati di tengah sinyal yang saling bertentangan dari Amerika Serikat (AS) dan China tentang kemajuan yang telah dicapai dalam meredakan sengketa perdagangan yang mengancam pertumbuhan global.

Presiden AS Donald Trump telah menandatangani tarif otomotif dari tarif impor, sehingga mengurangi beban tarif secara keseluruhan. Produsen mobil yang sudah membayar tidak akan dikenakan tarif tambahan.

Trump bersama Menteri Keuangan Scott Bessent dan Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyatakan bahwa AS telah berhasil mencapai kesepakatan dagang yang menguntungkan dengan berbagai negara di Asia.

Data Ekonomi China

Selain itu, pernyataan Scott Bessent tentang kemajuan substansial negosiasi tarif, dan kesepakatan akan segera terjadi untuk India dan Korea Selatan. Pelaku pasar berharap ini akan menjadi putaran baru perubahan kebijakan tarif dagang untuk meredakan ketegangan bilateral.

Dari China, PMI Manufaktur NBS resmi China turun menjadi 49,0 pada April 2025 dari 50,5 pada Maret 2025, atau lebih rendah dari konsensus 49,8 dan PMI Non-Manufaktur NBS resmi China merosot ke 50,4 pada April 2025 dari level tertinggi tiga bulan sebesar 50,8 pada Maret, meleset dari ekspektasi pasar sebesar 50,7.

Data itu memperkuat kekhawatiran tentang dampak ekonomi yang lebih luas dari ketegangan perdagangan, terutama karena masih belum jelas apakah Beijing dan Washington secara aktif terlibat dalam negosiasi.

Sejauh ini, otoritas China menahan diri untuk tidak meluncurkan langkah-langkah stimulus yang agresif, sebaliknya memilih pendekatan yang lebih terukur dalam menanggapi dampak tarif.

Foto Pilihan

Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |