Liputan6.com, Jakarta - Madura, sebuah pulau yang terletak di timur laut Jawa Timur, terkenal bukan hanya karena budaya karapan sapinya atau garam tradisionalnya yang mendunia, tetapi juga karena kekayaan kuliner yang otentik dan menggugah selera.
Salah satu kuliner khas yang mulai naik daun dan mendapat tempat di hati para pecinta kuliner adalah Bebek Songkem. Makanan ini memiliki ciri khas yang unik baik dari segi rasa, teknik pengolahan, maupun penyajiannya.
Bebek Songkem adalah sajian bebek yang diolah menggunakan bumbu khas Madura yang kuat, lalu dikukus dalam balutan daun pisang, memberikan aroma alami yang menyatu sempurna dengan gurihnya bumbu dan tekstur daging bebek yang empuk.
Berbeda dari olahan bebek goreng atau bebek bakar yang lebih populer di berbagai daerah, Bebek Songkem menawarkan pengalaman makan yang lebih sehat dan berkarakter karena dimasak tanpa minyak, melainkan melalui proses pengukusan yang mempertahankan keaslian rasa serta menjadikan daging tetap juicy dan penuh dengan rempah.
Secara tradisional, Bebek Songkem berasal dari wilayah Madura bagian selatan, terutama daerah Sampang dan sekitarnya. Kata songkem sendiri berasal dari kata dalam bahasa Madura yang berarti menunduk atau merunduk.
Nama ini tidak hanya sekadar sebutan, tetapi menyiratkan filosofi mendalam yang berhubungan erat dengan budaya lokal. Dalam tradisi Madura, songkem adalah bentuk penghormatan, biasanya dilakukan oleh anak kepada orang tua atau oleh masyarakat kepada pemuka agama.
Dalam konteks kuliner, Bebek Songkem awalnya disajikan sebagai hidangan penghormatan kepada tokoh-tokoh agama seperti kiai atau ustaz pada saat hari besar Islam atau acara keluarga penting.
Posisi bebek yang ditekuk atau dilipat sedemikian rupa hingga terlihat seperti sedang menunduk menjadi simbol penghormatan tersebut. Maka dari itu, Bebek Songkem bukan hanya sekadar makanan lezat, tetapi juga mengandung nilai-nilai kultural dan spiritual yang kental.
Simak Video Pilihan Ini:
Sekolah Alam MTs Pakis, Alternatif untuk Anak-anak di Lereng Gunung Slamet
Hidangan Sederhana
Proses pembuatan Bebek Songkem pun menjadi daya tarik tersendiri. Pertama-tama, bebek pilihan yang biasanya masih muda dan tidak terlalu berlemak dibersihkan terlebih dahulu, lalu dibaluri dengan bumbu rempah khas Madura yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, cabai, kemiri, lengkuas, jahe, kunyit, ketumbar, garam, dan sedikit gula merah.
Semua bumbu tersebut diulek atau diblender hingga halus, lalu dimasukkan dan dilumurkan merata ke seluruh bagian bebek, termasuk bagian dalam perutnya. Setelah bumbu meresap, bebek tersebut dibungkus rapat menggunakan daun pisang yang sudah dipanaskan agar lentur, kemudian dikukus selama beberapa jam.
Proses pengukusan ini bukan hanya membuat daging bebek menjadi sangat empuk dan tidak amis, tetapi juga memungkinkan semua bumbu meresap ke dalam serat daging, menciptakan rasa yang sangat kaya dan menggoda. Daun pisang yang menjadi pembungkus pun memberikan sentuhan aroma alami yang khas, memperkaya cita rasa Bebek Songkem yang tak tertandingi.
Di era modern seperti sekarang, Bebek Songkem mulai mendapatkan perhatian lebih luas, bahkan telah dipasarkan dalam bentuk beku atau siap santap di banyak kota besar di Indonesia.
Beberapa restoran bahkan mulai menyajikan variasi Bebek Songkem dengan tambahan sambal pencit (mangga muda), nasi jagung, atau urap sayuran, menjadikannya hidangan komplet yang tidak hanya nikmat tetapi juga bernutrisi. Meski demikian, rasa autentik Bebek Songkem buatan rumahan di Madura tetap sulit untuk disaingi.
Keaslian rasa dan nuansa budaya yang menyertai setiap gigitan menjadikannya jauh lebih dari sekadar makanan—ia adalah representasi dari kehangatan, penghormatan, dan warisan kuliner yang patut dilestarikan.
Oleh karena itu, mengenalkan Bebek Songkem kepada generasi muda dan wisatawan merupakan langkah penting dalam menjaga identitas kuliner lokal Madura tetap hidup di tengah arus modernisasi yang cepat dan kadang menggerus kekayaan tradisi.
Dengan semua keunikan dan keistimewaannya, Bebek Songkem layak disebut sebagai salah satu ikon kuliner Madura yang mampu bersaing dengan berbagai makanan khas daerah lain di Indonesia. Dalam sepiring Bebek Songkem, tersimpan cerita panjang tentang budaya, sejarah, dan kecintaan masyarakat Madura terhadap warisan nenek moyangnya.
Setiap proses pengolahan yang dilakukan dengan penuh kesabaran dan ketelitian menjadi bukti bahwa makanan bukan hanya untuk mengenyangkan perut, tetapi juga dapat menjadi simbol identitas dan penghargaan terhadap nilai-nilai luhur.
Maka jika suatu hari Anda berkesempatan mengunjungi Madura, jangan lewatkan untuk mencicipi Bebek Songkem—sebuah hidangan sederhana yang sarat makna dan rasa yang sulit dilupakan.
Penulis: Belvana Fasya Saad