Austindo Bidik Produksi CPO Tumbuh 15 Persen pada 2025

4 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) menargetkan pertumbuhan produksi crude palm oil (CPO) sebesar 15 persen pada 2025. Pertumbuhan produksi CPO itu didukung sejumlah faktor.

Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya Nopri Pitoy menuturkan, pertumbuhan produksi CPO akan didorong  antara lain peningkatan produksi TBS dari kebun inti dan diperkuat dengan pembelian TBS dari pihak eksternal, serta proyeksi hasil produksi dari tanaman muda hasil program replanting yang telah dijalankan sejak beberapa tahun lalu.

Nopri Pitoy menuturan, hingga 2024, Perseroan telah melakukan replanting seluas 12.635 hektar dan lebih dari separuhnya sudah menghasilkan.

"Tanaman-tanaman muda ini memiliki potensi yield yang lebih tinggi, yang akan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi. Kami akan terus melanjutkan program replanting di perkebunan Pulau Belitung dan Sumatera Utara I untuk menjaga keberlanjutan produksi,” kata Nopri Pitoy, seperti dikutip dari keterangan resmi, Minggu (16/3/2025).

ANJ juga menyadari pentingnya mitigasi dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrem. Oleh karena itu, perusahaan telah menginisiasi berbagai program, antara lain Integrated Pollination System untuk menjaga produktivitas di tengah cuaca panas, Water Management System untuk memitigasi risiko banjir, Integrated Fire Management System untuk mencegah kebakaran lahan, dan perbaikan struktur dan nutrisi tanah untuk mempercepat pemulihan produktivitas pasca-kekeringan.

"Dengan berbagai strategi dan inisiatif yang telah kami siapkan, kami optimis ANJ akan terus tumbuh dan memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan," ujar Nopri Pitoy.

Sementara itu, seiring penurunan produksi CPO nasional, produksi CPO ANJT juga turun 13,5 persen dari 283.651 metrik ton pada 2023 menjadi 245.395 metrik ton pada 2024.

Penurunan ini terutama dipicu oleh dampak El Nino pada tahun 2023, yang memengaruhi produksi perkebunan ANJ di Pulau Belitung, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan. Selain itu, perkebunan di Sumatera Utara II dan Papua Barat Daya menghadapi tantangan curah hujan tinggi dan banjir.

Promosi 1

Kinerja Keuangan 2024

Terkait kinerja keuangan, Perseroan membukukan laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 87,13 persen menjadi USD 9,64 juta pada 2024 dari periode 2023 sebesar USD 5,15 juta.

Namun, pendapatan Perseroan turun tipis 0,3 persen menjadi USD 236,81 juta pada 2024 dari 2023 sebesar USD 237,56 juta.

Nopri Pitoy mengatakan, peningkatan kinerja keuangan didorong harga jual CPO lebih tinggi dan penurunan harga pupuk untuk tanaman menghasilkan.

Selain itu, ANJ juga mencatatkan efisiensi yang cukup signifikan dari segmen sagu, yang mampu menurunkan biaya pengolahan dari USD 3,1 juta di tahun 2023 menjadi USD 2,1 juta pada tahun 2024.

Sementara itu, bisnis edamame ANJ juga menunjukkan pertumbuhan yang luar biasa dengan meningkatnya pendapatan sebesar 124,1 persen, dari USD 1,9 juta pada 2023 menjadi USD 4,2 juta pada 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan volume penjualan edamame beku sebesar 331,4 persen menjadi 1.569 mt dan peningkatan penjualan edamame segar sebesar 32,1 persen. Selain peningkatan pendapatan kami akan terus berusaha untuk menurunkan biaya produksi edamame.

Tahun lalu ANJ berhasil memperluas pasar ekspor edamame ke India dan Yordania, serta memperkuat pasar domestik melalui merek “Edashi” yang telah menjangkau konsumen di seluruh Indonesia.

"Kami bangga dengan pencapaian kinerja keuangan ANJ di tahun 2024. Di tengah berbagai tantangan, kami mampu menunjukkan ketahanan dan terus tumbuh. Pada tahun 2024, harga Jual Rata-Rata (ASP) CPO meningkat sebesar 12,3%, dari USD 731/mt di tahun 2023 menjadi USD 822/mt. Peningkatan laba bersih dan EBITDA yang signifikan mencerminkan keberhasilan strategi kami dalam mengoptimalkan operasional dan memanfaatkan peluang pasar," ujar Nopri Pitoy.

Austindo Harap Produksi TBS Kembali Membaik pada Semester II 2024

Sebelumnya, PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) mencatatkan penurunan produksi sebesar 9,1 persen pada semester I 2024.

Melansir dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu, 28 Agustus 2024, Austindo Nusantara Jaya produksi 370.650 metrik ton (mt) Tandan Buah Segar (TBS) dari perkebunan inti pada periode semester I-2024. Produksi inti ini lebih rendah 9,1 persen dibandingkan produksi pada periode yang sama tahun lalu sebesar 407.560 mt.

Hasil produksi yang menurun ini menyebabkan produktivitas TBS per hektar area turun dari sebelumnya 9,2 mt per ha, menjadi 8,6 mt per ha.

Terkait penurunan ini, Direktur ANJ Group, Mohammad Fitriansyah menuturkan, produksi pada semester satu 2024 memang menurun. Namun, ia berharap siklus pada semester II produksi TBS kembali membaik.

"Namun ada beberapa tantangan sekarang, terkait cuaca yang masih kemarau berkepanjangan, meskipun terlihat ada kenaikan produksi, tetapi besaran kenaikannya masih belum sesuai harapan,” kata Fitriyansyah dalam acara Press Tour Belitung 2024, Kontribusi Sawit untuk APBN dan Perekonomian, Selasa, 27 Agustus 2024.

Fitriansyah menambahkan, penyebab lain dari menurunnya produksi adalah dari sisi supply buah luar semakin menurun karena adanya pabrik kelapa sawit tanpa kebun. Meskipun begitu, dari sisi harga, Fitriansyah mengungkapkan ANJ Group masih stabil.

“Untuk bicara untung, kita usahakan, tapi kita tetap ikhtiar dan optimis,” pungkas Fitriansyah.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |