Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan analisis kejadian gempa bumi berkekuatan M4.9, dengan kedalaman hiposenter 11 Km di bawah dasar laut barat daya Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat (Jabar) pada 25 Maret 2025, pukul 14.02 WIB.
Menurut Kepalada Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, berdasarkan peta kawasan rawan bencana (KRB) yang dimiliki otoritasnya, daerah terdampak gempa bumi merupakan daerah KRB menengah dan tinggi yang berpotensi diguncang gempa bumi dengan intensitas VIII atau lebih.
"Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena meski lokasi gempa bumi berpusat di laut, namun tidak cukup menimbulkan deformasi yang dapat memicu terjadinya tsunami," jelas Wafid dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Kamis (27/3/2025).
Wafid menyebutkan hingga pukul 15.23 WIB usai kejadian gempa bumi tersebut belum ada laporan kerusakan yang ditimbulkan.
Guncangan gempa bumi pada saat itu dirasakan dengan intensitas III Skala MMI (Modified Mercalli Intensity) di Kabupaten Garut dan Kota Banjar, II-III Tasikmalaya, serta II Skala MMI di Pelabuhan Ratu dan Bandung.
"Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan atau informasi dari petugas BPBD setempat, namun tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, serta jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawan mengenai gempa bumi dan tsunami," ujar Wafid.
Wafid menuturkan bangunan di wilayah selatan Jawa diharapkan dapat mengikuti kaidah bangunan tahan gempa bumi dan tsunami, guna menghindari risiko kerusakan, serta dilengkapi dengan jalur evakuasi.
Selain itu, perlu ditingkatkan upaya pengurangan risiko bencana, melalui upaya mitigasi struktural dan non struktural.
"Gempa bumi ini tidak menimbulkan bahaya ikutan, seperti likuefaksi, rekahan tanah maupun longsoran," jelas Wafid.
Simak Video Pilihan Ini:
Sensasi Ombak Tinggi Pantai Selatan, si Cantik Berbahaya
Kondisi Geologi dan Penyebab Gempa Bumi
Wafid menuturkan lokasi pusat gempa bumi terletak di laut, di sebelah selatan Kabupaten Garut, Tasikmalaya, dan Pangandaran.
Daerah yang terdekat dengan pusat gempa bumi, disusun oleh batuan sedimen dan batuan gunung api berumur Tersier, batuan gunung api berumur Kuarter dan endapan aluvium berumur Holosen.
"Wilayah yang tersusun oleh batuan karbonat Tersier, umumnya telah terlipatkan dan terpatahkan serta mudah longsor pada lereng curam," tutur Wafid.
Morfologi wilayah di sekitar lokasi pusat gempa bumi pada umumnya berupa dataran hingga perbukitan. Catatan Badan Geologi pada 2022, wilayah pesisir selatan Tasikmalaya dan Pangandaran didominasi oleh jenis kelas tanah lunak (kelas E).
Sedangkan wilayah pesisir bagian timur Garut selain tersusun oleh jenis tanah lunak (E), sebagian termasuk jenis tanah sedang (D) dan keras (C).
"Berdasarkan posisi dan kedalamannya, gempa bumi ini termasuk gempa bumi dangkal dengan hiposenter gempa berada pada kedalaman Zona Benioff kurang dari 100 km," sebut Wafid mengutip , Kertapati et al., 2019.
Berdasarkan analisis mekanisme fokal Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gempa bumi ini memiliki mekanisme sesar naik berarah relatif baratlaut-tenggara.
Dengan mekanisme gempa bumi sesar naik, diperkirakan sumber gempa bumi berasal dari aktivitas penunjaman (subduksi) Lempeng Indo-Australia terhadap Lempeng Eurasia.
"Menurut BMKG, episenter gempa bumi berada di perairan selatan Jawa pada koordinat 8,20°LS-107,89°BT, 86 km barat daya Kabupaten Pangandaran. Magnitudo gempa bumi adalah M4.9, dengan kedalaman hiposenter 11 Km di bawah dasar laut," tukas Wafid.
Sementara catatadan dari Badan Geologi Jerman, GFZ, mencatat pusat gempa berada pada koordinat 107.94°BT - 7.86°LS, dengan magnitudo M4.8 dan kedalaman 68 km.
Antisipasi Gempa Bumi
Dilansir Liputan6, Jika Anda berada dalam situasi guncangan akibat gempa, berikut adalah beberapa hal yang harus dilakukan sebelum, sesaat, dan sesudah gempa bumi:
Sebelum Terjadi Gempa:
- Untuk memastikan keamanan tempat tinggal Anda, pastikan bahwa struktur dan letak rumahdapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa, seperti longsor atau likuefaksi. Lakukan evaluasi dan renovasi ulang terhadap struktur bangunan Anda agar terhindar dari bahaya gempa bumi.
- Penting untuk mengenali lingkungan tempat Anda bekerja: perhatikan letak pintu, lift, serta tangga darurat. Ketahui juga di mana tempat paling aman untuk berlindung.
- Mempelajari manfaat P3K dan alat pemadam kebakaran.
- Patikan selalu menyiapkan nomor telepon penting yang dapat dihubungi pada saat terjadi gempa bumi.
- Atur perabotan di rumah Anda agar menempel kuat pada dinding. Hal itu disarankan agar benda tersebut tak mudah jatuh, roboh, bergeser pada saat terjadi gempa bumi.
- Atur benda yang berat sedapat mungkin berada pada bagian bawah. Cek kestabilan benda yang tergantung yang dapat jatuh pada saat gempa terjadi
- Untuk barang yang mudah terbakar, baiknya disimpan pada tempat yang tidak mudah pecah agar terhindar dari kebakaran.
- Selalu mematikan air, gas dan listrik apabila tidak sedang digunakan.
- Pastikan Anda selalu siap dengan alat-alat penting seperti Kotak P3K, senter/lampu baterai, radio, makanan suplemen dan air.
Saat Terjadi Gempa
Saat Terjadi Gempa:
- Ketika Anda merasakan gempa dan sedang berada dalam bangunan, lindungi badan dan kepala Anda dari reruntuhan bangunan dengan bersembunyi di bawah meja, cari tempat yang paling aman dari reruntuhan dan guncangan. Jika memungkinkan, lari ke luar gedung untuk mencari tempat berlindung yang lebih aman.
- Jika berada di luar bangunan atau area terbuka, hindari bangunan yang ada di sekitar Anda seperti gedung, tiang listrik, dan pohon. Perhatikan juga tempat Anda berdiri, hindari apabila terjadi rekahan tanah.
- Jika gempa terjadi ketika Anda sedang mengendarai mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Hindari juga kendaraan Anda jika terjadi pergeseran atau kebakaran.
- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di area pantai, jauhi pantai dan cari medan yang tinggi untuk menghindari bahaya tsunami.
- Jika Anda tinggal di daerah pegunungan, apabila terjadi gempa bumi hindari daerah yang mungkin terjadi longsoran.
Setelah Terjadi Gempa
Setelah Terjadi Gempa:
- Jika gempa terjadi ketika Anda berada di dalam bangunan, keluar dari bangunan tersebut dengan tertib. Tidak disarankan untuk keluar melalui tangga berjalan atau lift, gunakan tangga biasa. Periksa apa ada yang terluka, lakukan P3K, telepon atau mintalah pertolongan apabila terjadi luka parah pada Anda atau orang disekitar Anda.
- Setelah terjadi gempa, segera periksa lingkungan sekitar Anda. Pastikan tidak terjadi kebakaran. Selain itu, disarankan juga untuk memeriksa aliran dan pipa air, untuk menghindari hal-hal yang membahayakan.
- Hindari bangunan yang sudah terkena gempa karena kemungkinan masih terdapat reruntuhan.
- Jangan berjalan di daerah sekitar gempa, guna menghindari bahaya susulan.
- Dengarkan informasi mengenai gempa bumi dari radio untuk mencari informasi apabila terjadi gempa susulan. Jangan mudah terpancing oleh isu atau berita yang tidak diketahui jelas sumbernya.
- Mengisi angket yang diberikan oleh instansi terkait untuk mengetahui seberapa besar kerusakan yang terjadi.
- Jangan panik dan jangan lupa selalu berdoa kepada Tuhan demi keamanan dan keselamatan kita semuanya.