Terasering Sitegong Sukomakmur, Surga Tersembunyi di Kaki Gunung Sumbing Magelang

22 hours ago 8

Liputan6.com, Magelang - Berwisata di alam terbuka, menjadi obat paling mujarab untuk menyembuhkan penat setelah sibuk bekerja di hiruk-pikuknya kota besar. Pilihan keindahan alam di barat Magelang atau tepatnya di lereng Gunung Sumbing, menjadi salah satu tempat yang tepat untuk dikunjungi.

Berada di lereng Gunung Sumbing, bukan hanya sekedar bisa menyaksikan kemegahan gunung berapi berbentuk kerucut dari kakinya saja. Melainkan, bisa sekaligus menikmati ekosistem masyarakatnya yang menjaga dan memanfaatkan kesuburan tanah untuk berkebun sayur dengan metode terasering. Adalah Desa Sukomakmur, di Magelang Jawa Tengah, yang memanfaatkan kearifan semesta ini menjadi objek wisata. Bukan hanya melihat warga yang tengah bertani, tetapi pengunjung juga bisa menikmati dingin dan sejuknya udara di kaki Gunung Sumbing.

Saat tiba di sana, pemandangan sejauh mata memandang adalah kebun sayur yang ditanami warga secara terasering ratusan hektare, dengan latar belakang hutan dan indahnya Gunung Sumbing. "Sepertinya sudah sejak ratusan tahun kalau warga memanfaatkan menanam sayur secara begini, tapi baru 3 tahun belakangan terkenal sebagai objek wisata," ungkap Tanto salah satu warga.

Di tengahnya, ada jalan yang sudah dibeton, berkelok hanya cukup untuk 1 hingga 2 sepeda motor. Jalan kecil ini sebagai akses warga yang hendak mengangkut hasil panen ataupun sekedar lewat untuk berkebun. Akses ini jugalah yang dimanfaatkan pengunjung untuk bisa naik lebih ke atas lagi, hingga ke lereng, untuk sekedar menikmati suasana alam dan berfoto. 

Warga sekitar yang mengelola tempat ini menjadi wisata pun, lebih memanjakan pengunjung dengan spot-spot foto yang ciamik. Seperti pendopo yang memiliki jembatan hingga ke ujung lembahan, sehingga hasil fotonya terlihat luas dari Sumbing, membelah hingga lembahan kebun sayur warga.

Lalu, ada pula menara yang bisa muat hingga maksimal 3 orang, spot foto tersebut bisa menikmati dengan luas tanpa ada penghalang dari atas terasering berlatar Sumbing. Di tengah perkebunan tersebut, terdapat tulisan besar 'Terasering Sitegong Nampan Sukomakmur' yang juga bisa jadi salah satu spot foto. Disarankan, untuk datang lebih pagi, agar masih sepi pengunjung, cuaca masih cerah dan sejuk, dan bisa berlama-lama di berbagai spot sesuka hati.

Tak Kalah dengan Alam Bali

Salah seorang pengunjung asal Korea Selatan, yang menyatakan ketakjubannya dengan pemandangan yang tidak kalah dibandingkan dengan terasering yang ada di Ubud Bali. "Keduanya indah, tapi punya keindahan masing-masing. Di sini, terasering di kaki gunung langsung, ditanaminya sayuran bukan padi, jadi luar biasa indah. Luar biasa, mantap," ujar Kim Sanny.

Memang warga bercocok tanam berbagai macam sayuran. Seperti bawang daun, seledri, seledri, dan sebagainya. Pengunjung diharapkan hanya sekedar menikmati keindahan alam saja, jangan merusak kebun warga, karena perkebunan tersebut menjadi mata pencarian utama mereka.

Akses Hanya Bisa Pakai Roda Dua

Akses menuju ke sana pun menjadi wisata sendiri untuk bisa dinikmati para wisatawan. Sepanjang jalan akan melewati berbagai desa yang berkebun sayur, menyusiri hutan, hingga kehidupan masyarakat desa yang sangat ramah menyapa para pengunjung.

Pilihan untuk menuju tempat tersebut, bisa terlebih dulu menginap di berbagai fasilitas glamping di Kecamatan Kaliangkrik, Magelang. Berada di kaki Gunung Sumbing, menginap di sini Anda bisa melihat matahari terbit yang bersebrangan dengan gunung kerucut setinggi 3.371 Mdpl.

Dari sana hanya sekitar 13 Kilometer atau sekitar 40 menit untuk menuju Dusun Nampan, Desa Sukomakmur, Kecamatan Kajoran. "Paling tepat memang jalan dari pagi, sekitar jam 6.00 pagi, belum begitu ramai pengunjung dan cuaca masih cerah," ungkap Susanto, masyarakat sekitar yang juga pengelola salah satu penginapan di kawasan Kaliangkrik, Magelang.

Dari Kaliangkrik masih bisa diakses dengan roda empat, makanya ada pengelola wisata sekitar yang menyewakan jeep untuk rombongan. Namun, di area pemukiman menuju Sukomakmur, hanya bisa dilalui menggunakan sepeda motor saja. Kondisi jalanan yang curam dengan permukaan yang tidak rata, hanya muat 1 atau 2 sepeda motor secara bergantian, hingga adanya tumpukan pupuk organik milik warga untuk berkebun, yang diletakkan begitu saja di pinggir jalan. "Jadi pilihannya, bisa menumpang ojek dari masyarakat setempat, sewa motor, atau bawa motor sendiri," katanya.

Jika Anda ingin menyewa sepeda motor, biayanya ada di kisaran Rp 200ribu per motor, sementara ojek dari warga sekitar Rp 160ribu. Sementara untuk masuk ke area wisata, tiket masuk hanya dikenakan pada pengunjung dewasa saja, yakni Rp 10 ribu per orang.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |