Kuda Renggong, Tradisi Kuda Menari yang Penuh Pesona

6 hours ago 2

Liputan6.com, Jakarta - Kuda Renggong adalah salah satu warisan budaya yang sangat unik dan menarik dari Tanah Sunda, khususnya berkembang di wilayah Sumedang, Jawa Barat.

Nama Renggong sendiri berasal dari kata ronggeng yang berarti gerakan tubuh yang lincah mengikuti irama musik, dan memang dalam kesenian ini, kuda-kuda yang tampil tampak seperti menari mengikuti irama musik kendang, gong, terompet, dan berbagai alat musik tradisional lainnya.

Kuda-kuda ini tidak hanya berjalan biasa, tetapi telah melalui pelatihan khusus untuk bisa bergerak ritmis, melangkah, menghentakkan kaki, bahkan kadang menggoyangkan badan sesuai ketukan musik khas Kuda Renggong yang sedang dimainkan.

Biasanya, pertunjukan Kuda Renggong digunakan untuk mengiringi perayaan-perayaan besar seperti sunatan (khitanan), peresmian, atau acara adat lainnya. Tidak jarang, arak-arakan Kuda Renggong berubah menjadi tontonan rakyat yang menyedot ribuan warga dari berbagai daerah sekitar, karena keunikan atraksi ini tidak hanya terletak pada kemahiran kudanya, melainkan juga pada kombinasi suasana musik, pakaian adat, hingga semangat masyarakat yang bergembira bersama.

Melatih seekor kuda menjadi kuda renggong bukanlah perkara mudah. Proses pelatihannya memerlukan kesabaran, ketekunan, serta keterampilan khusus dari pawangnya.

Sejak kecil, anak kuda yang dipilih untuk menjadi kuda renggong harus sudah dibiasakan mendengar bunyi-bunyian, mulai dari tepukan tangan, hentakan kaki, hingga suara kendang dan gong. Pelatihan ini bertujuan untuk mengondisikan mental kuda agar tidak mudah takut atau kaget saat tampil di hadapan keramaian yang bising.

Seiring waktu, kuda tersebut diajari untuk mengangkat kakinya lebih tinggi, mengayunkan kepala sesuai irama, bahkan sesekali meloncat kecil di tempat. Tidak sedikit pula yang dihias secara meriah badannya dibalut kain warna-warni, di kepalanya dipasangi mahkota, dan pelana dihias indah, sehingga tampilan kuda menjadi semakin memesona.

Setiap gerakan kuda, dari melangkah hingga berputar, mengisyaratkan sebuah tarian yang memperlihatkan betapa kuatnya hubungan batin antara pawang, kuda, dan musik yang mengiringi.

Budaya Sunda

Musik pengiring Kuda Renggong memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan atmosfer magis selama pertunjukan berlangsung. Biasanya, alat musik utama yang digunakan adalah kendang, gong, kecrek, suling, dan kadang-kadang ditambah dengan organ dangdut atau terompet modern, tergantung pada keinginan penyelenggara.

Irama musik yang dimainkan bervariasi, mulai dari ketukan lambat nan agung hingga hentakan cepat yang membangkitkan semangat penonton. Ada momen-momen tertentu dalam pertunjukan di mana ketukan kendang dipercepat, memicu kuda untuk bergerak lebih enerjik, seolah-olah ikut terbakar oleh semangat musik tersebut.

Kadang-kadang, sang pawang juga mengeluarkan isyarat-isyarat rahasia melalui suara atau gerakan tubuh, mengarahkan kuda untuk melakukan gerakan khusus, seperti meliuk-liuk, berjalan zig-zag, atau mengangkat kedua kaki depan seolah-olah sedang hormat kepada para penonton. Keharmonisan antara musik dan gerakan kuda inilah yang menjadi daya tarik utama dari Kuda Renggong.

Selain sebagai pertunjukan hiburan, Kuda Renggong juga memiliki makna simbolis yang mendalam dalam masyarakat Sunda. Dalam konteks upacara khitanan, misalnya, kuda yang menari dianggap sebagai lambang semangat baru bagi anak lelaki yang telah melewati salah satu tahap penting dalam hidupnya.

Anak yang baru dikhitan biasanya didudukkan di atas punggung kuda renggong, kemudian diarak keliling kampung sebagai tanda perayaan dan permohonan doa agar kelak menjadi pribadi yang kuat, bertanggung jawab, dan berguna bagi keluarga serta masyarakat.

Dalam perjalanan arak-arakan, masyarakat sekitar biasanya ikut bergabung, menari, bernyanyi, atau sekadar menyaksikan dengan antusias, menciptakan suasana kebersamaan yang luar biasa. Tradisi ini, selain mempererat hubungan sosial, juga menjadi sarana pelestarian budaya lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Beberapa komunitas seniman Kuda Renggong berusaha bertahan dengan melakukan inovasi, seperti menggabungkan unsur musik modern, membuat atraksi-atraksi baru, bahkan tampil di festival budaya internasional untuk memperkenalkan keunikan kesenian ini ke dunia luar.

Pemerintah daerah pun tidak tinggal diam; berbagai upaya dilakukan untuk melestarikan Kuda Renggong melalui program pembinaan, pelatihan pawang muda, hingga menetapkannya sebagai warisan budaya tak benda.

Semua usaha ini bertujuan agar semangat Kuda Renggong tetap hidup dan dapat dinikmati oleh generasi-generasi mendatang, tidak hanya sebagai tontonan, melainkan juga sebagai jati diri budaya Sunda yang penuh kreativitas, harmoni, dan keindahan.

Penulis: Belvana Fasya Saad

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |