Didik Kedispilinan, 21 Anggota TNI Terjun Langsung ke SMA di Sukabumi

20 hours ago 8

Liputan6.com, Sukabumi - Di tengah sorotan publik mengenai kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi terhadap siswa bermasalah dengan cara dikirim ke barak militer, siswa SMA Negeri 1 Jampangtengah di Kabupaten Sukabumi ini justru menghadirkan TNI ke sekolah sebagai upaya preventif menangani permasalahan tersebut.  

Ratusan siswa dari kelas XI SMAN 1 Jampangtengah ini mengikuti pelatihan kedisiplinan bersama anggota TNI dari Koramil Jampangtengah. Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari penuh di sekolah yang berlokasi di Desa Cijulang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi

Kepala SMAN 1 Jampangtengah Bahrudin mengatakan, kegiatan ini merupakan kali kedua. Dari hasil evaluasi kegiatan pertama pada tahun lalu, dirasakan manfaat dan keuntungannya. Hal ini membuat pihak sekolah kembali mengadakan kegiatan serupa. 

“Ternyata memang banyak sekali keuntungannya selain juga respon masyarakat positif anak-anak juga senang keuntungannya banyak terutama soal kedisiplinan,” ujar Bahrudin, Rabu (7/5/2025). 

Perubahan lebih baik yang terlihat dari siswanya seperti masuk kelas tepat waktu, cara berpakaian rapi, dan minat gotong royong yang meningkat, membuat pihak sekolah kembali mengadakan kegiatan bersama Koramil Jampangtengah tersebut yang berlangsung selama tiga hari Rabu hingga Jumat (7-9 Mei 2025) diikuti oleh sekitar 240 siswa. 

“Anak-anak yang nakal di manapun ada yang perlu pembinaan tahun yang lalu bahkan yang terlibat obat-obatan pun ada sebetulnya sudah kami tangani setelah kami kerjasama dengan TNI ternyata tahun ini sekarang tidak ada,” jelasnya. 

Bahrudin menuturkan, belum lama ini dia juga diminta untuk mengirimkan data siswa untuk dikirim ke barak militer. Namun, menurutnya belum ada siswa yang tercatat melanggar hukum. Bahkan, perubahan paling signifikan terlihat dari temuan puntung rokok di toilet siswa yang kini semakin berkurang. 

“Bahkan, semalam saya diminta data untuk mengirimkan anak yang mau dikirimkan ke barak saya cari background-nya tidak ada anak yang bermasalah hanya paling nakalnya nakal anak misalnya bolos satu dua hari selain itu tidak ada,” ujarnya.

“Sekarang sudah berkurang sudah bersih artinya sudah tidak ada lagi anak yang merokok di WC itu mungkin manfaat dan keuntungan yang telah kita jalani bersama dengan TNI meningkatkan disiplin anak-anak kita,” sambung dia. 

Bagian dari Kurikulum P5

Selain itu, kata Bahrudin, kegiatan siswa SMA ini merupakan bagian dari pelaksanaan kurikulum P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) dengan tema ‘Pelajar tanggung, bagsa gemilang, disiplin dan tanggungjawab melalui pendidikan bela negara’. 

“Saya inginnya begitu setiap tahun ada ini kan masuk ke dalam kurikulum P5. Apakah nanti ke depan P5 masih ada atau tidak dengan pergantian menteri baru, kalau memang P5 masih ada, tetap kita berjalan,” ungkapnya. 

Dalam kegiatan ini, pihak sekolah juga telah berdiskusi dengan orangtua siswa untuk membantu kebutuhan makanan mereka selama kegiatan agar tepat waktu. Selain itu, pihaknya juga menjamin kesehatan para siswa dengan menyiapkan tim medis dari puskesmas selama 24 jam. 

“Kendala tentu ada, akhirnya disepakati orangtuanya sendiri yang menyiapkan makan untuk anak-anaknya selama 3 hari ini full karena sekolah tidak kuat untuk memfasilitasi itu, MBG (makan bergizi gratis) kan belum ada di kita jadi orangtua yang memang menyiapkan makan mereka,” tuturnya. 

Sementara itu, salah seorang siswa, Zidan mengaku kegiatan ini membuatnya lelah. Di sisi lain, kegiatan yang dimulai dini hari hingga aktivitas di tengah lapang siang hari dirasakan Zidan cukup menyenangkan. 

“Lumayan capek, tapi senang gitu sama teman-teman belajar bareng agar bisa lebih disiplin lagi, kalau di rumah lumayan suka bangun siang di sini bangun jam setengah 4 pagi apel pagi salat subuh bersama, sarapan. Enggak terlalu (masalah), kalau enggak main (hp) menurut Zidan sih enggak,” katanya.

Pengalaman berbeda diungkapkan siswa lainnya, Mada Eliyusti. Dia mengaku baru pertama kali mengikuti kegiatan ini bersama siswa dari kelas lain. 

“Kalau melelahkan itu pasti ada di setiap orangnya tapi kalau misalkan kita memang suka menjalani dengan happy gembira itu bakal malahan jadi salah satu poin utama untuk kita membangun diri menjadi lebih baik,” ujarnya. 

“Yang lainnya bisa aku dapat itu bisa lebih erat dan kenal sama teman-teman yang lain yang awalnya mungkin enggak kenal atau tidak dekat misal menjadi saling dekat kenal dan juga bisa saling berbagi sama-sama,” sambungnya. 

Membangun Ikatan Emosional TNI dengan Siswa

Danramil Jampangtengah, Kapten Inf Budi Hadi Triyadi mengatakan, kegiatan P5 ini telah dilaksanakan sebanyak dua kali di SMAN 1 Jampangtengah. Untuk tahun ini, pelatihan berlangsung selama tiga hari dengan fokus pada pembentukan karakter disiplin dan penguatan wawasan kebangsaan siswa. Ada 21 anggota TNI yang diturunkan langsung dalam kegiatan ini. 

"Yang pertama itu masalah PBB yaitu peraturan baris-berbaris sebagai dasar untuk memberikan rasa disiplin kepada anak-anak kita sehingga mereka mempunyai rasa disiplin yang nantinya akan dijadikan bekal untuk mengikuti pendidikan di tingkat yang lebih tinggi," ujar Kapten Inf. Budi Hadi Triyadi.

Selain pelatihan Peraturan Baris Berbaris (PBB), para siswa juga mendapatkan materi wawasan kebangsaan yang meliputi berbagai kegiatan, termasuk teknik survival. Budi menekankan pentingnya wawasan kebangsaan di era digital saat ini dengan memperkuat cara pandang siswa SMA terhadap bangsa Indonesia, dengan segala perbedaannya yang disatukan dalam Bhineka Tunggal Ika. 

Kemudian pada kemampuan diri untuk dunia kerja, sebab kata dia, para siswa ini nantinya bukan hanya bersaing dengan siswa di Kabupaten Sukabumi, namun juga tenaga kerja asing dengan skill atau kemampuan yang dibutuhkan lapangan pekerjaan. 

"Makanya wawasan kebangsaan itu penting untuk mencintai bangsanya sehingga mereka juga nantinya akan menjadi calon-calon pemimpin bangsa kita kedepannya makanya disiapkan dari awal jangan sampai mereka nanti hanya main TikTok-kan, game online. Bahkan mereka banyak yang terpengaruh dengan budaya dari luar sehingga budaya kita sendiri mereka tidak mengerti," imbuhnya.

Lebih lanjut, dirinya berharap kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa cinta tanah air dan mempersiapkan siswa menjadi calon pemimpin bangsa yang berkualitas. 

Dia juga menyampaikan perubahan signifikan yang dirasakan setelah pelaksanaan kegiatan P5 yang kedua ini, salah satunya hubungan emosional dengan para siswa, sekalipun saat di luar sekolah. 

"Salah satu contoh mereka yang mungkin dulunya biasanya nongkrong tidak masuk sekolah mungkin ketemu Babinsa di jalan mereka kan malu mungkin mereka kalau ada yang nakal-nakal akan merasa malu nanti kalau ketemu dengan bapak-bapak tentara yang melatih saya," ungkapnya.

Sebagai bukti kedekatan emosional, dirinya menceritakan momen haru saat HUT TNI pada 5 Oktober lalu. Kegiatan pelatihan bela negara ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pembentukan karakter siswa SMAN 1 Jampangtengah, menjadikan mereka generasi muda yang disiplin, memiliki wawasan kebangsaan yang kuat, dan cinta tanah air.

"Dan kemarin juga pada 5 Oktober kami upacara di luar, mereka semuanya datang ke Koramil dengan membawa bunga, roti ulang tahun ini kan merupakan hal yang sangat luar biasa tanpa dikondisikan mereka datang sendiri itulah hubungan emosional yang sangat terasa sekali di kami dengan SMA 1 Jampangtengah," tutupnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |