Simak! Kajian Medis Soal Shaum Terhadap Kesehatan Mental

2 days ago 10

Liputan6.com, Bandung - Kesehatan mental adalah kondisi sejahtera yang memungkinkan seseorang mengatasi tekanan hidup. Hal ini berkaitan dengan kondisi emosi, kejiwaan, dan psikis seseorang.

Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin seseorang beradadalam keadaan tenteramdan tenang, sehingga memungkinkan untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain.

Menurut dokter magister hukum kesehatan, dr. Sony Ramdhani MH.Kes, orang yang melaksanakan puasa atau shaum selain menahan makan dan minum serta berhubungan suami istri dari muali terbit fajar hingga terbenam matahari juga mengendalikan diri untuk tidak melakukan perbuatan perbuatan yang tidak bermanfaat, sia-sia dan bodoh yang akan mengurangi nilai shaumnya atau hanya sebatas menahan haus dan lapar saja.

"Tentu ini semua merupakan kemampuan untuk mengendalikan diri (egois, syahwat), menghormati orang lain. Mereka yang shaum, namun tidak melakukan pengendapan makna spiritual shaum, akan kehilangan kesempatan untuk meraih hikmahi shaum itu," ujar Sony dicuplik dari laman PP Persatuan Islam, Senin (24/3/2025).

Sony mengatakan shaum merupakan tempat berlatih orang-orang mukmin. Latihan bertarung mengendalikan hawa nafsunya, berlatih memompa kesabarannya, berlatih mengokohkan sikap amanah, berlatih meningkatkan semangat baja dan kemauan, serta berlatih menjernihkan otak dan akal pikiran.

Shaum akan melahirkan pandangan yang tajam. Sebab, perut yang selalu penuh makanan akan mematikan pikiran, meluberkan hikmah, dan melemahkan anggota badan.

Sehingga Shaum Ramadan dapat memiliki efek positif pada kesehatan mental, termasuk mengurangi stres, depresi,dan kecemasan.

"Puasa juga dapat membantu individuuntuk mengelola emosi dan mengendalikan keinginan negatif," ungkap Sony.

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Rasulullah yang menyatakan bahwa orang beriman yang melaksanakan shaum akan mendapatkan dua kegembiraan atau kebahagiaan yaitu bahagia saat berbuka dan berbahagia saat bertemu dengan Tuhannya.

Kebahagiaan orang yang berpuasa sesuai sabda Nabi SAW;

للصائم فرحتان، فرحة عند فطره، وفرحة عند لقاء ربه

"Orang yang berpuasa akan merasakan dua kebahagiaan, yaitu saat berbuka dan ketika bertemu dengan Tuhannya." (HR Muslim)

"Beberapa penelitian mengenai shaum menunjukan adanya hubungan antara shaum dan kebahagiaan, didapatkan korelasi positif yang signifikan di antara religiusitas, kesehatan, kebahagiaan," sebut Sony.

Sony menuturkan pada peneltian yang dilakukan Mousavi didapatkan ada perbedaan positif yang signifikan antara tingkat kebahagiaan sebelum dan sesudah puasa Ramadan.

Begitu pula peneltian yang dilakukan oleh Abdara dan Leila ditemukan bahwa pada orang yang melakukan shaum Ramadan walaupun dalam kondisi haus dan lapar tetap berinteraksi baik dengan masyarakat, dapat mengendalikan kemarahan, serta meningkatkan spiritualitas.

Dari penelitian tersebut, Sony menuturkan dapat ditarik kesimpulan bahwa makin baik orang melaksanakan Shaum Ramadan makin tinggi tingkat kebahagian yang didapat.

"Sejalan dengan hadis dan hasil penelitian diatas, dalam beberapa penelitian didapatkan berbagai hormon kebahagian dihasilkan oleh tubuh ketika melaksanakan shaum, baik seperti hormon endorphin atau kebahagian dihasilkan tubuh saat beberapa hari pertama shaum,pengaturan hormon cortisol sehingga tetap stabil," jelas Dicky.

Dicky menyebutkan hormon cortisol merupakan hormon yang berhubungan dengan respon tubuh terhadap stress. Serotonin, BDNF pun dengan signifikan meningkat saat shaum.

Jika orang melaksanakan Shaum Ramadan sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasulullah Saw maka akan mendapatkan kebahagian sehingga akan meningkatkan kesehatan mental.

Begitu banyak manfaat dari menjalankan shaum dan tentunya manfaat ini hanya akan diperoleh. Oleh karena itu jika shaum dilaksanakan dengan baik, maka dirasakan hikmah serta manfaatnya.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |