Liputan6.com, Bandung - Salat Idulfitri merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Muslim pada tanggal 1 Syawal sebagai bentuk perayaan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa Ramadan.
Ibadah ini tidak hanya menjadi simbol kemenangan spiritual tetapi juga momen untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama. Para ulama memiliki pandangan yang beragam mengenai hukum pelaksanaan salat Idul Fitri.
Mayoritas ulama, termasuk Imam Malik dan Imam Syafi'i berpendapat bahwa salat ini hukumnya sunnah muakkad yaitu sunnah yang sangat dianjurkan. Hal ini didasarkan pada Rasulullah SAW yang secara konsisten melaksanakan salat Idulfitri dan Iduladha.
Sementara itu, mazhab Hanafi memandang salat Idulfitri sebagai fardhu 'ain yang berarti wajib bagi setiap individu Muslim. Pendapat ini menekankan pentingnya kehadiran setiap Muslim dalam pelaksanaan salat Idulfitri sebagai bagian dari syiar Islam.
Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, makna utama dari salat Idulfitri adalah sebagai sarana untuk mensyukuri nikmat dan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa Ramadan. Ibadah ini juga menjadi momen untuk mempererat hubungan sosial dalam masyarakat.
Dengan demikian, melaksanakan salat Idulfitri tidak hanya memenuhi anjuran agama tetapi juga memperkaya nilai-nilai spiritual dan sosial dalam kehidupan umat Muslim. Oleh karena itu, sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk berpartisipasi dalam salat Idulfitri.
Tata Cara Salat Idulfitri
Mengutip dari Nu Online dalam kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi atau Al-Fiqh al-Manhaji ‘ala Madzhabil Imam asy-Syafi’i (juz I) karya Musthada al-Khin, Musthafa al-Bugha, dan Ali Asy-Asyarbaji berikut ini tata cara salat Idulfitri atau salat Id:
Melafalkan niat
Pelaksanaan salat Id sama seperti salat pada umumnya yaitu diawali dengan membacakan niat. Jika seseorang menjadi makmum maka tinggal menambahkan lafal ma’muman atau ketika menjadi imam tinggal menambah lafal imaaman.
أُصَلِّي سُنَّةً لعِيْدِ اْلفِطْرِ رَكْعَتَيْنِ (مَأْمُوْمًا/إِمَامًا) لِلّٰهِ تَعَــالَى
(Ushalli sunnatan li idil fithri rak’ataini (ma’muman/imaman) lillahi ta’ala)
Artinya: “Aku niat salat sunnah Idul Fitri dua rakaat (menjadi makmum/imam) karena Allah ta’ala”.
Sebagai informasi pelafalan niat bacaan salat mempunyai hukum sunnah namun yang diwajibkan adalah maksud secara sadar dan sengaja dalam batin bahwa seseorang ingin menunaikan salat sunnah Idul Fitri.
Rakaat Pertama
1. Pada rakaat pertama bisa membacakan niat baik sebelum atau di dalam hati bersamaan dengan takbiratul ihram.
2. Takbiratul Ihram
Salat Id sama seperti salat biasa yang juga terdapat takbiratul ihram yang dibaca setelah atau bersamaan dengan membaca niat sebelumnya.
3. Membaca Doa Iftitah
4. Membaca takbir sebanyak 7 kali di Rakaat Pertama
Setelah takbiratul ihram dan membaca doa iftitah kita melanjutkannya dengan membaca takbir sebanyak tujuh kali. Kemudian di sela-sela takbir dianjurkan untuk membaca bacaan berikut:
اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
(Allahu akbar kabiraa walhamdulillahi katsiiraa, wa subhaanaallaahi bukratan wa’ashiilaa).
Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang”.
Atau bisa juga melafalkan bacaan tasbih berikut:
سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ
(Subhanallah walhamdulillah wala ilaaha illallahu wallahu akbar wala haulawala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim)
Artinya: “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah maha besar”.
5. Membaca Al-Fatihah dan surat pendek
Setelah membaca takbir selama tujuh kali rukun selanjutnya adalah dengan membaca Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan bacaan surat pendek seperti salat fardhu atau salat sunnah pada umumnya.
6. Selanjutnya lakukan ruku’ dengan tuma’ninah serta membaca tasbih ruku’.
7. Kemudian I’tidal dengan tuma’ninah serta membacakan doa i’tidal.
8. Setelahnya Sujud dengan tuma’ninah serta membacakan doa i’tidal.
9. Duduk di antara dua sujud serta membaca doa duduk di antara dua sujud.
10. Sujud kedua dengan tuma’ninah serta membaca tasbih 3 kali.
Rakaat Kedua
1. Kemudian setelah rakaat pertama kembali berdiri dan membacakan takbir tambahan 5 kali.
2. Lanjutkan dengan membaca Surat Al-Fatihah dan membaca surat Al-Ghasiyah.
3. Setelahnya lanjutkan salat seperti biasa yaitu melakukan ruku’, sujud, dan seterusnya hingga ditutupi dengan salam.
4. Ketika salat selesai jamaah tidak disarankan untuk buru-buru pulang dan dianjurkan untuk mendengarkan khutbah Idul Fitri terlebih dahulu hingga selesai kecuali jika kegiatan salat Id ditunaikan tidak secara berjamaah.