Jangan Sepelekan Peran Tensioner Motor, Ini Dampaknya Kalau Sudah Lemah

1 day ago 8

Liputan6.com, Jakarta - Banyak pemilik motor rajin untuk mengecek oli, kampas rem, atau tekanan ban, namun lupa bahwa ada satu komponen kecil yang perannya justru lebih sangat penting untuk menentukan kehidupan mesin yaitu tensioner. Meski ukurannya mungil dan letaknya tersembunyi di balik cover mesin, fungsi tensioner sangat vital dalam menjaga ritme kerja jantung mekanis kendaraan.

Ketika komponen ini mulai melemah, gejalanya bisa langsung terasa pada suara mesin yang berubah menjadi kasar, getaran meningkat, hingga performa motor mendadak menurun.

Parahnya, kerusakan tensioner yang dibiarkan dapat memicu kerusakan berantai yang jauh lebih serius.

Tidak sedikit pemilik motor harus merogoh kocek dalam-dalam hanya karena terlambat menyadari bahwa komponen mungil ini mulai bermasalah. Biaya perbaikan bisa melonjak berkali lipat, bahkan berujung turun mesin total.

Dilansir laman resmi Yamaha, memahami apa yang dilakukan tensioner bukanlah hal sepele. Komponen ini mengatur ketegangan rantai keteng agar tetap stabil, sehingga sinkronisasi antara crankshaft dan camshaft berlangsung presisi.

Ketepatan timing tersebut menjadi kunci pembakaran sempurna, respons gas yang mulus, dan keawetan mesin dalam jangka panjang.

Mengabaikan fungsi penting tensioner sama saja dengan membiarkan mesin bekerja tanpa konduktor, yang pada akhirnya bisa membuat performa motor berantakan.

Karena itu, memperhatikan detail kecil seperti tensioner adalah langkah penting untuk menjaga motor tetap dalam kondisi prima dan mencegah Anda terjebak dengan biaya perbaikan yang menyakitkan.

Tensioner Menjaga Harmoni Kerja Rantai Keteng

Tensioner, atau penonjok rantai keteng, bertugas untuk memastikan rantai keteng selalu berada dalam kondisi tegang dan stabil.

Rantai ini menghubungkan putaran poros engkol ke noken as agar klep dapat membuka dan menutup pada waktu yang tepat.

Ketegangan rantai yang ideal memastikan mekanisme mesin bergerak serempak sesuai timing yang ditentukan.

Dampaknya sangat terasa pada pengalaman berkendara. Ketika timing mesin berjalan presisi, pembakaran menjadi efisien dan performa motor terasa lebih hidup.

Selain itu, tensioner juga bekerja sebagai peredam suara, mencegah rantai berisik akibat gesekan atau hentakan berlebih sehingga suara mesin tetap halus dan nyaman didengar.

Suara Aneh, Tanda Awal Tensioner Mulai Lemah

Walau dirancang tahan lama, tensioner tetap memiliki usia pakai. Tanda paling mudah dikenali adalah munculnya suara berisik, nyaring, atau bergetar dari area mesin. Biasanya bunyi ini terdengar jelas sesaat setelah motor dihidupkan atau ketika idle.

Suara tersebut menunjukkan rantai keteng sudah mulai kendur karena tekanan pegas tensioner melemah.

Selain kebisingan, performa motor juga ikut terpengaruh. Akselerasi terasa berat, mesin kurang responsif, bahkan getaran kecil mulai muncul.

Pada tensioner tipe manual, teknisi dapat memeriksa kondisinya dengan menekan batang penonjok, jika terasa terlalu ringan atau amblas, artinya komponen tersebut sudah wajib diganti.

Abaikan Tensioner = Risiko Klep dan Piston Bertabrakan

Meremehkan bunyi berisik dari tensioner dapat berakhir fatal. Rantai keteng yang kendur berpotensi melompat dari gigi noken as. Lonjakan satu atau dua mata saja sudah cukup membuat timing mesin kacau total.

Pembakaran menjadi tidak sinkron, tenaga motor hilang, dan mesin bisa mati tiba-tiba saat dikendarai.

Kerusakan terburuk adalah tabrakan antara piston yang sedang naik dengan klep yang belum menutup sempurna. Benturan ini dapat merusak klep, membengkokkan noken as, hingga membuat piston retak.

Pada kondisi seperti ini, turun mesin total adalah satu-satunya pilihan dan biayanya tentu tidak murah. Karena itu, mengecek tensioner secara rutin adalah langkah paling bijak untuk menghindari kerusakan serius.

Read Entire Article
Saham | Regional | Otomotif |